Filipina merupakan salah satu wilayah penting dalam perkembangan DOTA 2 di Asia Tenggara, dan akhir-akhir ini di kancah dunia. Memiliki fans yang terkenal sangat bersemangat mendukung perwakilan negaranya, terlepas dari stereotip “peenoise” yang selalu disematkan kepada gamer-gamer Filipina. Kenyataannya, saat ini Filipina menjadi tempat penyelenggaraan event besar DOTA 2, rangkaian turnamen Pro Circuit bertajuk Galaxy Battles Major.
Sayangnya, kabar terakhir menyebutkan bahwa event besar tersebut mendapat tamparan keras akibat konflik kepentingan antara pemerintahan Filipina dengan Valve. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte sedang gencar-gencarnya melakukan 'perang' terhadap peredaran narkoba di negaranya. Berdasarkan laporan dari BBC, sejauh ini tercatat sebanyak 3,850 orang terbunuh oleh pihak kepolisian sebagai aksi perlawanan terhadap narkoba semenjak Duterte didapuk sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Filipina.
Valve sebagai penggagas dari rangkaian Pro Circuit di musim perdananya ini, enggan mengambil resiko atas terancamnya keselamatan para atlet dengan adanya kebijakan represif tersebut. Diadakannya tes penggunaan obat-obatan terlarang atas pendatang yang memasuki Filipina dikhawatirkan akan menjerat beberapa pemain yang hadir di Galaxy Battle Major.
Tanpa bermaksud tidak mengindahkan perlawanan terhadap narkoba, namun cara agresif yang dilancarkan pemerintahan Filipina terhadap orang-orang yang terindikasi menggunakan narkoba sangat berbahaya, sehingga Valve memutuskan mencabut titel major untuk Galaxy Battles, tanggal 15-21 Januari 2018 nanti.
Sebagai solusinya, Valve menawarkan sebuah turnamen berstatus Major lainnya sebagai pengganti dengan pihak penyelenggara lain dan komposisi tim peserta yang sama, beserta tambahan uang hadiah dan circuit points yang tadinya sudah dialokasikan untuk Galaxy Battle Major.
Semoga segera ada titik terang untuk kebijakan pemerintah Filipina demi melindungi atlet-atlet digital yang akan berkompetisi di sana. Sementara pemerintah Indonesia dan para penggemar tanah air harusnya bisa melihat situasi ini sebagai kesempatan untuk mempersiapkan infrastruktur terbaik dan berharap mengambil alih kepercayaan Valve sehingga event berskala major bisa dihadirkan di Indonesia. Semoga ya gamers! ^_^