Ini Dampak Buruk Kalo Kepedean di Kompetisi Esports

Billy Rifki
03/02/2021 15:56 WIB
Ini Dampak Buruk Kalo Kepedean di Kompetisi Esports
Esports.ID

Confidence atau percaya diri adalah sikap yang harus dimiliki setiap orang, terlebih para gamer yang berkarir menjadi atlet esports. Percaya diri membuat seseorang merasa yakin dengan kemampuan dirinya sehingga mampu menjalankan rencana dari persiapan yang sudah dirancang sebelum detik permainan dimulai.

Namun, percaya diri belebihan atau "kepedean" bisa berdampak buruk loh. Dalam ilmu psikologi, overconfidence didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk memperkirakan terlalu tinggi terhadap pengetahuan, kemampuan dan ketetapan informasi yang mereka ketahui (Bhandari & Denves, 2006).

CONTOH OVERCONFIDENCE

Bahkan, banyak contoh nyata atlet dan tim esports yang menyesal karena sikap percaya berlebihan sampai menjurus jumawa. Contohnya, dalam konten video terbaru RRQ Hoshi pasca perjuangan mereka di M2, wakil Indopride tersebut harus kalah di upper bracket playoffs oleh tim kuda hitam, Burmese Ghouls.

Usai pertandingan, tim berdiskusi mengenai kekalahan tersebut dan Lemon mengatakan kalau mereka terlalu abai dengan kemampuan Burmese Ghouls. Jamesss selaku pelatih yang baru saja mundur dari jabatannya di RRQ Hoshi mengatakan kalau mereka sengaja melepas salah satu andalan draft dari BG yakni Diggie. James yakin anak-anaknya mampu mengatasi Diggie padahal kenyataannya meta tersebut terlalu kuat ketika dimainkan oleh Burmese Ghouls.

"Menurut gua kita tuh jadi kaya terlalu PD di draft gitu loh. Padahal kita dari awal sudah tahu Diggie nyusahin," ucap Lemon kepada teman-temannya pasca kekalahan RRQ Hoshi kontra BG. James juga mengakui kalau Diggie berpengaruh sangat besar pada gameplay Burmese Ghouls. Ia tak menyangka hero tersebut bisa membuat draft dan strategi yang sangat kuat.

Sebenarnya RRQ punya kesempatan untuk menghindari taktik pamungkas BG, namun mereka sengaja melepasnya di dua game pertama yang berujung kekalahan RRQ. Sang Raja memang berhasil menyamakan kedudukan menjadi dua sama usai pertandingan tiga dan empat RRQ enggan melepas Diggie, sayangnya, keputusan tersebut terlambat karena poin terakhir dimenangkan oleh tim Myanmar.

Satu contohnya lagi yang paling krusial adalah final The International 2018 antara OG melawan PSG.LGD. OG yang diremehkan sepanjang turnamen karena datang dengan kekuatan seadanya, mencomot pemain antar berantah Topson, ditinggal kapten, sahabat sekaligus salah satu pendiri tim, OG masih mampu masuk ke final meski tak diunggulakan.

Sang lawan malah diyakini bakal menang tanpa perlawanan karena performa konsisten dari awal hingga ujung turnamen. Dalam konten True Sight, terlihat bagaimana PSG.LGD selalu memandang remeh tindakan tim OG ketika kedua tim berhadapan di stage. Gestur-gestur disrespect yang ditujukan pada Notail dan kawan-kawan ternyata tak membuat mereka makin fokus malah terlena dengan arogansi.

Sementara di kubu OG, hampir tiap pemain lebih memilih fokus pada persiapan mereka ketimbang meluangkan waktu memperhatikan taunting musuh. Terlihat jelas kalau OG memiliki konsentrasi dan fokus yang lebih baik di match ini, pun dengan kepercayaan diri kalau mereka bisa menang melawan siapapun kalau bermain serius dan bekerjasama.

MASIH PEMAIN PUBLIC BIASA SUDAH OVERCONFIDENCE

Overconfidence tak cuma menghinggapi tim dan player profesional. Kadang, pemain public pun sudah angkuh padahal cuma main di ranked match. Di Mobile Legends, terkenal aksi recall-recall sebagai gimik untuk mengejek  atau memancing emosi lawan dan menyerang.

Aksi ini mungkin berhasil di beberapa momen untuk mengelabui lawan, namun bila kalian terlalu banyak gaya ketimbang fokus melakukan permainan terbaik, recall-recall tidak di depan musuh tidak ada gunanya apalagi kalau kalian malah terbunuh setelah melakukan recall-recall.

Yang tidak kalian ketahui, para pro player melakukan recall selalu dengan tujuan strategis. Misalnya, menarik perhatian lawan ke tempat ambush di mana rekan kalian sudah menunggu, atau dengan sengaja mengorbankan diri agar jurus penting musuh keluar sehingga core kalian bisa masuk dengan aman. Inilah yang membedakan overconfidence dengan strategic thinking.

Kepercayaan diri adalah aspek penting yang harus dimiliki pro player dan gamer yang punya mimpi jadi profesional. Motivasi untuk jadi yang terbaik dari semua pemain diiringi dengan respect terhadap kemapuan lawan adalah cara mengendalikan percaya diri tidak jadi bumerang.

Pemain yang terlalu percaya diri akan lebih sulit bangkit dan me-reset mental saat menerima kekalahan. Kepercayaan dirinya bakal tertutup rasa malu dan kesulitan untuk fokus karena pikirannya selalu teralih untuk memikirkan gimik dan selebrasi padahal pertandingan belum usai.

Apakah Sobat Esports sering merasa kepedean ketika unggul main game lalu berujung kekalahan?