Sebagai suatu game yang sarat gengsi dan unjuk kemampuan, banyak pemain mencoba segala hal agar berkembang semakin baik dan ujung-ujungnya bisa menang. Beberapa orang berlatih setiap hari, menonton banyak replay dan bekerja keras dalam game. Tapi ada sebagian yang arungi jalan instan, yakni menggunakan cheat.
Tentu hal ini melanggar prinsip-prinsip fairness dan sportivitas dalam game kompetitif. Melihat maraknya pemakai cheat di DOTA, Valve bersikap tegas dengan beri sanksi seperti larangan matchmaking hingga 10 TAHUN!!!
Wah lama banget yah. Beberapa script sederhana yang bisa terdeteksi digunakan cheater diantaranya auto-hex, zoom-out camera, auto-creep blocks dan auto-item drops. Yang mengejutkan adalah, berdasarkan data dari GOSU.AI, 12% dari total permainan tiap player setidaknya berhadapan dengan satu orang cheater.
Yang menarik, tier Divine yang notabene jadi kontestasi player dengan skill tertinggi justru jadi sarang cheater dengan persentase mencapai 18%. Persentase tersebut didapatkan dari Analisa 336.000 pertandingan DOTA 2 sebelum implementasi ban diberlakukan Valve per tanggal 4 April 2018. Hasilnya, banyak laporan para pemain terkena ban membanjiri chanel komunitas, beberapa diantaranya terkena ban hingga tahun 2028.
Adakah dari kalian pengguna cheat kala bermain game kompetitif sobat eSports? Segera insyaf yah guys, lebih seru kalau main dengan kemampuan sendiri. Menang kalah sudah biasa yang penting have fun.