Memang tidak bisa dikomparasi secara apples-to-apples, atau serupa dalam kasat mata, hanya saja pada hakekatnya baik itu event lokal maupun turnamen kelas dunia pun tidak bisa luput dari kesalahan yang lebih sering terjadi karena kurang sinerginya aspek-aspek pendukung acara.
Dalam kasus kali ini, Valve secara tegas telah menyampaikan dalam briefing terakhir bersama keseluruhan tim peserta The International 2018 (TI8) bahwa mereka hanya boleh memakai jasa satu pelatih untuk berada di arena bertanding selama proses drafting. Yes, sir!
"Kami sudah secara tegas menginstruksikan semua tim saat technical meeting bahwa hanya diperkenankan 5 pemain dan satu pelatih selama proses drafting di ruang pertandingan," papar Valve, sebagaimana yang diposting pada respon resminya via Twitter. "Kami merasa ini bukanlah kesengajaan untuk berbuat curang dan hanya kesalahpahaman, namun mereka harus bertanggung jawab karena melanggar peraturan sama yang juga diterapkan kepada tim lainnya."
Kesalahpahaman yang dimaksud adalah pihak VGJ.Storm mengklaim bahwa mereka telah bertanya (kenapa tanya lagi?) ke panitia PGL mengenai kemungkinan untuk membawa lebih banyak pelatih ke ruang bertanding saat proses drafting. Apa jawabnya? Tentu saja boleh, silahkan saja asalkan pelatih, atau siapapun orang itu, langsung keluar setelah draft berakhir (really, dude?)
"Untuk itu, kami putuskan untuk memberi penalti khusus untuk seri pertama dari babak utamanya; mereka (VGJ.Storm - red) tidak boleh menggunakan pelatih sama sekali saat proses drafting berjalan dan akan menerima status level 2 draft time penalty," tandas Valve lagi, menegaskan hukuman penalti yang akan diterima tim VGJ.Storm untuk fase berikutnya.
Jadi, selain tidak ditemani oleh pelatihnya, Resolut1on Cs. harus rela waktu mereka dipotong hingga 70 detik (drafting reserver time), berdasarkan deskripsi status level 2 dalam lobby system di DOTA 2.
Keputusan penalti bagi VGJ.Storm oleh Valve akhirnya menuai banyak respon dari para fans DOTA 2 maupun kalangan netizen, yang mencibir pihak penyelenggara karena terkesan lembek dalam menerapkan aturan untuk turnamen semegah TI ini. Termasuk kenyataan bahwa VGJ.Storm telah menggunakan dua pelatih selama draft dalam 16 game sebelumnya, sehingga memberi kesan tidak adil bagi peserta lainnya. Namun tidak sedikit pula yang memberi apresiasi atas bentuk hukuman tersebut. Sobat eSports punya pendapat sendiri?
Klarifikasi selanjutnya datang dari pihak VGJ.Storm, oleh Jack Chen, selaku manajer tim. Dirinya menyebutkan bahwa mereka tidak menemukan peraturan resmi dengan bentuk pelanggaran yang dituduhkan, sehingga mereka berinisiatif untuk menanyakannya langsung ke admin turnamen.
"Terkait masalah pelatih: kami tidak yakin apakah dua pelatih bisa masuk saat drafting. Tidak ada peraturan tertulis yang memuatnya, tidak juga di general beyond format," cuitan dari Jack Chen. "Karena belum yakin, kami tanyakan ini ke admin PGL, yang juga telah cek dengan atasannya."
Peraturan tentang penggunaan satu pelatih di ajang The International sebenarnya baru diterapkan pada tahun ini, dan mulai efektif saat Valve mengumumkannya tepat setelah TI7 berakhir tahun lalu, kemudian terus diberlakukan selama musim perdana Dota 2 Pro Circuit.
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Solo MMR |
---|
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |