Setelah melewati babak penyisihan selama tiga bulan yang melibatkan 1.197 team eSports di delapan negara Asia Pacific, akhirnya pagelaran event Grand Final APAC Predator League 2018 resmi dimulai! Delapan tim terbaik dari masing-masing negara BOOM.ID (Indonesia), Geek Fam (Malaysia), Signify (India), Alpha Red (Thailand), Azure eSport (Hong Kong), Ten Twenty (Singapore), Quid Pro Quo (Filipina), dan We Say No! (Sri Lanka) bersaing untuk memperebutkan total hadiah USD150.000 dan Predator Shield, trofi utama kompetisi ini.
“Kita telah memasuki babak akhir dalam kompetisi bergengsi APAC Predator League 2018. Melalui kompetisi ini, kami ingin mengukuhkan komitmen kami dalam memimpin industri gaming dan menciptakan ekosistem game yang kuat di kawasan Asia Pasific,” ujar Andrew Hou, Presiden Acer Pan Asia Pacific.
Andrew Hou & Herbert Ang
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Grand Final APAC Predator League 2018 tidak lepas dari kegigihan Herbert Ang, Presiden Direktur Acer Indonesia yang melihat besarnya potensi eSports terutama DOTA 2 di Indonesia. “Indonesia bangga bisa menjadi tuan rumah turnamen bergengsi APAC Predator League 2018 tahun ini. Sampai tiga hari ke depan kita akan melihat bakat, kekompakan, dan semangat dari talenta eSport terbaik di kawasan Asia Pasifik,” ujarnya, seraya menambahkan dukungannya untuk tim BOOM.ID agar bisa menjadi juara di negeri sendiri.
Grand Final APAC Predator League 2018 berlangsung hingga hari Minggu, 21 Januari 2018 mendatang. Selain disuguhi pertandingan seru tim-tim terbaik DOTA 2 Asia Pacific, pengunjung juga dapat mengikuti berbagai acara seru seperti bermain game Virtual Reality (VR), face painting, cosplay, PUBG, pameran laptop Acer, hingga mengikuti lelang laptop. Selain itu, Grand Final APAC Predator League 2018 juga mendapatkan penghargaan rekor MURI sebagai “Tayangan Langsung Permainan Online di Layar LED Terbesar di Asia Tenggara”.
Delapan Negara Berebut Predator Shield