Cheat adalah sesuatu yang lazim ditemui dalam dunia game, termasuk di DOTA 2. Permasalahan para pemain tidak cuma harus terkendala dengan tipe player toxic, feeder, dan afk, namun terkadang juga pemain licik yang tak pantas untuk diberi kenikmatan bermain game.
Senada dengan pernyataan tersebut, Valve telah keluarkan berbagai cara untuk menghukum (ban) para pelaku perbuatan tak menyenangkan tersebut. Dan yang terbaru adalah memberlakukan larangan bermain DOTA 2 seumur hidup, bagi para cheater dalam DOTA 2 yang menciptakan suatu script demi tujuan-tujuan tertentu dan menguntungkan bagi mereka. Kesulitannya adalah, para cheater ini memanfaatkan sistem free to play yang diusung oleh Valve sehingga larangan ban mungkin tidak begitu mengkhawatirkan karena mereka bisa membuat akun baru untuk digunakan.
Salah satu fungsi dari script adalah menciptakan cheat yang memudahkan penggunanya seperti satu tombol yang memberi perintah rangkaian gerakan untuk Tinker melakukan kombo Hex-Dagon-Laser-Rearm-Hex-Dagon, dan seterusnya.
Saat ini, tingkat keberadaan cheater sudah sangat meresahkan. Contohnya di Rusia, hampir sebanyak 19% pemain menggunakan script tersebut. Bila kamu bayangkan Greater Bash milik Spirit Breaker yang memiliki kans 17%, maka 19% cheater adalah angka yang cukup tinggi. Di seluruh dunia dikabarkan sebanyak 12% dari total pertandingan yang terjadi berkecimpung sosok cheater.
Menurut sobat eSports, apakah kira-kira hukuman yang pantas dan layak diterapkan bagi para cheater? Adakah cara yang benar-benar ampuh untuk mendeteksi cheater agar DOTA 2 terbebas dari aksi-aksi tak sportif?