Sebagai salah satu sumber untuk regenerasi bibit-bibit bertalenta, kita bakal menyaksikan banyak atlet muda yang berlaga di PON XX Papua. Salah satunya adalah Muhammad Rafli Setiawan. Meskipun baru berusia 13 tahun, Rafli akan berlaga di PON XX Papua, tergabung di Kontingen DKI Jakarta untuk berlaga di nomor pertandingan esports Free Fire.
Rafli mulai bermain game esports Free Fire sejak berada di bangku sekolah dasar saat berusia 11 tahun. Mengutip dari Beritasatu, Rafli mengungkapkan bahwa dirinya ikut bermain game setelah melihat temannya. Dari sanalah, Rafli dan teman-temannya membentuk tim Free Fire yang dinamai Basreng.
Rafli dan tim Basreng kemudian mulai menjajaki dunia kompetitif pada tahun 2019 dengan ikut pertandingan offline tingkat komunitas. Meski di usia yang tergolong muda bagi pemain profesional bahkan dalam rekan satu timnya, Rafli mengaku tak pernah merasakan diskriminasi.
Berkat kerja keras dan latihan selama 8 jam sehari yang berbuah manis, membawa Rafli dan timnya lolos kualifikasi esports PON Papua tingkat provinsi dan menjadi wakil DKI Jakarta untuk game Free Fire. Bahkan, dalam ajang Pra PON, Rafli dan timnya mampu mengungguli provinsi-provinsi lain dan lolos ke babak utama untuk bertanding di Papua secara offline.
Meski menjadi pemain esports termuda di PON XX Papua, Rafli mengaku tak takut akan beban dan lawan-lawan yang bakal dihadapinya nanti. "Main santai pokoknya musuh di depan hajar, mau lawannya sekeras apa initnya mah lawan dulu aja. D dalam game semua sama," ujar siswa SMP Negeri 181 Jakarta Pusat ini dikutip dari Beritasatu.
Namun, menjadi atlet esports di usia muda juga tidak mudah bagi Rafli. Perjalanannya sebagai pemain profesional sempat terganjal restu orang tua. Untungnya, setelah berhasil menjadi wakil Jakarta untuk PON, Rafli mengantongi izinnya setelah ofisial DKI membantu menjelaskan tentang esports kepada kedua orang tuanya.
"Pasti namanya orang tua apalagi ini jauh di Papua ada kekhawatiran, bagaimana keselamatannya, kesehatannya, tapi pada akhirnya kita dapat meyakinkan orangtuanya," kata Ketua Kontingen Esport DKI Jakarta, Michael Eprafas.
Selain itu, ESI DKI Jakarta juga mengeluarkan surat izin untuk sekolah agar Rafli dan anak-anak usia sekolah lainnya dapat mengikuti pertandingan PON di Papua. Rafli sendiri menyebutkan bahwa dirinya mendapat dukungan sekolah serta semangat dari guru-gurunya untuk berlaga di PON Papua dan membawa pulang medali emas.
Ini pertama kalinya esports di pertandingkan dalam kejuaraan olahraga terbesar di tanah air yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) meski baru sebatas ekshibisi. Namun, patut disaksikan aksi-aksi dari para atlet esports yang berlaga di PON XX Papua 2021! Bagaimana pendapatmu Sobat Esports, siapa kontingen jagoan kalian?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|