DAC atau DOTA 2 Asia Championship selalu hadirkan tradisi side event, atau hiburan sampingan bagi penggemar yang jarang ditemui pada turnamen lain. Laiknya The International, DAC persembahkan All-Star Match dan juga 1on1 Tournament. Malam tadi (5/4) tournament empat mata dilangsungkan dan sang pemuncak tak lain tak bukan adalah jawara musim lalu, Zhang “Paparazi” Chengjun.
Lawan sang petahana bukan midlaner ecek-ecek. Sebut saja Sylar si carry veteran dari VGJ.Thunder dan Somnus/Maybe dari LGD yang di laga pertama tumbangkan Sccc. Dua partai pertama dilalui Paparazi dengan cukup hati-hati karena lawan yang juga defensive.
Tipikal pemain Cina yang cenderung serius walau lakoni laga sampingan. Perlahan tapi pasti Paparazi tumpuk keunggulan gold dan permainan mekanik cantik untuk pancing lawan agar menjadi ceroboh, seketika combo Shadowraze darinya buahkan bendera putih dari penantang.
Sementara perwakilan asing kebetulan terjaring dalam jalur searah. No[o]ne harus takluk dengan offlaner wannabe SumaiL, tampaknya keahlian SumaiL di midlane belum pudar, andai EG ingin kembalikan peran aslinya bisa jadi EG temukan hasil yang dicari-cari. Miracle- di lain pihak harus tunduk dihadapan MidOne. Keduanya adalah midlaner favorit banyak fans meski beberapa waktu kebelakang Miracle- lebih rajin jalani hidup sebagai carry.
MidOne mampu lewati hadangan Miracle- dan SumaiL untuk kudeta Paparazi dari tahta juara. Sayang kepala dingin dari Paparazi tak membuat ia terpancing untuk blunder. Bahkan kalkulasi terukurnya menabrak tower untuk membunuh MidOne sukses buat decak kagum penonton. Meski MidOne menolak menyerah, takdir tak terelakan bahwa Paparazi adalah juara tak terbantahkan untuk 1on1 tournament.
Ironisnya, gelar tertinggi Paparazi tak diikuti dengan capaian timnya, Vici Gaming yang harus gugur di lower bracket ketika jumpa Virtus.pro. Setidaknya masih ada pemanis bagi Paparazi walaupun target utama mereka dikandaskan. Paparazi berhak atas hadiah sebesar $4.700USD atau sekitar Rp64.000.000.