Esports

Esports Membangun Karakter dan Kecerdasan Siswa Berkebutuhan Khusus

Billy Rifki
22/10/2024 10:51 WIB
Esports Membangun Karakter dan Kecerdasan Siswa Berkebutuhan Khusus

Dalam beberapa tahun terakhir, esports semakin dikenal bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat pendidikan yang potensial, terutama bagi siswa berkebutuhan khusus. Dalam sebuah diskusi di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Solo, psikolog Larasati Ayu Pidari, M.Psi., menjelaskan peran penting esports dalam perkembangan karakter dan kecerdasan anak-anak.

Esports vs. Bermain Gim Biasa

Ayu menekankan perbedaan mendasar antara esports dan bermain gim biasa. "Bermain gim sering kali dilakukan tanpa tujuan dan manajemen waktu yang baik. Sementara esports menuntut prestasi, disiplin, dan gaya hidup sehat," ujarnya. Melalui esports, siswa belajar keterampilan yang aplikatif dalam kehidupan nyata, seperti kerja sama tim, pengambilan keputusan, dan pengelolaan emosi.

Esports juga mendorong para pemain untuk menjaga kebugaran fisik dan mental, yang berkontribusi pada performa kognitif mereka. Hal ini menjadi teladan bagi siswa, termasuk yang berkebutuhan khusus, bahwa prestasi dalam esports bergantung pada kesehatan fisik dan mental.

Peluang Karir dan Pengembangan Karakter

Selain aspek pendidikan, esports menawarkan peluang karir yang signifikan. Ayu menjelaskan, "Esports bukan hanya tentang memenangkan permainan, tetapi juga membuka jalan untuk karier di industri yang terus berkembang, seperti atlet esports, manajer tim, atau bahkan pengembang gim." Ini memberi siswa berkebutuhan khusus kesempatan untuk meraih prestasi di dunia yang mungkin sebelumnya sulit diakses.

Ayu menambahkan bahwa esports juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) siswa. Keterampilan seperti kepemimpinan dan manajemen tim dapat membantu mereka dalam konteks akademis dan sosial.

Menjawab Keraguan Orang Tua dan Pendidik

Diskusi ini juga bertujuan untuk meredakan kekhawatiran orang tua dan pendidik mengenai dampak esports. Banyak yang khawatir bahwa keterlibatan dalam esports dapat mengalihkan fokus anak dari pendidikan formal. Namun, Ayu menegaskan bahwa jika dikelola dengan baik, esports bisa menjadi alat pembelajaran yang efektif. "Dengan pengawasan yang tepat, esports dapat mengajarkan manajemen waktu, disiplin, dan menumbuhkan rasa percaya diri," jelasnya.

Peran Esports dalam Kurikulum

Perwakilan dari Sekolah Luar Biasa (SLB) menyoroti potensi esports dalam kurikulum ekstrakurikuler. "Esports bisa menjadi medium yang menarik untuk melatih keterampilan sosial dan kognitif siswa kami," ungkap mereka. Pendekatan yang tepat dapat membantu siswa berkebutuhan khusus mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan bekerja dalam tim.

Orang tua yang hadir dalam diskusi juga mengakui bahwa wawasan baru tentang esports membuka perspektif mereka. "Saya semula khawatir anak saya akan terlalu banyak bermain gim, tapi sekarang saya melihat bahwa esports bisa melatih disiplin dan tanggung jawab," kata salah satu orang tua.

Jadi, esports bukan sekadar permainan, tetapi sebuah disiplin yang bisa membantu membangun karakter dan kecerdasan siswa, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Dengan pendekatan yang tepat, esports dapat menjadi alat yang efektif dalam pendidikan, membuka peluang karir, serta mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kehidupan mereka.