EVOS Gagal Playoffs Cuma Kutukan M-Series yang Tertunda

Billy Rifki
04/10/2022 16:00 WIB
EVOS Gagal Playoffs Cuma Kutukan M-Series yang Tertunda
instagram

Momen paling mengejutkan di MPL Season 10 salah satunya adalah kegagalan EVOS Legends menembus playoffs. Sempat jadi juara paruh musim, pasukan muda EVOS berlabel "New Era" malah tersungkur di peringkat tujuh klasemen akhir.

Momentum manis menaikan Sutsujin dan DreamS dari MDL cuma sekejap saja. Usai euforia kalahkan RRQ Hoshi di El Clasico jilid pertama, pasukan Macan langsung lose streak 7 kali dari 8 pertandingan. Total empat pekan EVOS Legends tak merasakan kemenangan sampai akhirnya mereka telat menyadari kalau selisih poin dengan pesaing bawah sangat tipis.

Untuk MPL Indonesia, ini jadi sejarah pertama tim besar berstatus juara M Series gagal ke playoffs. di MPL lain utamanya Filipina, para mantan juara M World sudah pernah merasakan kutukan tersebut.

Bren juara M2 dan Blacklist International kampiun M3 langsung merosot setelah jadi juara turnamen terelit MLBB. Salah satu sebabnya karena pilar utama mereka banyak yang hengkang atau hilang motivasi.

EVOS untungnya tak langsung ditinggal para pemain pasca juara. Oura dan Donkey jadi yang paling fokus rehat sementara Rekt, Wann dan Luminaire masih tampil, beberapa sampai MPL Season 9. Rekt dan Luminaire bahkan berkontribusi membawa EVOS juara MPL Season 7.

Di season 10, para legenda trio strong terakhir memutuskan pisah jalan. Bersamaan dengan problem internal yang membuat Antimage enggan main di MPL S10. EVOS juga menurunkan Ferxic ke MDL, walau sang jungler muda berjasa jadi ujung tombak keganasan EVOS di season 7.

Alhasil, tinggal Clover senior yang tersisa. Ia harus membimbing para player muda yang kurang jam terbang untuk bersaing di musim terkeras MPL sejauh ini. Sutsujin yang sempat dielu-elukan mulai terbaca permainannya. Gameplay kelewat disiplin jadi celah bagi tim lawan untuk main agresif saat jumpa EVOS.

Pendragon juga masih angin-anginan, beberapa kekalahan terlihat masuk menyerang mentalnya walau management EVOS sudah terapkan larangan main sosial media supaya player tak terpengaruh hujatan netizen.

Tazz yang juga dinantikan kiprahnya tak bersinar sesuai harapan. Entah karena ia digeser jadi midlane bukannya jungler atau karena ia kaget beradaptasi dengan perang mental di MPL.

Swaylow dari Rebellion pernah berkata dalam sesi interview media, pemain muda EVOS punya beban besar karena membela tim dengan nama dan fan base besar.

Tuntutan menang jauh lebih besar di pundak mereka dan tuntutan juga datang dari banyak pihak. Hasilnya, wajar kalau dari gameplay terlihat banyak keraguan, miskordinasi dan potensi yang gagal merekah.

Tak ada sosok yang bisa membimbing para pemain EVOS, tak ada player yang bisa diandalkan untuk memberi solusi di saat-saat genting. Para player mungkin masih belum percaya satu sama lain dan berharap sosok Clover jadi satu-satunya tukang gendong sepanjang musim.

Misi sejarah baru yang EVOS ingin ukir tentunya bukan kegagalan ini. Sayangnya, kenyataan harus diterima dan butuh persiapan lebih matang di musim depan agar memori kali ini bisa segera dilupakan.