Esports

Sandiaga Uno & Menpora Anjurkan Esports untuk Masa Depan Anak

Billy Rifki
03/02/2020 10:37 WIB
Sandiaga Uno & Menpora Anjurkan Esports untuk Masa Depan Anak
Esports.ID Interview

Menteri Pemuda & Olahraga Zainudin Amali serta wakil dewan pembina PB Esports, Sandiaga Uno turut hadir dalam gelaran Piala Presiden Esports 2020 kemarin (2/2).

Keduanya mendapat kehormatan sebagai pemberi hadiah dan medali bagi para pemenang Piala Presiden 2020. Usai malam anugrah, Bapak Sandi dan Zainudin menyempatkan waktu berbicara kepada media ditemani oleh Giring Ganesha ketua pelaksana Piala Presiden Esports 2020,  Hari Santoso Deputi Infrastruktur BEKRAF dan Marciano Norman selaku Ketua KONI.

Mereka berbicara capaian-capaian signifikan pada gelaran turnamen Piala Presiden Esports tahun ini serta dampak positif yang Indonesia dapatkan dari bermain game profesional.

Atas torehan ini, Sandiaga Uno dan Menpora pun tak ragu menganjurkan kepada anak muda untuk menggeluti esports jadi profesi masa depan mereka.

Begini anjuran Menpora untuk orangtua agar anaknya dibolehkan bermain game dan jadi atlet esports. "Esports ini kan relatif baru, sebelumnya ada anak yang main game pasti orangtuanya marah karena rapotnya jelek. Tidak punya masa depan! Tapi dengan terbentuknya esports, ini adalah masa depan. Kita harus sosialisasi bahwa atlet esports bukan main-main"

Lanjutnya "ada tujuannya, pembentukan karakter, dan banyak hal. Saya kira kita akan sosialisasikan, ini bukan dilarang tapi para orangtua belum tahu saja. Atlet-atlet kita bagus-bagus juga prestasi akademiknya, jadi kita akan sosialisasikan" tutur Zainudin Amali.

Tak berbeda, mantan calon wapres pada pilpres 2019, Sandiaga Uno memberikan kisah-kisah yang dianggap mampu meluluhkan hati orangtua agar anak muda bisa menekuni esports.

Salah satunya cerita ketika dia bertemu juara Mobile Premier League di Piala Presiden 2020, Abi Rahman. Sandi mengaku bertanya uang kemenangan Abi senilai 125 juta Rupiah akan digunakan untuk apa? Katanya untuk mengumrohkan orangtuanya.

Sandi berpendapat bahwa komunikasi dan tanggung jawab menjadi kunci agar orangtua mengerti aktivitas esports. Sandi juga melihat potensi esports sebagai industri besar bernilai 1 milyar Dollar dan memiliki banyak lapangan kerja. PB Esports akan mengarahkan anak muda bisa fokus belajar disekolah sekaligus memiliki sarana menyalurkan hobi yang positif.

Terakhir, Sandi berharap besar kepada media untuk terus memberikan berita-berita positif tentang esports. "Kita butuh juga teman media untuk meyakinkan, pada akhirnya cara paling gampang meyakinkan orang tua adalah success story. Begitu dia tahu success story-nya seperti apa dan bisa membawa keharuman nama untuk Indonesia, pasti orangtua memberikan support untuk anaknya yang ingin serius mengembangkan bakatnya di dunia esports."

Bapak Hari Santoso dari BEKRAF menambahkan dari perspektif keuntungan bermain game, salah satunya pembelajaran kognitif.

"Kita belajar tidak hanya dengan kata-kata dan gambar. Tapi ada video, ada movement, ada gesture. Experience ini yang bikin orang belajar lebih cepat." tuturnya.

Ia melihat game dan esports jadi sebuah media pembelajaran yang baik di masa depan. Berbeda dengan main game biasa, esports punya aspek kolaborasi atau kerjasama dengan rekan tim. Bahkan, ia menangkap fenomena bermain game online membuka pemahaman dasar anak-anak atas kemampuan berbahasa asing terutama Inggris.

Wah kalau Pak Sandi dan Menpora saja sudah nganjurin jadi atlet esports, kamu mau main masih gitu-gitu aja? Bagaimana pendapatmu Sobat Esports?