Dua Negara Paling Berbahaya untuk Timnas Tekken 7 di IESF Bali

Billy Rifki
29/11/2022 17:03 WIB
Dua Negara Paling Berbahaya untuk Timnas Tekken 7 di IESF Bali
esports.id interview

Nomor Tekken 7 di IESF Bali ke-14 mungkin bukan cabang unggulan dari Indonesia. Namun, perwakilan fighting games tanah air tetap berpartisipasi dengan mengirimkan kandidat terbaiknya yakni, Muhammad Adrian Jusuf alias Meat.

Meat bukan cuma aktif berkompetisi di tanah air, tapi juga pernah membela tim luar negeri yakni Flash Vision dari Malaysia. Beberapa prestasinya antara lain juara 1 di ajang South East Asia Major 2016 : Tekken 7 Fated Retribution, juara 1 Flash Vision Cup : Tanukana Invitational Tournament 2017 dan peringkat pertama Kitamen Legends Tournament : Tekken 7 FR.

Meat terplih setelah melalui rangkaian pelatnas di kantor PBESI yang dikomandoi sang manajer timnas Tekken, Bram Arman. Bram menilai jadi tuan rumah memberikan keuntungan tersendiri bagi timnas Tekken karena bisa menghindari masuk grup neraka melawan Jepang atau Korea dan langsung ada di top 8.

"Jujur kita sudah dapat advantage karena memang kita langsung masuk ke playoffs, 8 besar. Kita sangat beruntung sekali masuk ke top 8 karena banyak kendala yang harusnya bisa menyandung kita, itu ibaratnya kita sudah masuk safe net,"

Bram menyoroti peta kekuatan di babak grup nanti dan mewaspadai potensi Korea Selatan dan Pakistan. Korsel sendiri adalah 8 kali juara umum IESF sementara Tekken sudah dipertandingkan sejak IESF ke-4 tahun 2012. Sementara Pakistan punya potensi menjanjikan walau tak banyak pemberitaan terkait atlet-atlet esports mereka. Bram sampai menyebut Pakistan ibarat Wakanda saking misteriusnya. Korsel kemungkinan diwakili oleh Knee sementara Pakistan menurunkan Arslan Ash di IESF Bali. Uniknya, keduanya pernah bertemu di turnamen ONE Esports Fight Tokyo Invitational 2022.

Bila dibandingkan, Bram melihat level permainan peserta seleknas dengan kapabilitas player Korea masih agak tertinggal. Oleh karena itu, pelatnas dianggap sangat penting memoles para pemain sebelum turnamen dimulai. "Jujur masih agak jauh menurut saya pribadi, cuma kita berharap dengan latihan intensif ini sebenarnya bisa membantu mereka memoles mereka secara fundamental lebih perfect lagi. Karena fundamental ini kayanya hal sepele tapi itu memegang peranan penuh. Karena pada dasarnya game fighting itu ngga nyerang melulu ya tapi harus defense jago. Defence ini yang sulit dilatih," ujar Bram.

Bram Arman (kiri), Manajer Timnas Tekken 7 IESF Bali

Disparitas skill yang dihadapi pemain Indonesia tak buat gentar timnas Tekken 7 untuk mewujudkan target timnas menjadi juara umum IESF. Untuk menggapai top three sendiri kans Indonesia cukup besar menurut Bram. Namun, ia tetap mewanti-wanti pemainnya karena di top 8 nanti lawan akan semakin kuat. Plus, karena mereka sudah main duluan di fase grup, lawan bakal lebih panas karena momentum. "Kita aman posisi tapi pengalaman main kurang," tambahnya.

Bram menutup sesi interview dengan sebuah ajakan kepada komunitas untuk menyaksikan IESF Bali dan mendukung kiprah timnas Tekken 7. "Ini bisa jadi tahun yang sangat seru buat game fighting atau Tekken. Karena IESF Bali ini event yang sangat spesial karena bisa mengundang kaliber-kaliber Tekken dari luar negeri seperti RIP, Tasty Steve dan beberapa caster lainnya. Jadi bisa dibilang ini seperti event official World Cup-nya esports yang dikemas dengan sangat bagus. Jadi saya punya ekspektasi yang lumayan tinggi,"

Mampukah perwakilan Tekken 7 Indonesia mencapai target juara di IESF Bali?