Dua tim terkuat saling beradu taktik dan strategi, hanya satu yang berhak klaim titel juara! Hampir secara bergantian, baik Astralis maupun Team Liquid bercokol di podium teratas di sejumlah turnamen CS:GO sepanjang musim kompetisi tahun ini.
Laga pertemuan keduanya bisa dibilang masih jarang terjadi, sehingga partai puncak Esports Championship Series (ECS) Season 8, kemarin (1/12) di Arlington Texas, benar-benar sajikan final idaman bagi para fans CS:GO sedunia!
THEY DO IT AGAIN, AGAIN, AGAIN AND AGAIN ????
— #ECS8 Finals ?? (@ecs) December 2, 2019
?? @ASTRALISGG ARE THE ECS SEASON 8 CHAMPIONS #ToTheStars
Congratulations @dev1ce // @dupreeh // @Xyp9x // @gla1ve_csgo // @MagiskCS // @zonic ? #ECS8 pic.twitter.com/TT5LYEiRxl
Tidak hanya sengit, tapi laga Astralis vs Liquid juga berbumbu gengsi antar perwakilan region (Eropa dan Amerika Utara) plus persaingan merebut takhta tim CS:GO terbaik dunia untuk musim kompetisi kali ini. Hadir sebagai pemenang IEM XIV Beijing, skuad Astralis lebih diunggulkan ketimbang pemegang titel juara IEM XIV Chicago, Team Liquid, yang notabene bermain di kampung sendiri.
Meski Astralis mampu menang dengan skor akhir 2-1, tapi Team Liquid memberi sedikit kekhawatiran awal ketika berhasil menohok di map pertama, Vertigo. Tim yang dinahkodai oleh Nicholas 'nitr0' Cannella ini mampu menyudahi masa overtime dengan 19-15. Pemain kunci saat itu adalah Keith 'NAF' Markovic, yang secara total membukukan 36 kill.
Tak jauh bedanya di map kedua, Nuke, yang tetap panas dan berjalan pelan hingga paruh waktu. Astralis yang belum relakan gelar juara jatuh ke Liquid, bermain kesetanan dan mengejar ketertinggalan skor dengan membabat 9 ronde beruntun untuk mengunci kemenangan mereka, 16-11. Sang kapten, Lukas 'gla1ve' Rossander berperan besar memimpin skuad serumpun Denmark ini, dengan torehan 26 kill.
Di map penentuan, Dust II, banyak orang akan melihatnya sebagai pertempuran hidup-mati dari kedua tim untuk memastikan gelar juara di ECS Season 8 Finals. Kenyataannya, Astralis mampu merontokkan 'gigi-gigi' tajam Liquid dari paruh pertama (12-3) saat menjadi Teroris. Tim kebanggaan region Amerika ini masih berpeluang melakukan comeback brilian, namun Nicolai 'device' Reedtz, yang di gim-gim sebelumnya agak kalem tiba-tiba menyeruak jadi pahlawan bagi timnya, berkat 27 kill untuk memastikan kemenangan 16-8.
Bukan hanya Liquid yang kena tekuk, namun perwakilan Amerika Utara lainnya, yakni Evil Geniuses juga tak berdaya hadapi Astralis saat memperebutkan jatah final di babak empat besar. Liquid sendiri mampu memupuskan harapan Fnatic di babak semifinal lainnya, sebelum menantang Astralis di partai puncak ECS Season 8 Finals.
Berjayanya device dan kawan-kawan, plus tumbangnya Liquid, maka kocekan duit hadiah Astralis pun bertambah sekitar $225.000, atau kira-kira lebih dari 3 miliar Rupiah. Sementara Liquid bawa pulang hadiah sebesar $100.000. Keduanya pun masih sangat kembali bersua di laga puncak saat perhelatan ESL Pro League Season 10 Finals, di Odense, Denmark. Apa giliran Liquid yang bakal menggilas Astralis? Ataukah, sejarah akan terulang di 'kampung' dari Astralis, sekaligus pastikan gelar tim terbaik CS:GO di dunia?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|