Plot Akuisisi Akbar, Microsoft Incar Perusahaan Game Raksasa

Rendy Lim
31/01/2018 11:16 WIB
Plot Akuisisi Akbar, Microsoft Incar Perusahaan Game Raksasa
Google Images

Mengambil langkah besar, Microsoft dikabarkan akan melakukan terobosan baru dengan menembus masuk dalam dunia eSports. Berdasarkan report dari Polygon, Microsoft tampak tertarik untuk melakukan akuisisi terhadap suatu perusahaan developer game besar yang sudah memiliki spot serta berkembang pesat dalam industri game dewasa ini.

Beberapa nama perusahaan developer game besar disebutkan dalam report tersebut. Mulai dari raksasa Valve Corporation, perusahaan dibalik suksesnya DOTA 2 dan CS:GO, kemudian Electronic Arts (EA), hingga Bluehole Studios yang berhasil menjadi pusat perhatian berkat game Playerunknown’s Battlegrounds (PUBG).

Jika akuisisi ini terjadi, tampaknya akan cukup mengguncang industri eSports terutama untuk game-game besar dari perusahaan tersebut. Bagi EA, keuntungan yang mereka peroleh tahun lalu mencapai US$ 5 trilyun. Jumlah yang fantastis tersebut juga dapat disamakan dengan  Valve Corp. Boss dari Valve, Gabe Newell yang memiliki setengah dari kepemilikannya yang bernilai hingga US$4.1 trilyun, membuat kekayaan dirinya berada sejajar dengan deretan selebritis seperti Steven Spielberg, Oprah, ataupun Mark Cuban.

Menebak Perusahaan Game yang 'Dilirik' Microsoft, Serta Fokusnya dalam Gaming:

Jika dibandingkan dengan membeli perusahaan-perusahaan besar seperti EA dan Valve, tampaknya akan lebih mudah bagi Microsoft untuk membeli perusahaan berkembang yang sedang naik daun saat ini, PUBG Corp. Beberapa prestasi besar telah berhasil diraih oleh PUBG, sepanjang tahun lalu, hingga mencapai penjualan bernilai US$700 juta, dan membuatnya jadi aset sangat potensial bagi Microsoft.

Microsoft sudah memiliki game jagoannya sendiri, yakni Halo Series, dan berhasil memasukkan PUBG ke dalam Xbox yang merupakan besutan mereka. Namun, tampaknya penjualan mereka masih belum sebanding dengan kepopuleran Sony dan seri konsol Playstation.

Setelah itu, diangkatnya Phil Spencer, yang sebelumnya adalah Head of Xbox menjadi Executive Vice President of Gaming menunjukkan keseriusan dari Microsoft untuk membuat industri gaming menjadi salah satu pokok bisnis mereka ke depannya.

Manakala berbicara tentang budget, Microsoft masih memiliki sekitar US$130 trilyun di cash reverese dan marketable securities bahkan setelah pemotongan pajak yang dilakukan di AS untuk perusahaan besar. Hal ini membuat mereka masih dapat membeli aset dari EA yang hanya berkisar US$35 trilyun.

Tindakan akuisisi ini bukan pertama kali dilakukan oleh Microsoft, karena pada tahun 2014, raksasa teknologi ini mengakuisisi Mojinga, developer Minecraft. Walaupun masih belum diketahui perusahaan manakah yang menjadi target dari Microsoft, baik itu EA, Valve, maupun PUBG Corp (mungkin beberapa perusahaan sekaligus?), langkah ini bakal menjadi salah satu akuisisi terbesar dalam industri game dan pastinya memberi dampak besar dan suasana baru dalam dunia eSports.