Lika-liku Tim CS:GO Female Indonesia Jelang IESF Bali

Billy Rifki
22/11/2022 17:00 WIB
Lika-liku Tim CS:GO Female Indonesia Jelang IESF Bali
esports.id interview

Dari enam kategori game yang dipertandingkan pada IESF Bali 14th World Esports Championship, ada satu nomor yang cukup unik yakni CS:GO Female. Nomor khusus ini kali pertama di gelar di ajang IESF.

Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah sudah menyiapkan wakil potensial untuk dikirim ke Bali. Beberapa pemain saat ini sedang menempa chemistry di seleksi nasional yang diselenggarakan PBESI. Esports.ID bertemu beberapa pemain CS:GO Female dan melakukan sedikit bincang-bincang.

Salah satunya adalah Daltha yang sudah dua tahun berkecimpung di dunia esports. Daltha sendiri merupakan mantan tim ARF Starlight Valorant dan kini kembali bermain CS:GO demi IESF.

"Kalau dari aku sih seneng banget yah soalnya ini kesempatan besar juga buat mewakili Indonesia kan. Aku di bidang esports kurang lebih dua tahunan, bisa berkesempatan mewakili Indonesia dan membanggakan Indonesia di kancah internasional. Apalagi awalnya dari awal aku terjun di esports banyak yang meragukan, ngapain sih main game gini-gini-gini, nah di sini bener-bener kesempatan aku buat ngebuktiin ke orang-orang kalau esports ngga sesepele itu. Aku bisa buktiin ke mereka dan keluarga juga," ujar Daltha.

Ia menceritakan kalau keluarganya bangga sekaligus kaget kalau anaknya bisa terpilih jadi wakil Indonesia di IESF Bali. Mungkin yang kaget bukan keluarga Daltha saja, tapi juga komunitas esports tanah air yang mengira skena esports CS:GO Indonesia sudah padam, apalagi ranah kompetitif ladiesnya.

Daltha dan teman-temannya di pelatnas sejatinya fokus di Valorant namun transisi kembali ke CS:GO untuk IESF. ia tak menampik banyak hal-hal yang perlu diasah ulang karena kesulitan dengan gameplay CS:GO.

"Kalau itu bukan aku doang, semua temen-temen aku. Bukan hanya kaya transisi, kaya dari cara aim beda, kesulitan aku pribadi aku kan IGL, itu susah banget kaya cara baca musuhnya beda banget dari Valorant ke CS:GO. Transisinya aku struggle gitu loh. Untuk masalah aim, utility itu cuma muscle memory kan, yang nge-pressure aku sendiri cuma call aku doang, strategi aku doang. Kalau misalnya gagal, jadinya kepikiran "wah gimana ini yah, perasaan waktu di Valorant gue IGL ngga gini-gini amat". Terus sekarang-sekarang jadi nge-call itu salah, nge-call ini salah jadi langsung pusing, temanku juga ada yang kena mental," tambahnya.

Untungnya, setelah menjalani seleknas dipandu oleh coach Cut dan Bali yang juga menukangi CS:GO pria, permainan Daltha dan kawan-kawan sudah semakin matang.

Ia optimis CS:GO female bisa jadi juara meskipun jumpa lawan tangguh di match perdana yakni Polandia. "Dari kita sejujurnya harus optimis mau ngga mau yah, cuma kalau dilihat dari mata telanjang gitu mereka sudah persiapan kurang lebih satu tahun dari yang aku lihat yah. Karena memang dari Argentina sama Polandia itu masih main, masih aktif dan masih ada turnamen dan demonya. Cuma kalau misalnya kita grinding hard, soalnya coach Bali kan bener-bener tiap hari latihan, kita pasti bisa ngejar sih. Karena kita juga kan ngga dari nol banget, kita sudah tahu caranya, tahu mekaniknya, tinggal diasah lagi ibaratnya pisau yang tumpul diasah lagi juga nanti tajam lagi. InsyaAllah, kita kasih yang terbaik aja," tutup Daltha.

Semangat terus tim CS:GO ladies Indonesia, semoga sukses dapat emas di IESF Bali nanti!