OG Cetak Sejarah! Juara TI Dua Kali Berturut-turut

Billy Rifki
25/08/2019 23:35 WIB
OG Cetak Sejarah! Juara TI Dua Kali Berturut-turut
twitch, youtube

Luar biasa! Tapi kok rasanya masih kurang untuk menggambarkan begitu hebatnya perjalanan OG sepanjang dua tahun terakhir. Mulai dari tim paling diremehkan di 2018, lalu jadi juara The International pada tahun yang sama. Kini, OG makin mengukuhkan pamor mereka sebagai juara DOTA 2 sejati!

Bedanya, jika tahun lalu mereka lalui dengan jerih payah, maka di TI9 kali ini merekalah penguasa turnamen. Sejak babak grup, OG tak kendor sedikit pun. Konsistensi berlanjut di babak playoff dengan menumbangkan Newbee, Evil Geniuses, dan PSG.LGD.

Sejarah baru siap dicetak berhubung penantang mereka di final adalah Liquid, jawara TI 2017. Artinya, kesempatan bagi kedua tim jadi yang pertama untuk raih Aegis of Champion dua kali!

MATCH REVIEW

Liquid memulai laga dengan strategi yang jelas. Tidak membiarkan OG mendapat hero andalannya seperti IO, Alchemist, Ember Spirit, dan Invoker. Kemudian memilih hero terbaik untuk W33 dan Mind_contRoL, yakni Meepo dan Tidehunter.

OG sebenarnya tak memiliki counter terbaik untuk menangkis barisan pasukan Liquid. Spectre yang diplot jadi pembuka jalan kemenangan pun tak punya cukup waktu mengumpulkan item agar lebih kuat saat perang.

Mereka sempat menemui momen emas dan hampir memenangkan pertandingan, hanya saja kebiasaan throw dari tim OG ini muncul dan Liquid pun tak menyia-yiakan kesempatan tersebut.

Liquid book 1 kemenangan di best of five series.

Meski laga kedua dibayangi ketertinggalan, OG tak merasa asing dengan situasi ini. Final tahun lalu mereka berinovasi dengan mengalihkan Tiny menjadi support dari JerAx, lalu mengamankan Monkey King, salah satu hero terbaik Topson. Namun, tak ada lagi Meepo untuk kedua kalinya.

Hasilnya, Topson mendominasi pertandingan dan mem-bully Templar Assassin W33. Dia bahkan bukukan rampage sebagai pemanis kemenangan. Begitu pun JerAx yang bermain luar biasa dengan lemparan tiga angka dan rotasi yang membuat gerah pemain Liquid. Aksi JerAx menghadang Mind_contRoL di top lane seorang diri kala markas Liquid dibombardir makin menegaskan betapa tertinggalnya Liquid pada game kedua.

OG sukses menyamakan kedudukan 1-1.

Liquid masih belum mau mengubah draft secara drastis. Templar Assassin dan Tidehunter masih jadi pemain utama dalam skema bertandingnya. Namun kali ini, Miracle- memainkan Juggernaut, hero yang punya sejarah membawa Liquid jadi juara di TI7.

Tapi OG pun punya rencana! Mereka memilih Pugna untuk Topson, sementara Tiny lagi-lagi dipiloti JerAx. Topson makin gila di gim ketiga dengan rotasinya yang tak bisa diimbangi Liquid dengan cara apapun. Apalagi laju early game Kuroky Cs. tak meyakinkan. Ceb dengan Enchantress-nya mampu menghambat farm Miracle- dengan terus berada di lane. Hanya berpindah bila Miracle- ikut melakukan TP ke lane lain.

Sementara itu, OG yang unggul berkat rotasi awal dari Tiny serta burst Topson mampu mengambil kawasan midlane beserta top jungle Radiant. Alhasil, menutup lahan farm Liquid secara signifikan.

Proses snowball OG pun dimulai, mereka kembali tak menghiraukan keberadaan tower tier 2 dan 3 demi kill dan hasrat permalukan sang juara TI7. Liquid tampak seperti tim medioker di hadapan OG pada game ini.

Permainan Topson dan JerAx lagi-lagi mengamankan satu kemenangan untuk OG, mereka unggul 2-1!

Laga terakhir, penentuan pencarian juara TI9. Liquid akhirnya memutuskan untuk perombakan. Tak ada lagi Templar Assassin dan Tidehunter, dan mempercayai Windranger dan Omniknight. Sayangnya, pemilihan ban mereka ikut berubah. IO yang terlepas dari target ban segera diamankan Notail, begitu pula Tiny yang jadi duri dalam daging di dua game terakhir OG vs Liquid.

Namun Liquid merasa cukup kuat dengan Miracle- yang menggunakan Bristleback. Apalagi mereka punya sustain yang baik dari Omniknight dan Chen. OG tampaknya familiar dengan draft Liquid, dan mereka tahu cara mengalahkannya yakni Gyrocopter dan Diffusal Blade. Bristleback, meski kuat, tak punya mana yang melimpah. Tanpa mana, hero ini tak mampu memaksimalkan damage output ke lawan. Topson secara cerdik memanfaatkan kelemahan sang hero dan membuatnya jadi karung tinju berjalan bagi OG.

Kehilangan kemampuan serangnya, Liquid cuma bisa maju-mundur berusaha melindungi Bristleback, sementara anggota OG lain berusaha mengincar backline dari Liquid selagi Topson asyik berdansa melawan 'landak duri'.

Keunggulan strategi OG berujung kemenangan di game keempat dan jadi penutup rangkaian TI9.

OG menunjukkan bahwa mereka lebih matang dari tahun lalu, dan kini berbangga sebagai tim DOTA 2 pertama peraih dua kali Aegis of Champion, apalagi secara beruntun!

OG menerima hadiah terbesar dalam karir mereka, $15.609.693 USD, atau setara dengan 200 miliar Rupiah lebih. Para pemainnya juga menerima hadiah uang terbanyak dalam sejarah esports dengan $3 juta USD lebih per pemain.

Wow, selamat OG! Pertandingan yang menarik dan tak terlupakan!! Apakah era dominasi OG masih berlanjut di pelaksanaan The InternationaI tahun depan?

Upcoming Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Ongoing Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Video Pilihan
Solo MMR
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
Team MMR
1 Team Falcons 1743
2 Xtreme Gaming 1568
3 BetBoom Team 1521
4 Team Liquid 1521
5 CyberBonch-1 1520
6 Gaimin Gladiators 1489
7 Tundra Esports 1480
8 Azure Ray 1465
9 VGJ Storm 1450
10 OG 1441