Esports

Team Secret Tak Sepakat Gabe Newell "Rendahkan" Gamer Mobile

Billy Rifki
24/09/2020 16:36 WIB
Team Secret Tak Sepakat Gabe Newell "Rendahkan" Gamer Mobile
facebook

Marak di jagat sosial soal postingan Gabe Newell, Co-founder dari Valve Corporation mengenai roasting terhadap gamer mobile, khususnya player Mobile Legends. Intinya, unggahan tersebut mengatakan kalau gamer mobile bukanlah gamer sejati. Meski pada akhirnya ia mengatakan tetap menghormati para pemain mobile games, namun dengan sisipan sindiran di akhir unggahan.

Selain Gaben, Tims yang merupakan pemain profesional DOTA 2 di tim TNC juga mengatakan hal serupa. Ia tak mau mengakui kalau pemain game mobile adalah gamer sesungguhnya. Sampai ia berkelakar kalau rekan setimnya dulu, Raven, suka bermain Mobile Legends untuk membuatnya ngantuk kebosanan.


source: Facebook

Lebih lampau, streamer game kontroversial Dr Disrespect pernah mengutarakan sikap anti-mobile gamers. Imbasnya, Doc diserang komunitas dan dituntut untuk menyampaikan permintaan maaf. Baik Gaben, Doc dan Tims sadar post tersebut memancing perdebatan, Team Secret selaku organisasi esports besar yang menaungi banyak divisi game mulai dari PC, konsol hingga mobile games menyatakan pemikiran berbeda. Mereka tak sepakat dengan pernyataan gamer mobile bukan gamer sungguhan dan memuat sebuah quote yang mendamaikan.

"Tak peduli game apa yang kalian mainkan, satu hal yang menyatukan kita sebagai gamer adalah gairah dan kecintaan kita dalam bermain game" begitu kira-kira maksud dari postingan tim Secret. Statement ini menunjukan kedewasaan dari tim Secret, walau mereka pun pasti punya kewajiban untuk melindungi atlet-atletnya yang berkecimpung di game mobile profesional.

Bisa jadi, Gaben melakukan hal ini untuk meluruskan kembali serta mengangkat citra DOTA 2 yang mulai sumbing, mengatakan kalau beberapa waktu ke depan akan menjadi "dead game". Tentu, publicity stunt lewat tagar #webringthehype yang Gaben lakukan berhasil memicu interaksi antar fans meski caranya cukup menyentil bagi beberapa orang yang tidak bisa membedakan hinaan dan candaan.

Terlepas dari pro kontra mobile gamer, kita tidak bisa menafikan kalau nyatanya banyak faktor yang membuat pemain game di perangkat smartphone menjamur, khususnya di wilayah Asia. Aspek ekonomi, sosial dan budaya aktif menyebabkan unsur kesederhanaan dan ringkas yang dimiliki dalam smartphone lebih diminati ketimbang mencari hiburan lewat konsol ataupun PC.

Kehadiran titel-titel esports di ranah mobile juga membuka opsi bagi pemain yang punya bakat berbeda untuk mengejar mimpi yang sama. Tidak perlu merasa superior hanya karena bermain di perangkat yang lebih mahal atau tuntutan mekanik yang lebih kompleks.

Kenyataannya, semua game punya tantangan tersendiri terlepas dari platformnya. Perlu diingat pula, tidak ada gamer yang bisa ahli memainkan semua jenis game, sama seperti ilmuwan atau pelajar yang tidak mungkin menguasai semua cabang-cabang pengetahuan.

Apapun jenis gamemu, perangkat yang kamu gunakan, gamer adalah gamer. Kita semua bersyukur karena esports, stigma gamer menjadi lebih positif sebagai inspirasi lewat prestasi dan inovasi. Setuju Sobat Esports?