Viral! Caster PUBGM Lecehkan Wanita, Komunitas Esports Geram!

Billy Rifki
21/06/2020 07:24 WIB
Viral! Caster PUBGM Lecehkan Wanita, Komunitas Esports Geram!
lambe_bege

Lagi, komunitas esports harus tercoreng oleh perilaku kurang menyenangkan dari salah satu penggiatnya. BangKule, nama sebutan si oknum caster, dikenal lewat kiprahnya mengomentari berbagai turnamen PUBG Mobile independen. Terakhir, ia lebih dikenal massa akibat "jokes receh" yang sangat melukai para wanita.

Bersumber dari Lambe_bege, tertangkap potongan video BangKule sedang menarasikan latar belakang beberapa peserta PUBG Mobile (19/6). Dalam link yang disematkan sebelumnya, kalian akan mendengar jelas ucapan dari BangKule yang tidak pada tempatnya. Ia menjawab komentar netizen yang menanyakan apakah ada peserta wanita dalam turnamen tersebut. Bangkule membalas " Ada, ada cewek nih. Tim RK yeh, tapi nggak bisa di e**, guys. Nih tim RK cewek, tapi nggak bisa di e** yah, karena udah pada punya pacar." ucapnya.


Source: Instagram

Makin ironis, komentar tersebut berlangsung sembari terdengar sayup suara adzan. Sontak netizen membanjiri kolom komentar di Lambe_bege dan juga laman Instagram yang bersangkutan. Beberapa di antara amukan komunitas ada sahutan dari tokoh-tokoh esports termasuk caster dan pro player.

Esports.ID pun bertanya kepada beberapa netizen yang turut kesal dengan aksi tak senonoh BangKule. Salah satunya Andrew Tobias dan Icha "Mochalatte" Annisa. Andrew yang dikenal sebagai Kokoh Esports Indonesia menyayangkan karena tindakan BangKule membuat citra esports kian buruk.

" Melihat kasus kemarin itu sih ya bercanda atau jokes receh kan enak dilempar, misalnya kaya komentator bola seperti Bung Valent, itu kan yang bener-bener dapet jokesnya dan bisa diikuti lah. Nah, sekarang orang berpikir juga gaming itu negatif, banyak buruknya. Di tambah lagi omongan jorok lah, kasar lah apalah sampai kemarin sex harrasment segala." bisik Andrew via voice note WhatsApp.

Ia menambahkan "Mau sampe kapan kaya begitu? Ini ngga bisa di tolerir lagi. Kita-kita yang memperjuangkan supaya esports jadi tontonan yang menarik, punya nilai edukasi, akhirnya dirusak sama orang seperti ini." 

Andrew mengingatkan kalau media online termasuk konten stream bukan cuma tempat yang diisi oleh kaum lelaki, tapi semua orang bisa menonton tanpa membeda-bedakan gender. Kalau ingin bercanda yang kira-kira menyakitkan, sebaiknya tetap disimpan di tongkrongan sendiri, bukan di lempar di dunia maya.


Icha "Mochalatte" Annisa & Andrew Tobias. Source : Instagram

Tak jauh berbeda, Icha Annisa pun memendam rasa gusar yang sama. Apalagi, Icha punya sejarah sendiri soal pelecehan online yang pernah dideranya kala bertugas jadi caster. Makin emosi, Icha terpancing akibat klarifikasi dari BangKule malah berisi denial alias pembenaran perihal tindakannya.

"Menurut gue ga ada satu orangpun yang pantas direndahkan secara verbal maupun non-verbal. Sesuatu yang salah bakal tetap salah dan jangan mengumpat di balik kata bercanda" ucapnya pada Esports.ID

Icha juga membahas soal attitude bercanda netizen di medsos yang kelewat batas. Meskipun media sosial memiliki kebebasan, namun tiap orang harus sadar diri dan saling menghargai ke sesama meskipun bukan orang yang mereka kenal secara nyata. Hukum bertatakrama harus ditanamkan dan disadari sendiri oleh tiap netizen termasuk gamer agar lingkungan online guyub dan menyenangkan.

Tak cuma soal sexual harrasment yang disinggung BangKule, ia juga menyerempet caster tanah air yang menurutnya monoton. Dalam pandangannya, gaya bercanda receh yang di anggap sebagai ciri khasnya adalah keunikan. Nyatanya, kurangnya akhlak dan sikap bertoleransi dari BangKule membuat namanya jadi pergunjingan dan aib komunitas esports. Bercandanya pun tak lucu-lucu amat.

Andrew menutup tanggapannya dengan meminta kepada netizen untuk tidak memberikan panggung kepada orang-orang bodoh. Mindset viewers yang masih menyukai streamer atau konten-konten toxic harus diperbaiki.

Ia berharap caster-caster pemula menghindari bercandaan yang terlalu provokatif. Temukan keunikan dan teknik dasar caster seperti play by play yang fasih dan intonasi yang jelas. Sedangkan, untuk para komentator esports veteran, Andrew berharap mereka bersedia memberikan ilmu-ilmunya sebagai sarana bimbingan dan regenerasi agar scene esports Indonesia tetap hidup.

Bagaimana tanggapan kalian soal kasus di atas? Apa hukuman yang tepat bagi orang-orang yang menggunakan SARA sebagai bahan candaannya?