Sejak dibentuk tahun 2013 silam, Indonesia Esports Association (IESPA) menjadi federasi yang menaungi esports di Indonesia dengan dukungan penuh dari pemerintah. Hingga saat ini, setelah berjalan selama 5 tahun, IESPA akhirnya diakui dan menjadi anggota dari berbagai organisasi olahraga maupun esports seperti International Esport Federation (IESF), Asia Esports Federation (AESF), Komite Olimpiade Indonesia, hingga Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI).
Pada Rakernas yang berlangsung di Surabaya tanggal 16-17 Maret 2019 kemarin, telah dijadwalkan untuk membahas beberapa program guna menunjang persiapan jelang pengiriman cabang esports di SEA Games 2019 Manila yang akan berlangsung akhir tahun ini.
Adapun program-program yang telah direncanakan pada Rakernas pekan lalu mencakup Kejurnas Road to Sea Games 2019, Pelatnas Esport, Pelatihan Wasit Esport Nasional, dan keikutsertaan Esport di ajang multi event olahraga rekreasi nasional (Fornas), dan agenda lainnya.
Namun, di luar Rakernas, pertemuan yang dihadiri oleh 13 Ketua serta perwakilan pengurus Provinsi IESPA dan Pendiri IESPA juga mengagendakan Musyawarah Nasional (Munas). Berdasarkan informasi rilis yang kami terima, dasar pertimbangan pelaksanaan Munas adalah momentum langka saat seluruh pengurus provinsi dapat berkumpul, serta pertimbangan jabatan Pengurus Nasional yang akan habis masa periodenya. Hingga efisiensi Budget serta efektivitas dalam mendukung program-program Rakernas ke depannya.
Hasil Munas sendiri, menetapkan terpilihnya kembali secara aklamasi Bapak Eddy Lim sebagai ketua umum 2019 – 2024 untuk melanjutkan kepemimpinannya. Eddy Lim mengatakan, “Dalam demokrasi tentunya adalah hal biasa jika terjadi perbedaan pandangan bahkan ini membuktikan IESPA merupakan organisasi yang menghargai dinamika tersebut dan sekarang sudah tiba saatnya semua bersatu untuk fokus kepada target medali emas di ajang Sea Games 2019 yang akan diadakan di bulan November ini”.
Indonesia rencananya akan mengikuti seluruh cabang Esports di Sea Games tahun dan mengusung target 3 medali (1 Emas , 1 Perak dan 1 Perunggu).
Sayangnya, dari 13 perwakilan pengurus provinsi IESPA yang melakukan voting untuk berlangsungnya Munas, empat di antaranya tidak setuju bila Munas diadakan dalam waktu sangat mendadak. Selain itu, penolakan juga disebabkan adanya kecurigaan atas terjadinya mal-administrasi. Kabarnya, klausul atau pasal peraturan mengenai Munas dalam Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang mereka punya dan miliki sejak awal berdirinya organisasi ini berbeda dengan versi yang diajukan pada saat rakernas.
Empat perwakilan provinsi IESPA yang menolak Munas, yakni Rinaldi (Ketua IeSPA Pengprov Riau), Jerry Andika W (Ketua IeSPA Pengprov Sumatera Utara), N. Dimas Nigrah Widiutomo (Ketua IeSPA Pengprov Jawa Tengah), dan Gustaf Halim Al Farobi (Ketua IeSPA Pengprov Bali). Kejanggalan yang dijabarkan dalam surat penolakan pelaksanaan Munas IESPA, terdiri dari:
- Kesalahan administrasi karena undangan dikirim kurang dari 1x24 jam
- Tidak adanya panitia Munas
- Munas tidak dihadiri oleh anggota luar biasa
- Adanya dualisme AD/RT
- Munas diadakan dengan alasan mendesak karena adanya surat perintah dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI)
Sejauh ini, kami masih mencoba untuk menghubungi pihak IESPA, maupun pihak terkait lainnya agar semakin jelas permasalahan yang mencuat saat Rakernas maupun Munas pekan kemarin. Info berikutnya akan kami update pada artikel ini agar memberi penjelasan utuh kepada pembaca Esports.ID!
Semoga masalah atau kesalahpahaman yang terjadi bisa cepat teratasi dan lebih fokus untuk memajukan esports di Indonesia yah!
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|