Keberhasilan Rex Regum Qeon (RRQ) merebut gelar Mobile Legends Professional League (MPL) Season 2 tentu bukan prestasi instan. Kerja keras tim berjuluk 'Sang Raja' ini selama regular season hingga grand final pastinya terlahir dari proses yang matang dan terukur.
Kali ini, tim Esports.ID merangkum 5 alasan kunci mengapa RRQ memang layak rengkuh trofi MPL Season 2.
- Belajar dari Pengalaman
Tak ingin mengulang kesalahan di MPL Season 1, di mana sebagai calon kuat juara mereka malah harus puas berada di tempat ketiga, maka RRQ pun tampil nyaris sempurna sepanjang penyisihan grup. Meski derita kekalahan 2 kali dari NXL (Aerowolf) di upper dan lower bracket, performa RRQ di MPL Season 2 cukup stabil. Bermain aman sepanjang qualifier dengan menempati peringkat 3, RRQ langsung tancap gas dengan tampil menggila saat playoff. Pertemuan kembali dengan Aerowolf berakhir dengan kemenangan Lemon Cs. Kemudian menekuk EVOS di final lower (2 - 1), RRQ menyempurnakan penampilan apiknya dengan kemenangan telak 3 - 0 atas JessNoLimit dkk.
- Transfer Roster Gemilang
Usai berita menggemparkan cabutnya Marsha ke musuh bebuyutannya EVOS, RRQ bak diterpa badai. Tak hanya pemain inti, Marsha merupakan kapten sekaligus pemain paling vokal di tim. Posisi Marsha sempat digantikan LavitZ, namun kurang mendapatkan hasil maksimal. Fans RRQ akhirnya mulai bernapas lega setelah kedatangan AyamJAGO dari XCN dan Liam. Kedua pemain tersebut perlahan membuat fans RRQ melupakan Marsha ataupun Barrier Jr yang lebih banyak jadi pengganti. Peran Liam sepanjang playoff, bahkan AyamJAGO yang meraih MVP Grand Final MPL Season 2, kian menjadi bukti peran besar kedua pemain tersebut di tim RRQ saat ini.
- Fokus dan Tidak Anggap Remeh
Manakala hampir semua tim dalam media session sepakat bahwa RRQ adalahlawan yang ingin mereka kalahkan (kecuali Louvre), RRQ lebih cenderung rendah diri dengan memandang seluruh tim sama kuat. Taktik ini mampu mengangkat semangat RRQ untuk tampil all-out di setiap pertandingan. Berkat strategi ini pula, RRQ menjadi lebih fokus dan mengubah ketakutan mereka dengan tim lain menjadi kepercayaan diri untuk tampil maksimal.
- Skill Individu dan Kerjasama Tim
Rasanya semua orang sepakat jika RRQ memiliki skuad paling berbakat saat ini. Jika dulu, orang hanya mengenal Lemon atau Tuturu di RRQ, kini mereka memiliki skuad yang sangat merata. Tak akan ada yang menyangkal permainan gemilang Liam sebagai tanker, atau AyamJAGO yang memang benar-benar jago, belum lagi skill tiga personil lain yakni Lemon, Tuturu, dan Instinc, yang tak perlu dipertanyakan lagi. Perpaduan skill individu tinggi dan kerjasama tim yang solid berhasil merontokkan lawan-lawannya. Hal ini pun diakui oleh tim EVOS yang secara jujur mengatakan bahwa mereka seakan kalah kelas bertemu dengan RRQ di Grand Final MPL Season 2, akhir pekan lalu.
- Latihan Misterius
Tak banyak yang mengetahui bahwa RRQ diam-diam melakukan latihan rahasia di Filipina. Hal ini pun dibenarkan Wilbert Marco, selaku Manager tim RRQ, “Memang benar kami melakukan booth camp di Filipina menjelang dan sebelum Grand Final MPL Season 2 dimulai. Namun, saat ini kita belum bisa memberikan informasi lebih detil mengenai hal tersebut, jadi tunggu saja announce resminya ya.” Tentu saja, Filipina adalah destinasi tepat bagi Lemon Cs untuk berguru, mengingat negara ini terkenal memiliki banyak talenta Mobile Legends, terutama imbas keberhasilan Aether Main (Bren Esports) dan Digital Devils sukses mendominasi ajang MSC SEA Cup 2018 kemarin.
Bagaimana Sobat Esports, setuju dengan alasan-alasan dari tim Esports.ID? Atau mungkin kamu punya faktor lain yang menjadi penyebab 'ganasnya' permainan RRQ saat MPL Season 2?