Otoritas Inggris Lakukan Survei dan Kaji Dampak 'Judi Lootbox' Pada Anak

Rendy Lim
16/12/2017 10:00 WIB
Otoritas Inggris Lakukan Survei dan Kaji Dampak 'Judi Lootbox' Pada Anak
Google Images

Jika sebelumnya Belgia telah menyelidiki potensi adanya unsur judi dalam fitur Lootbox di game Overwatch dan Starwars: Battlefront II. Saat ini giliran otoritas Inggris yang melakukan kajian serupa terkait adanya potensi judi fitur game tersebut, dan fokuskan dampaknya terhadap anak-anak.

Tim Miller, Executive Director dari Gambling Commission di Inggris melakukan investigasi terhadap fitur lootbox dan mengungkapkan bahwa faktor yang menentukan apakah lootbox tersebut sudah melewati batasan judi atau tidak adalah manakala barang tersebut memiliki nilai uang atau dapat diuangkan. Jika barang tersebut hanya dapat digunakan dalam game dan tidak dapat diuangkan maka hal tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai judi.

Walaupun tidak masuk dalam kategori perjudian dari peraturan hukum di Inggris sejauh ini, namun ada kemungkinan nantinya cakupan tersebut akan diperluas kedepannya. Apalagi jika memiliki potensi untuk menganggu pola pikir anak-anak. Orang tua tentunya mengharapkan agar ada perlindungan khusus pada fitur-fitur semacam itu dan berharap UKGC dapat melakukan tugasnya yakni melindungi generasi muda dan anak-anak di Inggris terhadap potensi tersebut.

Perbedaan antara chip poker dan lootbox sangatlah jelas. Pemain yang mendapatkan chip poker dapat menukarkan chip mereka dengan uang, namun tidak dengan lootbox. Tapi yang menjadi perhatian UKGC adalah rasa adiktif yang dirasakan dan besarnya pengaruh dopamine yang dikeluarkan ketika memenangkan item yang diinginkan dari lootbox sama seperti ketika menang saat bermain di mesin judi.

Melalui hasil survei yang sudah dipublish tentang perjudian yang melibatkan anak-anak, tercatat sekitar 25.000 anak-anak di Inggris dengan umur antara 11-16 tahun adalah penjudi yang berat. Sedangkan 36.000 lainnya sedang berada pada tahap adiktif. Dan 24 persen anak-anak yang sudah mengenal konsep judi, pertama kali adalah melalui slot machine, namun peningkatan juga terjadi pada tipe lootbox.

Hampir mencapai 59 persen, atau kira-kira 6  dari 10 anak secara sadar mengetahui bahwa mereka melakukan taruhan saat bermain game, sedangkan pada anak perempuan angka ini lebih rendah dengan kisaran 31 persen. Hasil lengkap survei selengkapnya bisa kamu unduh di sini.

Di negara lain, beberapa tindakan telah dilakukan terkait tentang isu 'perjudian via lootbox' ini. Di Cina, semua developer game harus memberikan informasi rasio dari lootbox mereka, sedangkan Belgia yang memberikan sinyal bahwa lootbox adalah judi telah secara resmi melarangnya. Inggris tampaknya segera mulai membuat regulasi untuk lootbox serta sistem sejenis yang dapat memberikan efek adiktif yang bisa mengarahkan anak-anak ke perjudian.

Bagaimana dengan di Indonesia? Tampaknya belum ada perhatian dari pihak otoritas atau yang berwenang dengan masalah ini. Kebijakan dari negara Eropa untuk memblokir lootbox tampaknya sudah sangat gencar, bagaimana pendapat sobat eSports.id?