Huya World Esports Legendary League merupakan turnamen DOTA 2 yang diikuti oleh tim-tim terbaik Southeast Asia. Prize pool sebesar 70.000 USD menjadi perebutan para penantang dari SEA dan China baik melalui jalur direct invite ataupun regional qualifier. Sayangnya, salah satu peserta tertangkap melakukan match-fixing atau pengaturan skor, berdampak pada ditendangnya tim tersebut dari turnamen serta tidak dapat lagi mengikuti turnamen yang diadakan oleh Huya Network.
Mereka adalah RISE Esports, tim yang lolos ke turnamen ini dari qualifier SEA. Tim Malaysia ini sebelumnya pernah meraih peringkat 3 pada Asia Pacific Predator League 2020 Malaysia Finals dan membawa pulang hadiah 5000 RM.
Organizer turnamen mengumumkan via Weibo bahwa match pertama RISE Esports di main event group stage terlihat aneh dan setelah melakukan investigasi cara bermain playernya, mereka menyimpulkan bahwa RISE Esports sengaja bermain pasif.
"Berdasarkan hasil investigasi, kami menyimpulkan bahwa RISE Esports menunjukkan permainan pasif dalam beberapa match, dan untuk menjaga keadilan dan semangat kompetisi dalam game, organizer turnamen memutuskan untuk mendiskualifikasi RISE Esports dari turnamen dan memberikan sanksi permanen ban untuk tidak dapat mengikuti seluruh event kami kedepannya. Terima kasih kepada semua fans yang telah mendukung Huya World E-sports Legendary League. Mari bersama-sama menjaga integritas dari kompetisi esports," tutur perwakilan organizer.
RISE Esports yang seharusnya berada di Grup B bersama dengan TNC Predator, BOOM Esports, Ocean, Team Sirius, dan Dotahero tidak mendapat pengganti baru. Hasil match tim yang bertanding dengan RISE Esports akan mendapat default win. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports? Sayang banget yah perilaku yang ditunjukkan oleh salah satu tim profesional ini, semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.