Esports

Dugaan Korupsi dan Penggelapan, Polisi Korea Selatan Razia Markas KeSPA

Christian Ponto
08/11/2017 13:13 WIB
Dugaan Korupsi dan Penggelapan, Polisi Korea Selatan Razia Markas KeSPA
e-sports.or.kr

Hari Minggu (6/11) malam, markas besar Korean Esports Association (KeSPA) di Yongsan, disatroni aparat kepolisian Korea Selatan untuk mendalami kasus penyuapan dan dugaan penggelapan uang yang melibatkan mantan petinggi di KeSPA. Menurut pemberitaan di sejumlah media harian setempat, pihak berwenang telah mencium adanya aliran dana yang disinyalir berasal dari Lotte Homeshopping, perusahaan yang kini terbelit dua kasus korupsi besar lainnya, kepada oknum KeSPA tersebut.

Pihak berwajib di Korea Selatan juga menyelidiki dugaan penggelapan uang yang melibatkan kedua belah pihak di atas saat mengikat kontrak kerjasama event KeSPA Cup di tahun 2015, yang konon bernilai 300 juta Won (sekitar US$ 270.000, atau setara 3,5 milyar rupiah). Namun, belum diketahui apakah penyelewengan kontrak ini terjadi pada saat tersangka masih duduk sebagai petinggi di KeSPA, atau setelahnya. Sumber berita lain menyebutkan bahwa pihak kepolisian setempat juga telah menangkap tiga orang (pegawai ataupun petinggi dari KeSPA) sebagai tersangka dalam kasus terkait.

Picture courtesy of: yonhapnews.co.kr

KeSPA sendiri, melalui postingan akun resminya di Twitter, telah menyangkal adanya keterlibatan anggota mereka dalam dugaan penyuapan ataupun penggelapan uang, sebagaimana yang dituduhkan oleh aparat hukum setempat. Mereka juga mengklaim bahwa kontrak kerjasama antara KeSPA dan Lotte Homeshopping masih berada dalam batas-batas legalitas yang sah secara hukum.

Bagi Lotte Homeshopping, kasus korupsi bukanlah hal baru, karena perusahaan ini sudah pernah terjerat dua skandal besar lainnya. Di bulan Juni 2016, sejumlah anak perusahaannya digeledah oleh aparat hukum atas dugaan keberadaan dana taktis ilegal. Yang mana telah memaksa pembatalan IPO dari Hotel Lotte, serta mengurungkan niat Lotte Chemical Corporation untuk mengakuisisi Axiall Corporation.

Citra buruk yang kini tersematkan pada KeSPA sebagai induk organisasi eSports di Korea Selatan sepertinya tidak semulus prestasi tim-tim profesional asal negeri Ginseng yang sukses menuai prestasi di kancah internasional belakangan ini. Tak bisa dipungkiri bahwa Korea Selatan adalah satu basis player pro eSports yang paling 'gemuk', maka posisi KeSPA sendiri di kancah eSports global menjadi cukup esensial.

Oleh karena itu, sepatutnya suatu induk olahraga eSports di negara manapun juga harus dapat mencerminkan nilai-nilai sportifitas tinggi juga kedepannya. Semoga saja kasus ini cepat terungkap dan pihak-pihak yang bertanggung jawab bisa diberi hukuman setimpal.