Tim TyLoo yang diperkuat duo Indonesia, BnTeT & Xccurate, kembali gagal mendapatkan hasil maksimal di turnamen internasionalnya. Langkah TyLoo untuk melaju ke ESL Pro League Season 8 Asia dihentikan tim senegaranya CyberZen dengan skor 1-2 (9-16; 16-2 & 13-16). Kekalahan ini praktis membuat TyLoo tersingkir setelah sebelumnya kalah melawan ViCi Gaming di upper bracket 1-2 (16-14; 10-16 & 2-16).
Pasca menembus fase Legends di FACEIT Major 2018, tim yang bermarkas di Cina ini tak kunjung memperoleh hasil memuaskan dalam turnamen yang diikutinya. Usai FACEIT Major 2018, TyLoo harus tersingkir lebih awal di ajang WESG 2018 (minus BnTeT & xccurate), StarSeries i-League Season 6, dan ESL Pro League Season 8 China Qualifier. Hasil yang kurang menggembirakan meski performa mereka sempat onfire saat FACEIT Major 2018.
Menurunnya performa Liu “captainMo” Ke bisa menjadi salah satu faktor kurang maksimalnya prestasi TyLoo. Meski tak bisa dicap sebagai penyebab kekalahan, nyatanya penampilan Mo belakangan jauh dari kata memuaskan dan sering menjadi titik lemah TyLoo kala menjadi Counter-terrorist. Dalam satu obrolan santai dengan tim Esports.ID, meski dengan nada bercanda xccurate dan BnTeT menempatkan Mo sebagai peringkat terakhir dari segi skill di tim TyLoo.
Usia yang tak lagi muda (29 tahun) bisa pula faktor pemicu menurunnya performa Mo di scene kompetisi elit. Ketatnya persaingan dan padatnya jadwal pertandingan (TyLoo sering disebut sebagai tim tersibuk lantaran aktif mengikuti turnamen) menuntut fisik yang selalu prima. Total selama 2018, TyLoo telah bertanding di 28 event, baik qualifier maupun main event.
Performa Mo di 10 pertandingan terakhir
Meski belum ada patokan pastinya mengenai usia atlet profesional eSports, namun berdasarkan penelitian dan pendapat ahli muncul penilaian bahwa seorang gamer pro akan mulai mengalami penurunan di usia 27 tahun. Mo yang bergabung di TyLoo sejak awal 2013 dengan segudang pengalaman bertanding sudah mulai mempersiapkan dirinya untuk jenjang berikutnya, “gantung mouse” atau beralih sebagai coach.
Penampilan buruk kala menghadapi BIG di StarSeries Season6
Tanpa mengecilkan perannya di TyLoo, Mo kerap melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang berakibat fatal untuk timnya. Aim dan reflek Mo pun bisa dibilang jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2015, Mo berhasil membukukan rating 1.19 dan K/D ratio 1.24, tak berbeda jauh tahun berikutnya 1.14 & K/D 1.20 serta ADR 80,7.
Meski masih terbilang cukup, statistik Mo mulai menurun cukup drastis di tahun 2017 dengan rating 1.06 K/D 1.04 dan ADR 71,4. Performanya tak kunjung membaik di tahun ini, 0.97 rating, K/D 0.89 dan ADR hanya 70,5. Melihat hal tersebut, Mo dan rekan-rekannya di TyLoo harus mencari cari untuk meningkatkan kembali permainannya jika ingin kembali merangsek dalam jajaran elit tim CS:GO dunia.
Performa Mo sepanjang tahun 2018
Tentu bukan hanya Mo yang menjadi masalah di kubu TyLoo. Terbukti ketika absen di CS:GO Asia Championship, TyLoo babak belur dihajar tim-tim yang satu level di bawah mereka. BnTeT Cs masih harus terus memperbaiki masalah komunikasi yang kerap menjadi penyebab kekalahan. Mereka juga harus mulai meredam permainan over agresif seperti yang kerap dilakukan Somebody kala menjadi CT. Seiring dengan meningkatnya reputasi dan prestasi TyLoo, tim-tim lawan tentu sudah mulai mewaspadai permainan agresif TyLoo, khususnya saat ambil role CT.
Jadi, menurut sobat eSports, apakah captainMo sudah harus pensiun?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|