Liga Esports Nasional 2023 akan menjalani babak playoffs pada 1-3 Desember mendatang. Usai lalui road show kota di Palembang, Pontianak, Surabaya dan Makassar, fase puncak LEN 2023 akan digelar di Mahaka Square, Jakarta.
Playoffs nanti dibuka untuk umum dan tiket bisa didapatkan secara gratis. Sayangnya, penawaran tersebut tetap tak bisa menghalau cibiran netizen. Bahkan saat visi misi LEN untuk mengembangkan dan memberi wadah player daerah, sekelompok orang tetap saja berujar miring dan tak memberi dukungan. Padahal, untuk membesarkan skena esports, dalam hal ini MLBB, komunitas tidak bisa cuma bergantung dari MPL dan MDL. MDL saja bahkan tidak cukup untuk menaungi semua tim-tim amatir karena "privilage" yang ada cuma menguntungkan bagi tim yang punya afiliasi atau eksis di skena MDL dan MPL.
LEN 2023 punya tujuan besar yakni memperpanjang masa eksistensi dari esports MLBB dengan cara memberikan turnamen panjang dengan total hadiah besar bagi semua kalangan peserta. Di saat para elite player berjibaku di MPL, LEN 2023 terjun ke pelosok memberi panggung bagi tim komunitas sekaligus menghadirkan acara offline untuk fans lokal yang kurang diperhatikan.
Animo supporter daerah di empat kota LEN 2023 yang membludak cukup mengejutkan bagi penyelenggara dan peserta. Tak cuma itu, LEN juga melibatkan UMKM dan vendor lokal dalam acara mereka. Ini ditujukan untuk sharing ilmu dan kesempatan meningkatkan ekonomi daerah selagi LEN mampir di kota tertunjuk.
Soal player, banyak jebolan dari tim komunitas yang ujungnya berkarir di MPL. Peserta LEN 2023 juga bisa jadi penyedia talent pool untuk player bila tim MPL berminat. Dengan ini, regenerasi pemain akan berkelanjutan. Kalau bukan karena turnamen komunitas, mana mungkin ada nama-nama besar yang muncul di MPL hari ini?
Ambil contoh Alberttt di ONIC dan Reyyy player Dewa United. Mereka adalah jebolan dari salah satu peserta LEN 2023, Team Gryffin. Kabarnya, bahkan pemain-pemain LEN 2023 lain sudah dilirik tim-tim MPL dan sudah menjalani trial.
Apakah akademi dari tim profesional tidak cukup untuk regenerasi? Masih sangat kurang. Apalagi di lingkungan yang menuntut prestasi dalam waktu sesingkatnya. Tim pro butuh stok pemain belia dan potensial namun punya mental handal. Mereka tak bisa asal comot atau percaya sepenuhnya pada open trial. Karena trial hasil rekomendasi biasanya punya nilai plus untuk lolos.
Lantas, harus seperti apa agar event organizer eksternal selain MPL membuat acara, turnamen, wadah kompetisi yang bisa sempurna dan didukung semua pihak?
Sebagai tambahan, LEN 2023 bukan satu-satunya turnamen yang dicibir, bahkan turnamen selain MPL dianggap hanya piala "ciki" buat netizen yang menandakan kurangnya prestise turnamen tersebut. Dengan kata lain turnamen di luar buatan publisher hanya sampingan semata.
Bukankah lebih bijak kalau para netizen mendewasakan diri, mencari informasi dan mengurangi toksisitas di pikiran dan jemari mereka. Mulai buktikan omongan mendukung esports Indonesia dengan aksi dan tindakan bukan bikin minder keadaan.
LEN 2023 tak lain cuma sekedar hiburan bagi pecinta esports khususnya komunitas MLBB. Bagi sebagian orang, terutama pada atlet yang bersaing di ajang ini menganggal LEN 2023 sebagai penghidupan mereka selagi meniti karir menuju MPL yang agung. Bagi para pemangku kepentingan, LEN 2023 adalah jalan untuk menjaga ekosistem esports tidak mati dalam waktu deket. Memperbanyak event dan kesempatan bagi orang yang belum kesampaian jadi bintang.
Tidak semua pemain bisa langsung muncul di MPL, hadirnya LEN 2023 juga bukan untuk menyaingi MPL tetap menjadi sebuah rangkaian dan proses bagi semua yang punya mimpi jadi gamer profesional untuk menunjukan keahliannya.
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|