Esports

Tim Komunitas Akui Lebih Sustain & Profit Ikut LEN 2023

Billy Rifki
14/10/2023 15:01 WIB
Tim Komunitas Akui Lebih Sustain & Profit Ikut LEN 2023
Esports.id interview

Liga Esports Nasional 2023 adalah produk turnamen dari PBESI dan Garudaku. Turnamen ini mencoba mengakomodir semua tim dari berbagai kalangan dengan format liga yang panjang dan berjenjang. Total prize pool ajang ini juga cukup mengesankan, yakni 3,2 miliar Rupiah.

Uang tersebut didistribusikan untuk tiga strata Liga yakni Liga 3, Liga 2 dan Liga 1. Tim yang mendaftar dari Liga 3 bisa promosi ke Liga 2 sampai Liga 1 dan bisa terus mendapat cipratan prize pool andai mereka berhasil.

Seperti beberapa tim di Liga 1 berasal dari kualifikasi Liga 2 seperti Gryffin, Kagendra, HFX, Pajajaran dan Suber 24. Mereka mengakui ikut LEN 2023 mampu menghidupkan mereka dan memberdayakan tim komunitas lebih baik. Bahkan, dibanding ikut serta dalam turnamen development resmi publisher, beberapa tim komunitas lebih memilih LEN 2023 karena punya prize pool besar.

Namun, mengikuti liga seperti MDL punya gengsi dan pride tersendiri yang tidak dimiliki turnamen lain. Utamanya kans melaju ke MPL khususnya untuk tim yang punya afiliasi langsung.

Berikut beberapa pendapat dari manager tim peserta di Liga 1 soal keuntungan ikut LEN 2023.

- Albert, Manager Kagendra

"Kalau lebih cuan emang lebih cuan. Cuma pride player pasti ke MDL terus ke Mpl kalau player. Kalau ngomongin tim esportsnya, ngomongin cuan ya jauh (lebih profit LEN 2023). Mulai dari bentuk venuenya wah, transportasi, konsumsi, kita di sini kaya berlibur sambil berkompetisi,"

- Dika, Coach Kagendra

"Kalau dibandingkan Liga Esports Nasional sama MDL, kalau dari kompetisinya tim di MDL memang sekarang masih di atas Liga 1 dan memang jangkanya juga ada buat dilirik tim MPL dan transfernya juga gampang. Untuk player mungkin memang ambil ke arah sana. Tapi tergantung organisasinya objektifnya kemana. Mau eksposure ya ke MDL.

Buat Kagendra sendiri ada rencana sih untuk bikin dua tim (ikut LEN dan MDL), katanya mau diseriusin cuma ga tau kedepannya,"

- Farhan, Manajer Pajajaran

"Pertama sih lebih sustain iya (ikut LEN 2023), karena kita punya ajang baru di Indonesia yang total prize poolnya lumayan besar. Kalau mengatasi masalah keuangan itu tergantung managementnya, kalau sustain ya ga tergantung dari prize pool yang penting juaranya juga. Tapi dari Pajajaran, prize pool LEN 2023 berdampak juga. Playernya masih usai 17-an, rata-rata bonus mereka disimpen orangtuanya atau dipakai jajan aja.

Ikut MDL rugi? Setuju ga setuju sih. Mungkin karena prize pool lebih tinggi di Liga 1 tapi MDL lebih ke arah development dari yang muda-muda agar nanti bisa ke MPL. Kita punya mimpi ke MPL, semua tim pasti punya mimpi,"

- Heyden, Manajer ONIC Miracle

"Target ONIC Miracle di Liga 1 ga target buat juara sih tapi untuk jaga aset untuk jangka panjang. Soalnya ONIC di Liga 1 bisa jadi tim paling muda, mayoritas usia 15-16 tahun, masih sekolah. Jadi ONIC di Liga 1 memagari player potensial yang ada di tim komunitas. Pemain ini juga sangat bisa promosi ke MPL. Soalnya GH kita juga deketan, jadi sharing untuk naik (promosi) sangat ada, kansnya di atas 50%. 

Kalau soal ikut LEN 2023 lebih untung dibanding ikut MDL, saya setuju ga setuju. Soalnya Liga 1 mungkin menang di prize pool, tapi MDL secara pride dan eskposure MDL lebih jauh,"

- Ariel, Manager Gryffin

"Kalau dibilang sustain (ikut LEN 2023), kita di turney komunitas aja sustain. Cuma kalau ngebantu? Jelas. Naik jomplang (financial). Soalnya mau sekuat apapun management kalau tim lu ga ada revenue sama aja bohong. Mau setajir apapun bos lu, mau bakar duit sebanyak apapun, sponsor sebanyak apapun kalau ga ada revenue bakal dianggap fail. Balik lagi prestasi di turnamen komunitas. Kalau di gryffin kita pas mulai objektif ke uangnya sih. Dari situ, pararel ke prestasi. Ga mungkin dong dapat uang tanpa prestasi, sponsor aja ga mungkin lirik kalau ga ada prestasi. 

Kita untuk masuk MDL bukan ga bisa, bisa banget. Cuma kita berpikir dua kali karena kita berpatokan sama regulasi, perhitungan mateng, berapa uang masuk uang keluar,"

Bagi tim komunitas, mengikut event-event lokal saja sebenarnya sudah cukup karena ada banyak turnamen mulai dari prizepool kecil sampai yang miliaran juga ada. Namun, mereka harus perform terus di tiap ajang karena keuntungan hanya bisa didapat dari juara. Sedangkan, persaingan di tingkat komunitas cukup sengit dan jarang sekali ada tim yang betul-betul mendominasi turnamen akar rumput. Beberapa penguasa daerah seperti Gryffin di Bali dan HFX di Pontianak saja sudah di banned mengikuti turnamen di daerahnya. Sehingga mereka harus berjuang untuk cari nama di kota-kota lain.

Sebagai informasi dari prize pool 3,2 miliar Rupiah yang disiapkan LEN 2023, 600 juta didistribusikan untuk Liga 3 dan 2, di Liga 1 12 tim peserta akan memperebutkan 1,5 M sementara playoffs digelontorkan 500 juta.