Usai Kalahkan EG, OG Makin Pede Bisa Juara TI Lagi

Billy Rifki
23/08/2019 09:53 WIB
Usai Kalahkan EG, OG Makin Pede Bisa Juara TI Lagi
twitter, youtube

Salah satu laga yang paling dinanti kemarin (22/8) adalah tanding ulang antara OG versus EG. Kedua tim sarat dengan konflik panas, utamanya yang terpancar dari support masing-masing tim, Notail dan Fly.

Kedua sahabat yang kini berpisah itu terlibat perseteruan sengit sejak TI tahun lalu, yang mana OG keluar sebagai juaranya. Semalam, mereka bertemu kembali namun EG masih belum bisa menghentikan laju sang juara bertahan.


Match Review

Game pertama berjalan dalam genggaman EG. Utamanya karena rotasi dari Cr1t dan superioritas laning Sumail sukses menghambat progress hero dari OG. Pemilihan Phantom Assassin dari OG sedikit dipertanyakan karena tampil tanpa bantuan hero buff seperti Ogre Magi atau Magnus yang bisa mempercepat laju farm-nya.

Terbukti, Ana tak mampu menyaingi farm Terrorblade Arteezy. Terlebih lagi, Topson juga keteteran di mid usai terciduk berkali-kali. OG tak mampu membalikan keadaaan meski upaya smoke YOLO mereka kerahkan. EG jauh lebih kuat secara ekonomi, maupun hero. Satu poin untuk EG!

Game kedua, OG mulai memegang kendali. Kali ini duet Topson dan JerAx sukses mengobrak-abrik kawasan milik EG. Arteezy bahkan terpukul mundur dari wilayah farmnya karena Topson dan JerAx sangat leluasa bermanuver di sana. Keadaan sempat terkejar oleh pasukan bleedblue, ketika Arteezy dengan Terrorblade-nya sekali lagi menunjukkan penampilan yang baik meski sempat terganggu di early game.

Untungnya, OG punya draft lebih baik. Kali ini, Ana meng-counter Terrorblade dengan Faceless Void. Andalkan skill ultimate, Chronosphere, memberikan disable yang cukup sebelum Terrorblade punya kesempatan melawan balik. OG menyamakan kedudukan 1-1.

Laga ketiga menentukan siapa yang terjun ke lower bracket. EG memastikan mereka memiliki carry yang tepat untuk late game, sekaligus menangkal kelincahan Invoker Topson dengan memilih Anti-Mage.

OG dengan pintar memilih hero yang kuat di early game seperti Juggernaut dan Sand King untuk melawan farm dari Anti-Mage. Hasilnya, Arteezy tak mampu membeli Battlefury bahkan di menit ke-20. Hitungan seorang carry, di luar waktu tersebut terbilang telat. Bahkan, ketika OG menghancurkan barak EG, Arteezy sama sekali tak peduli untuk bertahan dan terus melakukan farm. Sayang usahanya sudah terlambat, OG terlalu di atas angin dan mereka masih di atas EG.

Kemenangan ini memastikan OG finis di tiga besar. Selangkah lagi mereka bisa mewujudkan asa sebagai tim pertama yang memenangkan TI dua kali. Namun mereka harus melalui PSG.LGD di final upper bracket.

Mampukah OG mencapai final TI9, atau bahkan mengukir sejarah baru?