Esports

Aturan Larangan Main Game Online di Cina Berpotensi Hambat Bibit Esports

Billy Rifki
02/09/2021 16:16 WIB
Aturan Larangan Main Game Online di Cina Berpotensi Hambat Bibit Esports
scmp.com

Remaja berumur di bawah 18 tahun dan anak berusia dini di Cina sedang dibayangi dengan problema kecanduan game. Akibatnya, pemerintah Cina menerapkan larangan bermain game dan hanya boleh dilakukan pada akhir pekan atau maksimal tiga jam masing-masing satu jam di hari Jumat, Sabtu dan Minggu.

Larangan ini diduga bisa berdampak pada regenerasi pemain esports yang biasanya memang aktif berlatih sejak kecil. Cina sendiri termasuk sebagai negara dengan tingkat kualitas pemain esports yang baik. Mulai dari DOTA 2, PUBG PC dan Mobile, Arena of Valor, dan hampir semua titel-titel game esports berhasil mereka dominasi.

Peraturan ini membuat tim esports tak boleh membina anak-anak di bawah umur untuk dijadikan pemain esports profesional. Ironisnya, Cina terpilih sebagai tuan rumah dari Asian Games 2022 dan esports secara resmi akan memperebutkan medali di ajang tersebut.

Berdasarkan statistik, rata-rata umur pemain di tim nasional esports Cina berumur 20 tahun. Sayangnya, masa pensiun pemain esports di sana juga terjadi di rentang umur 20 tahunan. Artinya, menurut larangan pemerintah Cina yang membatasi umur 18 tahun sebagai batas bermain game secara bebas, para remaja ini cuma punya waktu dua tahun untuk mengejar karir jadi atlet top.

"Dibawah peraturan ini, sedikit banyak kesempatan melatih generasi esports yang kompetitif akan hilang. Secara pribadi, saya tak bisa membayangkan dampak peraturan ini bagi para pemilik tim di Cina." ucap Warren Lee, salah satu direktur teknis di perusahaan esports, Hexing Global.

Menurut sobat esports, tepatkah larangan bermain game ini untuk mengatasi kecanduan gamer di bawah umur?