“Gairah yang ku punya terhadap kriket tak bisa tergantikan bahkan oleh bermain game. Aku dulu seorang leg spinner dan sering jadi pelempar. Aku, Yawar dan Kumail melakukan semuanya bersama-sama, jadi kami sering juga main kriket bareng. Yawar adalah pelempar yang handal dan juga sangat bersemangat soal kriket, sudah jadi mimpi kita berdua kalau aku bakal bergabung ke timnas kriket Pakistan sementara Yawar akan jadi Shoaib Akhter (komentator pertandingan) yang baru." ungkap Sumail.
Sayangnya, di awal tahun 2010 situasi di Pakistan jadi kurang kondusif dan tempat-tempat seperti lapangan di tutup. Ia pun tak diizinkan oleh keluarganya bermain keluar karena lokasi lapangan kriket cukup jauh dari rumah. Perlahan, hasrat jadi pemain kriket pun pudar dari diri Sumail.
Sumail mengatakan akan kembali ke Pakistan beberapa tahun mendatang. Ia mengingat-ingat tempat-tempat favoritnya, Naran dan Hunza, keduanya berkarakteristik lembah pegunungan yang asri dan menenangkan.
Untuk saat ini, ia bersyukur menjalani karir dan berkehidupan lebih baik berkat main DOTA 2. Ia pun memilihi DOTA 2 karena lebih mudah dipelajari ketimbang Counter Strike, meski game FPS tersebut adalah titel pertama yang ia mainkan. “Aku mulai bermain dengan CS, tapi Dota lebih mudah dan lebih menyenangkan dipelajari bersama dengan orang lain, lagipula permainanku tak pernah sebagus itu di CS." tambah Sumail.
Siapa sobat Esports yang ngefans berat sama Sumail nih?