Leonard de Nazario alias Nyoong adalah salah satu talenta esports yang berasal dari Indonesia Timur. Namanya sudah melambung sejak berpanji Islands of Gods, kemudian makin meroket sejak bergabung jadi salah satu talent di RRQ.
Selain sibuk di RRQ, Nyoong belakangan aktif menjadi coach di acara reality show "Esports Star Indonesia". Nyoong bersama dengan Wizzking, Marsha dan Emperor harus melatih puluhan peserta menjadi dua kubu bernama Red Tigers dan Blue Rhinos.
Bersama Esports.ID, coach Nyoong mengungkap berbagai seluk beluk audisi esports tersebut mulai dari gimik, proyeksi masa depan pemain sampai ambisinya membangun scene esports di timur lebih baik lagi.
Beberapa yang jadi pertanyaan utama banyak orang dalam Esports Star Indonesia adalah mekanisme melatih dan proses syuting yang dijalankan bersamaan. Ternyata, Nyoong dan pelatih lain tak cuma memberi kritik, saran dan beberapa luapan emosi pas kamera menyala saja. Mereka bahkan jauh lebih keras ketika off-screen.
"Pertama dari tim kreatifnya dulu kan, mereka mau pasang gimik yang mana, ini yang main ini nanti ada gimiknya. Tinggal ikutin aja" ucap Nyoong. Namun, ketika ada beberapa peserta yang menganggap fase evaluasi bersama coach cuma sekedar drama, ia mengakui kalau sempat meledak beneran di luar kamera.
"Di out-cam sih, waktu itu sudah menang terus gue keluar gue teriak "KON***!!!" Habisnya bego banget. Kenapa sih kalian bego banget!" jelas Nyoong mengulang adegan saat ia dibuat kesal oleh anak didiknya.
Nyoong tak menyangkal kalau peserta di Esports Star Indonesia memiliki mekanik tinggi dan attitude mereka sudah kian baik. Tapi, ia berterus terang kalau lulusan ajang ini belum layak untuk tampil di scene paling elit Mobile Legends seperti MPL.
"MPL sih mereka belum pantas. Ini jujur-jujuran aja yah MPL sih ngga, MDL fifty-fifty. Tapi semua orang punya rejekilah, tergantung mereka mau konsisten apa ngga." Namun, bukan soal kesiapan semata yang menurut Nyoong bakal menyulitkan finalis ESI ke MPL. Ada faktor eksternal dan internal yang harus mereka punya agar jalan masuk tim ML lebih mulus.
Misalnya, dapat rekomendasi dari orang dalam di sebuah organisasi esports besar. Mengandalkan leaderboard pun tak lagi jaminan untuk menarik pencari bakat karena banyaknya penjoki menjamur di season kompetitif Mobile Legends saat ini.
Selain melatih bakat-bakat baru di ESI, Nyoong masih menyimpan perhatian terhadap saudara-saudara gamer kita dari timur sana. Menurutnya, ada masalah mendasar di device dan jaringan yang membuat mereka sulit terlihat atau menembus scene esports tanah air.
Ia pun sesumbar bakal memperhatikan scene esports di wilayah timur bila diberi jabatan sebagai ketua organisasi esports di Indonesia. "Kita di timur itu kalah device dan jaringan, tapi yang gw salut dari mereka anak-anak timur ini mereka masih tryhard. Mulai dari Ambon, Maluku, NTT sampai Papua di sana, itu semua ada scrimnya katanya, terus ada turnamen kecil-kecilan, cuma ngga disorot. Saya kalau menjadi ketua esports Indonesia, saya akan melestarikan esports di timur, hahaha" canda Nyoong.
Memang belum banyak bakat-bakat timur yang menembus scene esports di tanah air, kendala infrastruktur tak bisa diabaikan jadi penghambat utama karir esports mereka.
Ada obrolan apa lagi sih yang Nyoong ungkap? Tonton selengkapnya di channel YouTube Esports.ID, jangan lupa untuk like, share dan subscribe yah!
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|