Valve sekarang telah mengambil langkah untuk membasmi akun smurfs, joki, hingga perilaku toxic di DOTA 2. Mereka akan menggunakan sistem yang mirip dengan 'Overwatch'. Sistem ini sudah diterapkan dalam CS:GO dengan kemampuan untuk melihat review dan memberi tindakan terhadap laporan dari para pemain.
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013, Overwatch membuat pemain CS:GO bisa mengupload cuplikan gameplay sebagai bukti kecurangan atau perilaku toxic, tanpa perlu melaporakannya langsung ke Valve. Sistem ini akan menganalisa cuplikan tersebut dan membuat keputusan serta mengambil tindakan.
Semua laporan akan bersifat anonim, jadi kamu tak perlu takut untuk melaporkan indikasi kecurangan yang terjadi di game. Tujuan dari sistem ini tentunya untuk mengurangi tindakan toxic serta kecurangan di match dengan cepat. Sistem Overwatch lebih kuat menghukum cheater dibanding pemain toxic. Mereka yang punya isu tentang sikapnya akan terkena hukuman ringan, sementara cheaters dibanned dari game ini selamanya.
"Dalam hal toxic dan perilaku pemain, kamu sedang merencanakan sistem seperti Overwatch, cukup mirip dengan yang ada di CS:GO saat ini," ucap Valve pada update DOTA 2 terbaru. "Kami belum siap untuk membagikan informasi lebih, namun kami akan segera memberitau jika sudah siap. Kami harap bisa menerapkan sistem ini di game secepatnya."
Valve juga memperingati para pemilik akun smurf, memaparkan bahwa mereka memiliki sistem dengan inovasi untuk menjaring pemain yang senang mengerjai atau menghukum pendatang baru di DOTA 2.
Terakhir, tak lupa Valve juga akan menindak akun hasil joki. Ada sekitar 14.000 akun yang sudah dibanned dalam 30 hari ini. Valve menyebutkan bahwa mereka akan terus melanjutkan banned bagi mereka yang ketahuan melakukan tindakan tak terpuji di DOTA 2. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports, setuju dengan tindakan Valve ini?