Terlepas dari keikutsertaan Fnatic di ESL One Hamburg dan Dota Pit kemarin, fans menyadari bahwa Fnatic saat ini bukanlah tim terbaik untuk bisa mewakili SEA. Mundurnya Mineski dan permasalahan visa Happy Feet menjadi pintu masuk Fnatic untuk bisa berpartisipasi dalam ajang tersebut. Hasilnya, Fnatic jadi bulan-bulanan.
Fnatic sesungguhnya di isi oleh pemain-pemain dengan reputasi tinggi. Duo support mereka DJ dan PieLieDie terkenal cerdas dan disegani. Ohaiyo adalah offlaner kaya pengalaman yang beberapa kali bisa tampil pada gelaran TI. EternalEnvy adalah EternalEnvy. Bermain dengan agresifitas tinggi, penuh letupan energi dan sulit diprediksi. Midlaner mereka, eXcalibur mungkin kurang mendapat sorotan namun kemampuannya mengangkat dia berada di papan atas top MMR Eropa. Memiliki MMR 8600 (Sempat menyentuh 9000 namun turun ketika menghabiskan waktu bermain di server SEA) ia terkenal dengan permainan Outworld Devourer, Meepo dan Templar Assasin.
Namun roster sekarang nampaknya tidak cukup bagi Fnatic untuk menjadi ancaman. Di region SEA, mereka terhempas oleh Mineski, TNC dan Execration. Apa yang menjadi kelemahan Fnatic? Meskipun Excalibur adalah pemain yang cukup bagus, namun secara pengalaman Excalibur kekurangan tempat untuk unjuk gigi. Berhadapan dengan kerasnya permainan di SEA, Excalibur juga tampak kesulitan mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan Fnatic selalu berada dalam posisi tertinggal.
Bak angin segar, Abed yang sejak awal tahun pindah ke Amerika, kembali ke SEA setelah di lepas oleh Digital Chaos. Kembalinya si anak ajaib peraih 10.000 MMR pertama di dunia tentunya akan menambah kekuatan dari Fnatic yang berhasil menggaetnya. Abed memiliki kelebihan dari pengalaman yang ia dapatkan semasa hijrah ke Amerika. Tingkat kompetitifnya meningkat dengan bermain melawan banyak pemain top dunia dan ikut dalam kompetisi-kompetisi bergengsi selama masa baktinya. Hal inilah yang diduga menjadi kekurangan dari Excalibur yang kesulitan bersaing menghadapi lawan-lawan tangguh di SEA.
Tidak hanya Abed, Fnatic juga merekrut Adam dari Fire Dragoon Esport sebagai Coach dari Fnatic. Adam sebelumnya juga pernah bermain untuk Fnatic dan berhasil membawa tim ini meraih hasil cukup memuaskan di TI6. Keberadaan coach akan sangat membantu Fnatic untuk memutuskan gameplay, evaluasi dan pendekatan terbaik dalam bertanding karena EE seringkali terlalu YOLO dan kurang perhitungan, sementara DJ, Pie dan Abed cenderung orang yang pasif meskipun DJ seringkali menjadi kapten dari Fnatic.
The Summit 8 qualifier berlangsung hari ini akan menjadi pembuktian Fnatic apakah keberadaan 2 anggota barunya mampu memperbaiki performa tim ini, kita nantikan hasilnya.