Telah mulai berlangsung sejak hari ini hingga akhir pekan, ESL One Cologne mempertemukan sebanyak 16 tim CS:GO terbaik di dunia untuk memperebutkan total prize pool sebesar 300.000 USD.
Meskipun tetap berjalan tanpa support dari Valve, liga tahunan ini berhasil mendapatkan perhatian khusus bagi para penggemar CS:GO dan menjadi turnamen yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Dari 16 tim yang dibagi ke dalam 2 grup, nantinya akan ada tiga tim yang lolos dari setiap grup untuk melaju ke babak playoffs. LANXESS Arena akan menjadi saksi berlangsungnya ESL One Cologne tahun ini mulai dari fase grup stage hingga main event yang akan berlangsung dari hari Jumat hingga Minggu.
Beberapa tim-tim teranyar yang mengikuti ESL One Cologne antara lain adalah Astralis, Faze, Natus Vincere, mousesports, Liquid, dan MIBR, membuatnya sebagai turnamen paling kompetitif setelah DreamHack Masters Marseille. Tim yang tampaknya paling dijagokan dalam turnamen ini adalah Astralis. Keberhasilan dominasi mereka pada turnamen sebelumnnya, tampak akan menjadi momentum yang dibawa dalam ESL One Cologne.
Namun dengan kehadiran beragam penantang yang siap menjatuhkan mereka, ESL One Cologne bisa mencetak sejarah baru di scene kompetitif internasional CS:GO
FaZe tidak dipungkiri adalah salah satu tim yang patut dipertimbangkan dalam turnamen ini. Kesuksesannya tahun lalu membawa mereka di peringkat kedua tim terbaik tahun 2017, setelah SK Gaming, dan menjadi tim unggulan terkuat setelah Astralis. Mereka pun berhasil menunjukkan beberapa performa apik akhir-akhir ini baik saat ikuti IEM Sydney ataupun ESL One Belo Horizonte.
Sebelum kembali mendapatkan trofi mereka di ESL One Cologne, FaZe terlebih dahulu harus mengalahkan Astralis yang cukup ditakuti saat ini. Tidak hanya itu, Astralis yang memutuskan untuk tidak mengikuti beberapa event akhir-akhir ini tampaknya memiliki strateginya tersendiri dalam turnamen ini.
Jika Astralis bisa bertemu dan mengalahkan FaZe di babak final ESL One Cologne, hal tersebut tidak hanya menghentikan FaZe dalam mendapatkan Intel Grand Slam Grand Prize, tetapi juga 100.000 USD killer bonus serta menyamakan kedudukan mereka dengan perolehan masing-masing 3 IGS title dan kesempatan untuk memperebutkan grand prize tersebut di DreamHack Masters Stockholm.
Masuknya Denis "electronic" Sharipov sebagai pemain terbaru dalam Natus Vincere menjadikan Na'Vi berhasil berkembang cukup pesat. Kemenangan dalam StarSeries i-League S5 dan juara dua dalam CS:GO Asia Championship menjadi awal yang cukup baik bagi Na'Vi di tahun ini.
Kegagalan Na'Vi dalam memenangkan turnamen yang dihadiri tim-tim raksasa, khususnya FaZe dan Astralis, membuat mereka ingin memberikan perubahan dalam turnamen ini. Ditambah kembalinya salah satu pemain terbaik CS:GO Danylo "Zeus" Teslenko's, squad Na'Vi menunjukkan bahwa mereka mampu melawan tim-tim seperti FaZe, Liquid, dan mousesports. Namun untuk mendapatkan trofi IGS pertama, mereka harus bisa meredam Astralis. mampukah Na'Vi?
Mousesports yang sebelumnya hanya berisi pemain dari Jerman kini telah melakukan perubahan baru dengan memasukkan Janusz "Snax" Pogorzelski, ke dalam roster mereka. Apakah ini perubahan yang bagus untuk mouseports? Memang Snax memiliki track record yang cukup bagus dengan beberapa trofi major dan minor ketika bersama Virtus.pro, serta prestasi pribadi seperti Top 5 dari 20 list hltv pada tahun 2014-2016, namun turun ke peringkat 20 di tahun 2017.
Selain keterbatasan bahasa karena bermain cukup lama di Virtus.pro, tampaknay Snax masih harus beradaptasi lebih lama untuk dapat menyesuaikan gaya permainannya sebelum bisa kembali agresif seperti yang saat bermain dengan VP. Bagaimana menurut pendapat sobat eSports, apakah Snax mampu membawa mouseports untuk berjaya di ESL One Cologne?
Permasalahan dengan organisasinya tentu membuat SK Gaming mengalami performa yang menurun tahun ini. Dampaknya terlihat jelas pada performa yang mereka tunjukkan bahkan pada turnamen-turnamen kecil. Setelah absen cukup lama, para mantan SK Gaming, yang saat ini berada di bawah naungan MIBR, tampaknya sudah siap kembali ke scene kompetitif.
Meski tampaknya belum memiliki pengganti coach setelah absennya zews, MiBR terlihat siap untuk menunjukkan performa mereka di ESL One Cologne. Tentunya, Marcelo "coldzera" David diharapkan dapat memberikan permainan apik dan menggendong MiBR menuju puncak permainan pada turnamen ini. Kira-kira bagaimana yah peluang MiBR di ESL One Cologne sobat eSports?
Kedua tim ini tampak melakukan pertukaran pemain, dengan Ninjas Xizt dan William "draken" Sundin yang adalah mantan pemain NiP saat ini bergabung dengan Fnatic, sementara Jonas "Lekr0" Olofsson lebih memilih NiP ketimbang bersama Fnatic.
Pada turnamen CS:GO Asia Championships, NiP memang tidak berhasil menunjukkan performa yang baik dengan kalah melawan TyLoo, namun tampaknya mereka berhasil meraih target jangka pendeknya yakni masuk dalam Europe Minor Closed Qualifier. Turnamen ESL One Cologne sepertinya tidak akan menjadi fokus utama bagi tim ini, melainkan akan lebih mempersiapkan diri untuk minor mereka di London.
Bagaimana sobat eSports, siapakah tim-tim yang kamu prediksi bakal lolos ke playoffs dari setiap grup? Serta prediksi dua tim yang bakal bertanding di babak final?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Team Rank |
---|
Rank Currently Unavailable |