Akhir Masa Kontrak di SKT, Faker Berlabuh ke Tim Mana?

Rendy Lim
08/11/2018 14:48 WIB
Akhir Masa Kontrak di SKT, Faker Berlabuh ke Tim Mana?
League of Legends

Lee 'Faker' Sang-hyeok, nama yang sangat iconic di scene kompetitif League of Legends. Bermain di tim SK Telecom T1, Faker menjadi satu-satunya pemain mampu mengangkat trofi juara LoL World Championship tiga kali selama bermain di SKT

Namun dengan masa kontraknya bersama SKT yang segera berakhir di tanggal 10 November mendatang, Faker akan berstatus 'free agent'. Artinya, jika dia memutuskan untuk tidak ingin memperkuat SKT kembali, maka Faker bisa saja berlabuh ke tim LoL lain, atau menyeberang ke region tetangga. ESPN memberikan beberapa kemungkinan destinasi Faker, berikut alasannya. Yuk, kita simak satu per satu!

SK Telecom T1

Sulit untuk bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan SKT bila tanpa Faker, begitu juga sebaliknya, Faker sendiri sudah menjadi ikon penting dari SKT, yang hampir pula identik dengan kepopuleran Faker. Dalam hal strategi, SKT tahu betul cara untuk menang, termasuk ketika merekrut free agents memperkuat tim dan cukup berhasil memperbaiki jatuhnya tim ini paska kekalahan di Worlds 2017 silam. Apakah loyalitas Faker terhadap SKT akan membuatnya tetap bertahan di tim ini?

Sayangnya, ada pula anggapan bahwa SKT tidak pantas untuk memiliki Faker. Mengapa? Karena mereka 'memaksa' Faker untuk bermain dengan tim yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata dan ini membuat Faker cukup frustasi dalam upayanya membawa kemenangan bagi tim. Mampu bawa SKT empat kali ke final Worlds, dengan torehan tiga trofi juara, Faker tidak berutang apa-apa lagi dengan tim ini, sehingga pantas rasanya mendapatkan rumah baru yang memberikannya keluasan untuk menunjukkan performa maksimal.

Gen.G

Apakah Gen.G menjadi tempat yang sempurna bagi Faker? Mungkin saja, karena tidak hanya Faker masih bisa dekat dengan rumahnya, namun dia juga bakal didukung oleh perusahaan Silicon Valley. Gen.G juga mampu memberikan Faker gaji yang bagus serta kepopuleran di Amerika. Kolaborasi dengan Ambition, Ruler, CuVee tampak menjadi ide yang menarik untuk membalaskan dendam kekalahan Korea tahun ini di Worlds

SayangnyaFaker tidak benar-benar membutuhkan Gen.G, terlebih di tim sudah membuatnya 'nangis' di Worlds tahun lalu, bahkan sampai depresi berat sepanjang tahun. Setelah kekalahan menyakitkan tersebut dan gagal berpartisipasi di Worlds tahun ini (juga dikalahkan Gen.G), apakah menurutmu Faker masih ingin bermain di Gen.G? Seharusnya sih tidak, karena Faker pasti memilih sisi berbeda untuk bisa kalahkan Gen.G!

Team Liquid

Uang yang dimiliki oleh Team Liquid tentu akan sangat menggoda. Michael Jordan yang baru saja menaruh investasi di tim ini membuat mereka semakin 'gemuk'. Tentunya, jika Faker ingin selalu dapat bermain di Worlds hingga pensiun, pilihan bertanding di NA LCS dengan kompetisi tidak seketat LCK

Sayangnya, permasalahan bahasa bisa menggangu kiprah Faker di Team Liquid dan butuh waktu lagi untuk beradaptasi dari awal. Meskipun di atas kertas ide ini tampak menjanjikan, namun jika hal ini benar-benar terjadi, masih perlu waktu setidaknya satu tahun bila mereka ingin mengangkat Summoners Cup

100 Thieves

100 Thieves merupakan organisasi esports yang bisa kita katakan saat ini perkembangannya sangatlah pesat. Mendapatkan suntikan dana dari Drake, organisasi ini tumbuh sejajar dengan organisasi esports raksasa lainnya. Bersama dengan Kim "Ssumday" Chan-ho dan Faker, tentu 100 Thieves miliki kans besar untuk selalu bermain di Worlds. Ide yang menarik kah? 

Sayangnya, masuknya Faker ke 100 Thieves mungkin hanya akan dimanfaatkan oleh Drake sebagai ajang promo dirinya, dan kemungkinan melakukan beragam kolaborasi yang aneh. Jika memang Faker ingin masuk ke 100 Thieves, lebih baik dirinya pensiun sebagai pro player dan fokus untuk industri hiburan bareng Drake

Edward Gaming

Lee "Scout" Ye-chan yang pada tahun 2016 silam 'kabur' ke Edward Gaming untuk menghilang dari bayangan Faker, tentu akan sangat ironis jika kemudian Faker nanti datang untuk menggantikannya di EDG. Namun hal tersebut bukan ide yang terlalu buruk jika EDG ingin berkembang lagi. EDG memang bukan tim yang sangat buruk, namun juga tidak dipungkiri bahwa perkembangan midlaner diperlukan oleh mereka, di mana selama ini fokus kekuatan dari EDG berada di bot lane. Siapa tahu kehadiran Faker bisa mengubah hal tersebut? 

Sayangnya, meski Scout sering dikatakan tidak konsisten dengan performanya di midlane, namun hal tersebut cukup untuk membawa EDG ke panggung Worlds, hal yang belum tentu bisa dilakukan oleh Faker bila nanti jadi gabung ke EDG. Bagaimana pendapatmu? 

KT Rolster

Kamu tentu melihat bagaimana aksi Score dan Faker berkolaborasi dalam Asian Games 2018 kemarin? Kalah sih, tapi kedua pemain ini menunjukkan sinergi permainan yang cukup baik dibandingkan dengan partner Faker sebelumnya di SKT.

Sayangnya, akan terasa sangat aneh jika tiba-tiba Faker berada di bawah tim KT. Selain persaingan antar SKT dan KT dalam segi bisnis, KT saat ini memiliki komposisi tim yang cukup baik. Pemain-pemain dari KT Rolster menunjukkan perkembangan positif dan tampaknya tidak ada keinginan untuk merekrut Faker atau gantikan posisi pemain lamanya. 

Astralis

EU LCS merupakan region baru dalam franchise League of Legends, dan Astralis adalah salah satu tim di region tersebut yang memiliki prestasi dari divisi CS:GO. Masuknya Faker ke tim Astralis, ataupun tim lain di kawasan ini akan memberikan kehebohan besar, serta bermodalkan personality Faker pastinya akan sangat membantu promo region ini agar lebih dikenal ke depannya.

Sayangnya, region Eropa sepertinya tidak terlalu membutuhkan kehadiran Faker karena mereka cukup mampu untuk memproduksi sendiri pemain-pemain kelas kakap. Mulai dari G2 Esports' Martin "Wunder" Hansen dan Fnatic's jungle/mid duo Mads "Broxah" Brock-Pedersen serta Rasmus "Caps" Winther. Tentunya akan lebih cocok bagi Astralis dan tim Eropa lainnya untuk membentuk pro player mereka sendiri dibanding hanya bergantung pada Faker untuk memajukan tim mereka.

Bagaimana pendapat Sobat Esports? Faker lebih cocok bermain di tim mana menurutmu?