Esports

Pecahkan 'Kutukan' Final, Liquid Angkat Trofi IEM Sydney 2019

Rendy Lim
06/05/2019 10:53 WIB
Pecahkan 'Kutukan' Final, Liquid Angkat Trofi IEM Sydney 2019
IEM Sydney 2019

Jelang sebelum berlangsungnya partai final di IEM Sydney, Team Liquid sempat dipertanyakan kemampuan mereka untuk mengangkat trofi pada event ini. Pasalnya, mereka tercatat 10 kali gagal memenangkan grand final di 'turnamen besar'. 

Namun kali ini, Team Liquid berhasil mematahkan 'kutukan' tersebut dan siap menunjukkan potensi terbaik mereka. Nampaknya masa depan Liquid bakal cerah dan semuanya beranjak dari trofi IEM Sydney 2019.

Team Liquid menaklukkan Fnatic yang menjadi lawan di grand final dengan skor sengit 3-2. Pada puncak best-of five final ini, Fnatic memilih Cache dan Mirage, sedangkan Liquid mengambil Overpass dan Dust II. Sisakan Inferno sebagai map penentu, sementara Nuke dan Train di-banned

Fnatic memang memiliki keunggulan khusus ketika bermain di Cache. Map pertama dalam best-of five series ini memberikan dominasi awal bagi Fnatic yang berada di CT side. Meraup poin beruntun dengan mudah, first half ditutup dengan skor 10-5 bagi keunggulan Fnatic. Kesempatan untuk membalikkan keadaan juga tidak kunjung datang ke kubu Liquid, dan mereka pun harus merelakan kemenangan Fnatic di map ini (16-10).

Di map kedua, Overpass berikan sedikit titik cerah bagi Team Liquid dengan permulaan yang kuat di side T dan mengakhiri first half di skor 11-6. Pertahanan Liquid mulai tampak buyar di second half dengan Fnatic yang berhasil menyamakan skor 12-12. Map 'berdarah' ini berlangsung dengan aksi saling kejar hingga berakhir di round 30, saat Liquid sukses menghentikan 1v4 clutch dari Jesper “JW” Wecksell. Skor akhir 16-14 dan kedua tim memiliki poin yang sama. 

Meski bertanding di map pilihan Fnatic, Team Liquid menampilkan aksi yang memukau dengan mengungguli mereka di first half Mirage dengan skor 9-6. Dominasi dua pemain LiquidEliGE dan nitr0 yang memimpin puncak scoreboard, memperkuat kekuasaan mereka dalam map ketiga ini. Team Liquid menutup map ini di skor 16-8, serta total 26 frags berhasil dikumpulkan oleh EliGE hingga map Mirage

Liquid bisa sedikit lega di map keempat ini, karena Dust II merupakan map pilihan mereka, Twistzz tampilkan atraksi yang memberikan keunggulan awal bagi timnya. Namun, bagaikan roda kehidupan yang berputar cepat dan seketika ubah nasib seseorang, Team Liquid tiba-tiba kehilangan pegangan. Fnatic dengan cepat mengungguli mereka di first half di skor 9-6. Second half juga tidak berjalan baik bagi Liquid, sampai Brollan menutup harapan Liquid untuk comeback dan menyerahkan poin di map keempat untuk Fnatic (16-6).

Inferno menjadi map yang tersisa dari grand final IEM Sydney, dan keunggulan di pistol round oleh Twistzz dimanfaatkan dengan baik oleh Liquid untuk jadi momentum yang membawa mereka mendominasi map ini hingga skor 11-4 di first half. Kembali unggul di pistol round untuk second half, Liquid seakan ingin menutup asa Fnatic untuk berjuang balikkan keadaan. Fnatic sempat mendapatkan 5 poin sebelum akhirnya Team Liquid menutup map pamungkas ini dengan skor 16-9, mewujudkan kemenangan mereka (3-2)! 

IEM Sydney akhirnya menjadi kemenangan pertama Team Liquid di turnamen besar setelah sekian lama gagal di babak final. Namun, ini merupakan trofi juara kedua milik mereka di tahun 2019, setelah keberhasilan mereka di iBuyPower Masters, bulan Januari silam. 

Ketidakhadiran Astralis dalam turnamen berskala internasional ini juga nampaknya memberi andil besar bagi Team Liquid untuk mengukuhkan diri sebagai tim terbaik. Akankah Team Liquid, tim peringkat terbaik CS:GO di dunia ini bakal mampu mengkudeta Astralis dari singgasananya?

Bagaimana pendapatmu, sobat esports?