Jangan Gunakan 5 Hero Ini Buat Naikin MMR

Angka sakral +25 adalah nomor yang paling dicari-cari oleh pemain DOTA 2. Demi reward tersebut, orang rela melakukan apa saja. Tapi salah satu cara untuk meningkatkan potensi kemenanganmu dimulai dari menggunakan hero yang benar dan hindari hero 'tidak benar'.

Sedikitnya, ada lima hero yang mungkin tidak usah kamu gunakan ketika berpetualang di dunia ranked match, siapa saja mereka?

1. Lone Druid

Hero dengan win rate terendah berdasarkan dotabuff, Syllabear saat ini terlalu mudah untuk dikalahkan. Meski konsep bermain dengan multi-micro masih diimplementasikan oleh banyak profesional, juga di pub match, Lone Druid terlalu lemah untuk bisa menjadi pembawa kemenangan.

Kelebihannya yang juga jadi kekurangannya jadi salah satu faktor mengapa orang enggan menggunakan Lone Druid saat ini. Dengan meta teamfight early, Lone Druid tak menawarkan banyak kerusakan bila ikut berperang terlalu dini. Itemisasi mahal dan memakan waktu, ditambah reward dari push lane yang kurang menyenangkan terutama di patch sekarang tidak memberikan tempat yang baik bagi Sylla dan beruangnya mendapat farm.

Semua waktu yang dihabiskan untuk menggemukkan si beruang tidak akan berarti bila sang empunya mati. Dengan banyaknya disable hero yang jadi pilihan ditambah kombinasi burst damage fisik dan magic akan mudah mengeliminasi Lone Druid dari pertarungan. Beruang pun berikan bounty yang besar bila dibunuh dan sayangnya, si beruang makin mengikis kekuatannya memasuki mid ke late game.

Apalagi bagi kamu yang masih keteteran memainkan micro, lebih baik hindari menggunakan hero ini kecuali kalau cuma main normal atau turbo untuk berlatih.

2. IO

Sejujurnya, IO bukanlah hero yang lemah ketika di scene profesional masih banyak tim berebut mendapatkan IO, atau di-ban. Masalahnya adalah saat kita ingin menerapkan gaya permainan IO dalam solo ranked match, yang nyata-nyata butuh komunikasi tinggi.

Bermain solo akan menghadapkan kita pada masalah komunikasi dan ego, apalagi terkadang pemain IO akan kesulitan sendiri untuk menemukan sinarnya di ranked match. Berbeda dengan bermain tim, komunikasi akan lebih mudah karena adanya faktor saling kenal.

IO bukanlah hero paling mudah untuk dimainkan. Hero ini lemah dan tak bisa memenangkan game seorang diri kecuali anda pemain DOTA 2 paling jago sedunia. Jadi bila kamu ingin menaikkan MMR lebih tinggi, cari lah hero selain bohlam biru satu ini. Namun tak ada salahnya melatih hero ini sampai mahir di normal match dan praktekkan kemahiran anda di lain hari. Karena pemain yang terkenal pandai dan berani memainkan IO teramat jarang.

3. Puck

Salah satu hero playmaker ikonik. Puck cukup berceceran di kancah profesional terdahulu. Ingat aksi-aksi fenomenal Dendi atau s4 dengan Puck di medio 2011-2013. Kemudian bertransisi jadi hero offlane, Puck tampak selalu punya tempat di mata pemain. 

Tapi akhir-akhir ini, Puck tak lagi jadi ancaman. Padahal semenjak patch 7.xx, hero ini banyak mendapatkan buff ketimbang nerf. Ambil contoh durasi silence dari warning rift yang diperlama, peningkatan base strength, base attack turn rate hingga health & mana regeneration. Tapi mengapa hero ini baiknya kamu hindari untuk naikin MMR?

Pertama, memainkan Puck butuh kecepatan tangan, serta hafal di luar kepala skill yang bisa digunakan begitu juga item yang kebanyakan dipencet. Namun terlepas dari kegesitannya menghindari serangan, hero ini terlalu monoton dengan magic damage sebagai sumber kerusakannya. 

Hal ini yang membuatnya tersingkir dari persaingan hero mid bila dibandingkan dengan Lina atau Necrophos, yang keduanya mampu memadukan serangan magic ataupun fisik. Apalagi kemunculan hero pemberi efek silence atau disable seperti Riki, Lion, dan Grimstroke, akan menjadi mimpi buruk bagi hero lemah seperti Puck.

4. Death Prophet

Death Prophet sejatinya kuat di laning, bahkan bisa memutarbalikkan sergapan lawan berkat skill defensifnya Spirit Siphon. Namun memainkan DP butuh kordinasi baik terutama dengan ultimatenya Exorcism. Dia tidak bisa berputar-putar mencari kill atau menggunakan ultimatenya hanya untuk gank. DP wajib mengkonversi ultimatenya ke penghancuran objektif.

Sayangnya, masih banyak orang salah memainkan DP dan menganggapnya kuat dengan sendirinya. Bila saja para pemain menyadari dan memanfaatkan Exorcism sebagai bentuk perlindungan untuk melakukan push dan pada akhirnya memenangkan pertandingan, mungkin DP bakal jadi hero auto win.

Tapi masalah utama DP bukan di situ saja. Krobelus dikenal kuat dalam laning tapi punya kelemahan. Dalam situasi 1on1 di mid, lebih banyak hero yang bisa mengalahkan kemampuan farm sekaligus mencicilnya. Attack animation dari Death Prophet menyedihkan dan skill nuke andalannya Crypt Swarm juga terbilang memiliki gerakan yang lambat sebelum meluncur. Seringkali hal ini menyebabkan pemain Death Prophet kalah kuat di early dan tertinggal sampai mid dan late game.

Hal ini jadi alasan sebaiknya kamu menghindari penggunaan Death Prophet dan mencari alternatif hero lain untuk +25.

5. Nature Prophet

Hero ini masih cukup laris digunakan baik saat turnamen maupun di pub match. Namun bila kamu salah menggunakannya, maka kumpulan pasukan pohonnya cuma akan jadi pundi-pundi emas lawan. Belum lagi pada dasarnya hero ini cukup lemah dibunuh, jadi incaran banyak hero mulai dari Spectre, Barathrum hingga Clockwerk.

Belum lagi salah kaprah pemain yang mengira hero ini cuma berorientasi pada farm di tempat-tempat tak terdeteksi. Padahal skill teleportation miliknya jadi aset berharga untuk unggul jumlah di perang-perang kecil yang terjadi. Belum lagi kemampuan push-nya yang berbahaya.

Tapi kemudahan hero ini pula yang membuat Nature Prophet sulit dipahami dan pada akhirnya kamu malah kalah karena tak memahami makro gameplay dari seorang NP.

Itu dia sobat eSports beberapa hero yang lebih baik kamu hindari saat ingin menaikkan MMR. justru coba. Semoga bermanfaat!