Hingga paruh waktu tahun 2019 kemarin, Valve Anti Cheat (VAC) sistem besutan Valve untuk menjaring para pemain nakal di gim-gim besutannya telah menjaring lebih dari 4 juta pemain pada gim CS:GO. Angka ini meningkat seiring dengan perubahan status CS:GO menjadi free-to-play pada akhir 2018 silam.
Meskipun VAC tampak sudah bekerja cukup baik untuk menangkap pengguna cheat, masih saja ada laporan dari pemain yang menemukan cheater berkeliaran. Di saat-saat seperti ini, Valve bisa jadi terbantukan dengan adanya sistem artificial intelligence (AI) pendeteksi cheater karya gamer remaja 19 tahun.
Alright, so people were confused as the tweet with the screenshot wasn't mentioning the total pool + how the calculation was done.
— 2Eggs is working on HestiaNet! (@2Eggsss) November 26, 2019
Here is a better image (with colours for your satisfaction) showing the latest data and how it is worked out.
Feel free to DM if you have any q's pic.twitter.com/e0m2BJYUdc
Artificial intelligence (AI) ini merupakan besutan 2Eggs, remaja yang juga kerap membantu Valve menemukan bug-bug terselubung di CS:GO dan Steam. Berhasil melaporkan bug-bug tersebut, 2Eggs mendapatkan hadiah bernilai total sebesar 11.450 USD dari tiga hasil temuannya.
Kali ini, programmer otodidak sejak usia 10 tahun ini kembali mencoba bantu Valve mengatasi cheater. Dilaporkan oleh The Loadout, AI yang diberi nama HestiaNet ini pertama kali dikembangkan pada tahun 2015 dan dilatih untuk melihat kesenjangan yang terjadi dalam sebuah gim. Semakin banyak match yang dilihat, maka makin pintarlah fitur AI ini untuk mendeteksi suatu kelainan.
2Eggs menjalankan program HestiaNet melalui akun utama CS:GO-nya, dan AI ini dapat menentukan apakah akun tersebut menggunakan cheat atau tidak hanya dalam hitungan detik. HestiaNet akan menandai akun yang dicurigai dan memantaunya secara berkala untuk melihat apakah Valve telah menjatuhkan hukuman ke akun tersebut. Setelah itu, HestiaNet akan belajar dari keputusan tersebut dan membuatnya semakin akurat dalam menentukan kecurangan saat menyaksikan match.
"Aku menyebutnya sebagai HestiaNet karena saat ini CS:GO dipenuhi dengan cheater dan Dewi Hestia memiliki kekuatan untuk memulihkan, serta kekuatan hati dan api," tutur 2Eggs ke Loadout. "Aku ingin HestiaNet dapat memulihkan gim tersebut dengan menyingkirkan sebanyak mungkin cheater. Bagi sebagian orang di komunitas, CS:GO merupakan rumah bagi mereka dan Hestia jadi pelindung rumah tersebut."
Dari 17.659 kasus yang telah diteliti, 15.356 di antaranya ditenggarai sebagai perbuatan ilegal menggunakan cheat oleh HestiaNet. Menariknya, ternyata sebanyak 15,104 kasus telah menerima ban dari Valve. Angka ini cukup fantastis, melihat keakuratan sebuah artificial intelligence untuk menemukan para cheater tersebut.
Tentunya, jika diberikan semakin banyak kasus untuk diteliti, keakuratan HestiaNet bakal kian meningkat dan dapat menjadi solusi untuk permasalahan cheater di CS:GO, ataupun gim-gim lainnya. Bagaimana pendapat Sobat Esports, apakah kamu tertarik dengan program AI ini juga?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|