Esports

Pro Circuit Besutan ESL Potensi Rusak Ekosistem CS:GO

Rendy Lim
05/09/2019 15:19 WIB
Pro Circuit Besutan ESL Potensi Rusak Ekosistem CS:GO
Ada Sisi Baik dan Buruk, Mana Lebih Kentara Nantinya?

ESL dan DreamHack baru saja mengumumkan rencana untuk meluncurkan CS:GO open circuit yang akan berlangsung mulai tahun 2020. Total hadiah sebesar 5 juta USD telah disiapkan untuk keseluruhan rangkaian turnamen atas nama DreamHack, ESL, dan IEM.

Sayangnya, tidak semua tim profesional CS:GO setuju dengan metode sirkuit ini karena berpotensi merusak seluruh ekosistem kompetisi yang telah berjalan hingga saat ini.

Gambaran ESL Pro Tour 2020; Source ESL

Salah satu hal yang ditakutkan adalah jika ESL Pro League, turnamen yang merupakan bagian dari ESL Pro Tour, membatasi tim-tim partisipannya untuk tidak bertanding di kompetisi lainnya. Tentunya tim yang juga bertanding di ECS, turnamen garapan FACEIT akan merasa tertekan. Saat ini, dua tim yang memiliki spot untuk bertanding di ESL Pro League tidak setuju dengan format baru ini.

CEO AstralisNikolaj Nyholm menyatakan bahwa timnya tidak akan berpartisipasi pada liga apapun tanpa adanya representasi langsung dari pemain yang diharapkan dapat disampaikan oleh Counter-Strike Players’ Association (CSPPA)

Hingga sekarang, aspek yang membuat turnamen profesional CS:GO masih banyak diminati adalah karena banyak penyelenggara turnamen berbeda yang mendapat kesempatan untuk mengadakan turnamen berkelas major, ataupun minor. Hal ini membuat tim-tim asal negara yang kurang kompetitif misal Brazil dan Australia bisa bersaing berkat kehadiran regional qualifier dan turnamen LAN di negara masing-masing.

Kesempatan yang diberikan oleh turnamen Major bagi tim-tim kecil ini untuk sukses dapat dikatakan adalah salah satu alasan kenapa kompetisi CS:GO masih bisa tetap eksis hingga saat ini. Meskipun dalam segi prize pool, beberapa turnamen sudah menyaingi jumlah hadiah yang ditawarkan oleh Major.

Rumornya, tim berkontrak ESL tidak boleh ikut turnamen lain

Sistem kontrak tim atau liga memang bisa membuat sebuah kompetisi lebih stabil berkat sokongan dana hingga dapat menyajikan level hiburan yang tinggi. Tidak sedikit juga developer-developer yang menerapkan sistem ini untuk kegiatan esports mereka, contohnya Overwatch League, League of Legends, Call of Duty, bahkan Mobile Legends di Indonesia. 

Sayangnya, jika sistem sirkuit ini diterapkan dalam CS:GO, tim-tim yang telah menandatangani kontrak akan sulit untuk berpartisipasi dalam turnamen lain, karena terpaksa harus mengikuti serangkaian liga panjang dari sang penyelenggara turnamen.

Bagaimana pendapatmu Sobat Esports, apakah kamu setuju dengan usulan ESL ini?