BITKRAFT Konsepkan Popularitas Game eSports Berdasarkan SuperData

DOTA 2 paling seru!!! LoL lebih banyak penggemarnya!!! Dasar Slow-hand, yang punya skill main CS:GO!!!

Kira-kira demikianlah suara nyaring yang sering didengungkan oleh para fans gamer tertentu begitu game favorit mereka diledek atau direndahkan. Perdebatan yang tak lain dan tak bukan hanya ekspresi opini tanpa dasar. Mungkin ada baiknya kamu melihat konsep pengelompokkan game-game eSports populer ke dalam ranah Tier (tingkatan atau deretan - red) yang dikemukakan oleh Jens Hilgers selaku CEO dari DOJO Madness, sekaligus founding partner dari BITKRAFT.

Kamu bisa melihat gambar ilustrasi di bawah ini, dimana terlihat ada tiga tingkatan atau bagian berbeda dari game-game eSports yang cukup populer di kalangan gamer global. Tingkatan atau Tier ini dibuat berdasarkan besaran angka MAU (Monthly Active User), jangkauan minimum hadiah per tahun, dan lamanya live streaming yang telah ditonton setiap bulannya.

Agar bisa masuk dalam tiga kategori di atas, sebuah game harus memenuhi sedikitnya dua dari 3 syarat yang dibutuhkan. Perlu diperhatikan bahwa pembagian kelas di atas adalah berdasarkan penilaian secara global dan tidak mengacu pada regional tertentu.

Karena game-game yang populer di wilayah tertentu, faktanya belum tentu sepopuler itu di wilayah berbeda. Apabila game yang kamu mainkan ternyata tidak masuk dalam bagan ini, tidak lantas berarti game tersebut tidak populer, melainkan game favoritmu masih belum mencapai tingkat popularitas game-game di bagan.

Dari gambar juga dimuat info update dari tahun sebelumnya, dimana Overwatch berhasil masuk Tier 2 berkat peningkatan dalam jumlah prize pool. Sementara Point Blank dan CrossFire yang sangat favorit di Asia mampu menembus jajaran game eSports populer.

Hal ini membuktikan bahwa gamer di Asia tidak hanya bermain game MOBA dan RTS (tim-tim Korea dan Cina cukup disegani dalam berbagai turnamen game StarCraft, LoL, atau Dota), tapi juga menyukai FPS. Sebaliknya dengan genre fighting, seperti Super Smash Bros atau Rocket League yang lebih berkembang di Eropa dan Amerika, tapi kurang diminati oleh gamer Asia.

Sementara yang tersaji di Tier 1, adalah game-game yang dimainkan oleh hampir seluruh gamer di penjuru dunia. Belum ada perubahan signifikan yang terjadi pada tier 1, kalaupun ada penurunan popularitas tidak bakal terjadi dalam waktu dekat. Memang dari segi ekonomisnya, eSports sangat menjanjikan untuk dapat terus berkembang serta menarik lebih banyak peminat, namun pertumbuhannya tidak sedrastis beberapa tahun belakangan ini.

Data di atas merupakan kumpulan hasil analisa dengan bantuan SuperData, sebuah perusahaan penyedia data statistik yang meliputi beragam macam platform antara lain konsol, mobile, PC, Virtual Reality, dan lain-lain. SuperData mengolah lebih dari 78 juta gamer dari seluruh dunia untuk membantu memberi informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan info mendalam terkait dinamika dunia game. Beberapa developer game yang pernah berkerja sama dengan SuperData, sebagai berikut:

BITKRAFT sendiri adalah investor dan penyelenggara event khusus eSports, yang memiliki kantor cabang di Los Angeles dan Berlin, dengan fokus untuk mendukung dan mengembangkan industri eSports bagi fans, atlet, dan seluruh stakeholder.

DOJO Madness merupakan perusahaan startup yang mengolah data dari berbagai game eSports untuk membantu pemain dan fans memahami cara menjadi yang terbaik dalam game favorit mereka. Beberapa produk andalan mereka, antara lain LOLSUMO, DOTASUMO, OVERSUMO, yang memberi analisa data untuk game DOTA 2, LoL, dan Overwatch, layaknya seorang virtual coach.

Bagaimana fans eSports.id, sudah memiliki gambaran kan game favoritmu masuk tier berapa? Pokoknya terus mainkan dan dukung game tersebut agar kian berkembang sehingga bisa menarik minat banyak gamer. Siapa tahu bisa masuk dalam deretan game terpopuler kedepannya.