The International merupakan kompetisi DOTA 2 paling bergengsi yang diselenggarakan oleh Valve Corporation setiap tahunnya. Tim-tim yang terpilih dari berbagai negara berkumpul dalam satu tempat untuk mendapatkan gelar juara The International, uang tunai, serta piala Aegis of the Champion. Selain itu, prizepool yang ditawarkan turnamen ini juga terus meningkat setiap tahun, sehingga membuat setiap tim yang bertanding selalu bersemangat untuk menjuarai kompetisi akbar DOTA 2 ini.
Berikut tim Esports ID rangkum tim-tim yang berhasil menjuarai The International DOTA 2 dari tahun ke tahun!
Natus Vincere (Na’Vi) adalah organisasi esport profesional dari Ukraina. Sejalan dengan namanya Natus Vincere dalam bahasa Latin yang berarti “Terlahir untuk Menang”, tim ini berhasil menjuarai The International 1 yang diselenggarakan di GamesCon Cologne, Jerman pada 17-21 Agustus 2011.
Kemenangan ini diraih setelah Na’Vi berhasil mengalahkan skuad asal negeri tirai bambu EHOME dengan skor 3-1. Sebagai juara pertama, Na’Vi membawa pulang hadiah sebesar US$1 juta atau setara 14,2 milliar rupiah.
Negara China bisa dibilang cukup disegani dalam dunia esports termasuk DOTA 2. Banyak tim maupun pemain profesional hebat lahir dari negara tersebut. Invictus Gaming menjadi salah satu tim besar dari negeri tirai bambu itu.
Tim yang berdiri pada tahun 2011 ini sukses menjadi juara The International 2 setelah mengalahkan juara sebelumnya yaitu Natus Vincere (Na’Vi) dengan skor 3-1. Selain berhasil membalaskan dendam tim asal China yang sempat kalah pada gelaran TI 1, Invictus Gaming juga berhasil mengantongi hadiah sebesar US$1 juta dari total prize pool US$1,6 juta.
Tahun 2013 menjadi tahun keberuntungan tim Alliance. Pasalnya, meski baru dibentuk pada tahun tersebut, tim asal Swedia ini sudah berhasil meraih gelar juara The International 3. Gelar tersebut diraih setelah mereka mengalahkan juara TI 1, yaitu Na’Vi dengan skor sengit 3-2.
Pada tahun tersebut, TI 3 mencetak rekor sebagai turnamen dengan hadiah terbesar sepanjang sejarah esport. Total hadiah tersebut mencapai $2,8 juta dolar AS atau setara 39 milliar rupiah. Lewat kemenangan tersebut, Alliance berhasil mendapatkan 50% dari total prize pool, yaitu sebanyak US$1,4 juta.
Selain Invictus Gaming, tim asal China yang pernah menjuarai The International adalah Newbee. Newbee berhasil meraih gelar juara pada ajang The International 4 dan membawa pulang piala kemenangan serta uang tunai sebesar US$5 juta atau berkisar Rp71,4 milliar. Kemenangan tim asal Tiongkok ini sekaligus menciptakan kutukan kemenangan antara tim Eropa dan Tiongkok secara bergantian di musim-musim berikutnya.
Selain itu, turnamen bergengsi tahunan ini juga kembali mencatatkan rekor pada TI 4 dengan total hadiah mencapai 10,9 juta dollar AS atau sekitar Rp155 milliar. Bahkan total hadiah tersebut tercatat dalam Guinness World Records sebagai hadiah terbesar turnamen esports.
Sejak dibentuk pada tahun 1999, Evil Geniuses bisa dibilang sebagai organisasi esport veteran di berbagai kompetisi video games dunia. Tak hanya DOTA 2, Evil Geniuses juga pernah mengikuti berbagai kompetisi, seperti turnamen Call of Duty, Halo, Rocket League, World of Warcraft, dan masih banyak lagi.
Pada 2015 tim asal Amerika ini sukses menjuarai The International 5 (TI 5). Dalam ajang tersebut Evil Geniuses (EG) meraih 36% dari total prize pool, yaitu sebesar US$6,6 juta atau sebesar 94,2 milliar rupiah setelah berhasil menaklukkan CDEC Gaming dengan skor 3-2. Kemenangan ini juga membuat EG menjadi tim asal Amerika pertama yang memenangkan event dunia tersebut.
Tim DOTA 2 asal Tiongkok kembali menunjukkan taringnya. Setelah Invictus Gaming dan Newbee yang berhasil menjuarai The International ke 2 dan 4, kini giliran Wings Gaming yang menjuarai The International 6 (TI6). Dengan kemenangan ini, Wings Gaming mengantongi 44% dari total prize pool, yaitu sekitar $9,1 juta dolar AS setara 128 milliar rupiah.
The International 6 dianggap sebagai salah satu ajang terbaik selama gelaran The International Dota 2. Pasalnya, banyak cerita dramatis terjadi selama turnamen. Salah satunya melibatkan beberapa tim Underdog yang tidak dijagokan, tiba-tiba melejit sukses melebihi ekspektasi banyak orang. Selain itu, TI 6 juga kembali mencatatkan rekor dengan total hadiah $20,7 juta dollar AS atau setara 296 milliar rupiah yang sebagian di antaranya didapatkan dari pembelian Battle Pass oleh para pemain DOTA 2.
Perjuangan Team Liquid dalam meraih gelar The International 7 (TI7) bisa dibilang cukup berat. Sebab, tim asal Eropa ini sempat masuk ke lower bracket. Namun, keajaiban terjadi setelah mereka berhasil mengalahkan LGD. Forever Young.
Tim yang didirikan tahun 2000 ini sukses melaju hingga grand final TI 7 sekaligus keluar sebagai juara setelah mengalahkan tim Newbee dengan skor 3-0. Melalui kemenangan tersebut Team Liquid mendapatkan 44% dari total prize pool, yaitu sebanyak US$10,8 juta.
Selain itu, TI 7 juga menjadi turnamen The International DOTA 2 pertama yang mempertandingakn 18 tim pada babak utamanya. Tak hanya itu, total prize pool TI 7 juga mengalami peningkatan menjadi 24,6 juta dolar AS atau sekitar Rp352 milliar. Serupa dengan TI 6 peningkatan prize pool ini sebagian di antaranya berasal dari Battle Pass.
Meski bermula di open qualifier dan tidak dijagokan sepanjang kompetisi tidak membuat tim OG menyerah. Tim ini berhasil menjadi juara pertama dalam ajang The International 8 (TI 8) setelah menaklukkan tim asal China PSG.LGD dengan skor 3-2.
Tim asal Eropa ini berhak mengantongi US$11 juta atau sekitar Rp156 milliar melalui kemenangan tersebut. Kemenangan ini sekaligus mematahkan kutukan antara tim Eropa dan China yang selalu menang secara bergantian di tahun-tahun sebelumnya.
Setelah sukses menjadi juara di tahun sebelumnya, tim OG mencetak sejarah baru di The International DOTA 2. Pasalnya, di The International 9 (TI9) tim ini kembali menjadi juara setelah mengalahkan Tim Liquid di grand final. Hal ini menjadikan mereka sebagai tim pertama yang meraih gelar back-to-back champion.
Selain itu, TI 9 juga menjadi turnamen The International Dota 2 pertama yang digelar di luar Amerika Serikat-Eropa, yakni di Mercedes-Benz Arena, Shangai, Tiongkok. Serupa dengan beberapa tahun sebelumnya, prize pool TI 9 juga mengalami peningkatan hingga mencapai $34 juta dolar AS. Kemenangan yang diraih OG membuat mereka mendapatkan 45% dari total prize pool, yaitu sebanyak $15,6 juta dolar AS atau setara 221 milliar rupiah.
Tak sampai di sini saja, perhelatan akbar The International Dota 2 masih akan terus berlanjut. Bahkan TI 10 yang sudah dimulai dari tanggal 7-17 Oktober 2021 menawarkan prize pool yang lebih tinggi lagi, yaitu mencapai $40 juta dolar AS (sekitar 568 milliar rupiah).
Gimana pendapatmu Sobat Esport, siapa jagoan kalian di The International 10 tahun ini?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Solo MMR |
---|
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
join di MARIOWIN yuk,hanya modal hp nyantai dan hanya modal 10rb aja bisa menang jutaan rupiah loh,Hanya bermain di MARIOWIN,lagi santai sambil main permainan di hp dapat cuan dong,ada yang prmainan dan banyak event nya juga,yuk join kontak : 087777704732