Tak Berkutik, SKT dan SSG Tumbang di KeSPA Cup

Rendy Lim
02/12/2017 23:59 WIB
Tak Berkutik, SKT dan SSG Tumbang di KeSPA Cup
Google Images

League of Legends KeSpa Cup 2017 menjadi turnamen pertama yang diikuti oleh para tim-tim LCK setelah masa penentuan roster 2018 usai. Turnamen pre-season ini juga menjadi ajang percobaan untuk melihat tim LCK manakah sebagai kandidat tim terkuat Korea di musim persaingan tahun depan.

Babak semifinal KeSPA Cup 2017 hadirkan 4 tim terkuat LCK, yakni SK Telecom T1, Longzhu Gaming, kt Rolster, dan Samsung Galaxy Gaming. SKT harus berjibaku melawan Longzhu, sedangkan SSG ditantang oleh kt Rolster.

Roster Baru SKT Belum Mampu Berikan Performa Maksimal

Pertandingan SKT melawan Longzhu sangat menarik perhatian dengan adanya mantan jungle SKT dahulu, Peanut, yang kini bermain dengan seragam tim Longzhu Gaming pada match ini. Effort yang sebelumnya masih menghuni bangku trainee SKT sekarang bercokol di core team dan menggantikan posisi Peanut di SKT.

Selain Effort, Uttaran juga menjadi top laner baru di SKT yang dahulu ditempatkan oleh Huni. Alasan Huni digantikan adalah ketika evaluasi tim yang dilakukan oleh SKT pasca Worlds 2017, sisi top laner dituding sebagai salah satu penyebab kekalahan.

Namun kedua player anyar ini masih belum bisa beradaptasi dengan gaya permainan SKT. Terbukti dengan kekalahan telak SKT terhadap Longzhu di babak semifinal dengan skor 2-0. Effort dan Uttaran tampak masih menjadi ‘beban’ bagi member tim lainnya, terlihat dari seringnya mereka terciduk oleh Longzhu serta belum dapat berandil besar saat team fight.

Berbeda dengan Longzhu Gaming, dimana masuknya Peanut menjadi jungle lebih memberikan dampak perubahan yang sangat besar dalam keseluruhan gaya permainan. Dengan  bercirikan heavy kill style, Peanut dapat selaras dan menyatu secara apik bersama pemain lainnya di Longzhu. Didukung kombinasi tiga mantan pemain ROX Tigers, yakni Peanut, Pray, dan Gorilla, yang juga berperan dominan dalam match ini. Terbukti dengan beberapa kill yang terjadi pada bottom lane berkat kombinasi Peanut-PrillA.

Tuah 'Janji' Tampil Habis-habisan, kt Rolster Mampu Lumatkan SSG

Season Korea Regional Final menjadi pertemuan terakhir kedua tim ini, sampai akhirnya kini dihadapkan kembali pada babak semifinal KeSPA Cup 2017. Kemenangan 3-0 yang didapatkan oleh SSG pada pertemuan sebelumnya, kali ini berhasil dibalaskan oleh kt Rolster dengan skor 2-1. Saat dikabarkan akan bertemu dengan SSG pada babak semifinal, top laner kt Rolster Song ‘Smeb’ Kyung-ho menegaskan bahwa mereka berjanji untuk tampil habis-habisan hingga titik darah terakhir demi kalahkan juara Worlds 2017 tersebut.

Match pertama di babak semifinal antara SSG dan kt Rolster dimenangkan secara mulus dengan skor 12-0 oleh kt Rolster. Gaya permainan yang sangat agresif dari kedua tim terlihat sepanjang pertandingan. Permainan super-agresif kembali ditunjukkan oleh kt Rolster di match kedua, namun sayangnya SSG berhasil membalikkan strategi kt Rolster dalam push, dan memenangkan match kedua dengan skor 4-11.

Belajar dari kesalahan match kedua, pada match berikutnya kt Rolster bermain sedikit lebih rapi dan sabar serta cermat. Hal yang paling terlihat adalah selalu adanya back up yang cepat datang dari anggota tim ketika melakukan ganking. Rotation player yang cepat di setiap lane untuk membantu push tower ataupun ganking akhirnya mampu membawa kt Rolster memenangkan match ketiga pada menit ke-37, dengan bantuan Baron buff dan menutupnya di skor akhir 14-5.

Baik kt Rolster maupun Samsung Galaxy Gaming, keduanya sama-sama mempertahankan roster inti mereka di 2017 untuk musim tahun depan. Namun kt Rolster menegaskan alasan mereka untuk mempertahankan roster tersebut adalah karena sudah mulai menemukan sinergi dalam bermain sebagai tim. Sehingga mereka pun optimis dapat menunjukkan performa terbaik pada Season 2018.

Bagaimana pendapat sobat eSports.id dengan tumbangnya SK Telecom T1 dan Samsung Galaxy Gaming, dua tim yang memuncaki Worlds 2017 ini? Apakah kedua tim legendaris tersebut hanya butuh istirahat dan penyesuaian roster yang lebih lama? Ataukah saatnya bagi tim kuat pesaing lainnya untuk menggulingkan dominasi mereka di panggung LoL?