10 Film Dokumenter Terbaik Penjabaran Dunia eSports

Christian Ponto
05/04/2018 15:00 WIB
10 Film Dokumenter Terbaik Penjabaran Dunia eSports
Top Documentary Movies of eSports: "Feels the Passion!"

Fenomena eSports telah menjelma jadi fakta sejarah bagaimana dunia mengenal kompetisi game yang begitu 'mewabah' ke segala lapisan masyarakat. Dari berbagai belahan dunia, ajang turnamen game berskala kecil hingga kaliber internasional menjadi konsumsi nikmat pecinta aspek kompetitif intens yang tersaji.

Berangkat dari dua hal di atas, beberapa pihak pun tertarik ingin mengabadikannya via wujud film dokumenter yang akan menangkap esensi perjuangan dari masing-masing individu (player) dan grup (tim profesional) saat mempertaruhkan segalanya demi pengakuan terbaik dalam kancah eSports.

Tidak sekedar berupa media film dengan cameo karakter ikonik game tertentu, atau sebuah versi adaptasi yang cenderung lebih sering mengecewakan, maka film-film dokumenter ini bakal menjabarkan ragam fakta dan kenyataan dari player serta tim profesional yang belum pernah tersaji saat kamu menonton laga eSports secara langsung ataupun via streaming.

1. True Life: I'm a Gamer (2003)

Sebelum mengenal sosok eSports Idol seperti Faker, Kuroky, Dendi, Lemon, JessNoLimit atau siapapun dari genre MOBA populer dewasa ini, maka banyak gamer telah lebih dulu mengidolakan figur bernama Johnathan 'Fatal1ty' Wendel.


Johnathan 'Fatal1ty' Wendel

Namanya begitu mentereng di era tahun 2000-an dengan sukses mendominasi berbagai game, khususnya kompetisi bergenre FPS. Sepanjang karirnya, dia sudah mengoleksi total 12 titel gelar juara dunia dari cabang-cabang seperti Counter-Strike, Call of Duty, dan Quake III Arena.

Di tahun 2003, kisah kehidupan Fatal1ty dituangkan dalam sebuah episode acara TV 'True Life: I'm a Gamer' di MTV, yang mengisahkan bagaimana persiapannya jelang ikuti CPL 2002 untuk Unreal Tournament 2003. True Life juga merupakan film dokumenter pertama yang mengangkat topik eSports dan lahir saat kompetisi game belum sepopuler dewasa ini. (full video)

2. King of Kong: A Fistful of Quarters (2007)

Film ini menokohkan seorang sosok gamer asal AS yang sempat dijuluki player game arcade terbaik sepanjang masa, dengan berbagai rekor skor tertinggi untuk sejumlah game selama hampir satu dekade lamanya. Billy 'The King' Mitchell catat rekor skor tertinggi pertama kalinya di tahun 1982 pada game Donkey Kong, lalu kembali melampauinya di tahun 2004 dan 2010, sebelum akhirnya pensiun.


William James Mitchell, Jr.

King of Kong: A Fistful of Quarters kisahkan perjalanan Steve Wiebe yang berupaya untuk kalahkan skor tertinggi milik Billy Mitchell di game Donkey Kong. Sampai akhirnya sang murid mampu tundukkan 'the masters' dan cetak rekor baru.

Bernama lengkap William James Mitchell, Jr., dirinya pun dinobatkan sebagai 'Video Game Player of the Century' pada bulan September 1999, saat perhelatan Tokyo Games Show. Di tahun 2016, MTV memilih Mitchell sebagai salah satu dari 'The 10 Most Influentioal Video Gamers of All Time'. (full video)

3. FOCUS: A Documentary (2010)

Steve Hwang, mahasiswa Art Center of Design di Pasadena, California, mencoba penjabaran kompetisi game fighting melalui kacamata seorang player Street Fighter IV asal AS, Mike Ross. Plotnya dibuat lebih memikat dengan menyisipkan kisah hidup Mike Ross mulai sejak dia kecil, hingga melakukan perjalanan dari turnamen ke turnamen, sampai akhirnya tembus pencapaian tertinggi di Evolution World Championship 2010 (EVO).

FOCUS: A Documentary menunjukkan jalur yang ditempuh oleh Mike Ross tidaklah semulus apa yang mungkin para fans bayangkan, karena dia mulai menempa mental bertanding dan kemauan keras untuk menang sejak masih berusia dini dalam bimbingan semua kakak laki-lakinya. Tersirat pula bagaimana Mike atasi berbagai tekanan untuk mempertahankan idealisme dan tetap menggeluti profesi yang dipilihnya. (full video)

4. STATE OF PLAY (2013)

Sejak StarCraft pertama kali rilis di Korea, game ini sontak menjadi hiburan digital paling sering dimainkan oleh muda-mudi negeri Ginseng ini di luang waktu mereka. State of Play menggambarkan secara detil bagaimana kiprah ketiga player StarCraft, yakni Lee Jae Dong, Kim Joon Hyuk (semi-pro), dan Park Yo Han (amatir).

Berdurasi 85 menit, film ini tidak hanya layaknya dokumenter biasa yang tonjolkan nuansa kompetisi intens para player pro saat bertanding, namun juga mengupas sisi pengorbanan dan tujuan hidup yang ingin digapai oleh seorang gamer profesional. (full video)

5. Play Bravely (2013)

Sebuah film dokumenter yang mengikuti alur kisah perjalanan dari player Counter-Strike, Jonatan 'Devilwalk' Lundberg, yang bermain untuk tim Fnatic. Kita bisa mengetahui apa saja suka-dukanya menjadi gamer profesional, dan lebih terpenting lagi hal apa yang harus siap kita korbankan sebelum mencapainya.

Obyek kompetisi yang dibidik pada film ini adalah sebuah turnamen dengan hadiah terbesar yang pernah ia dan timnya rasakan melalui rentetan perjuangan di tiap pertandingan. Ini juga membuka sedikit rahasia mengenai filosofi serta mindset yang tertanam pada setiap anggota tim Fnatic saat itu.

6. The Celebrity Millionaires of Competitive Gaming (2014)

Judul film ini langsung mengimplikasikan pesatnya perkembangan eSports selama satu dekade terakhir. VICE, sebagai rumah produksi yang menggarap film ini, lebih tertuju dengan League of Legends sebagai kapasitasnya menjadi game paling banyak dimainkan di seluruh dunia.

Banyak hal yang bisa kamu temukan dalam film ini, meski agak sulit bagi yang belum pernah memainkan LoL, karena masyarakat luas telah lama dibutakan oleh persepsi keliru mengenai hobi bermain game. Faktanya, melalui film ini, para gamer dan tim pro yang mengukir prestasi di turnamen-turnamen internasional terbukti memperoleh banyak hal positif, mulai dari kepopuleran sekaligus uang berlimpah.

7. Free to Play: The Movie (2014)

Ada tiga pemain profesional DOTA 2 yang menjadi fokus dalam film dokumenter ini, yakni Benedict Lim, Danil Ishutin, dan Clinton Loomis. Semua latar belakang kehidupan dari ketiga pemain tersebut dijabarkan secara bertahap mulai sejak kecil, bersama keluarga, hingga akhirnya menuju tahapan tertinggi di The International, dengan iming-iming hadiah senilai $1juta dolar AS.

Pemutaran perdana film ini bersamaan dengan berlangsungnya The International 3, bulan Agustus 2013 silam. Menariknya, ragam isu dan problema yang melatari kehidupan ketiga player tersebut menjadi bumbu jauh lebih memikat ketimbang kisah sukses mereka dalam scene DOTA 2. (full video)

8. All Work All Play (2015)

Sang sutradara, Patrick Creadon, sepertinya sangat meyakini adanya potensi besar yang terkandung dalam eSports, sebagaimana diimplikasikan pada rangkaian scene melalui film garapannya bertitel lengkap, 'All Work All Play: The Pursuit of Esports Glory'.

Dia membukanya dengan berbagai clip yang menggambarkan suasana kompetisi game dari ragam event berbeda, mulai dari atlet Olimpiade sampai ke tampilan pecatur profesional. Hal ini untuk menguatkan argumen bahwa eSports berprospek cerah ke depannya.

Isinya sendiri bercerita tentang sejumlah tim pro yang berlaga di salah satu turnamen League of Legends besutan Electronic Sports League (ESL). Kehadiran tim Cloud9 yang merupakan tim kuda hitam dan selalu diragukan dapat tampil maksimal di ajang internasional menjadi kontradiktif dengan tim GE Tigers, yang telah menjadi tim kebanggaan Korea Selatan yang diperlakukan bak selebritis oleh para fansnya. (watch via Steam)

9. The Foreigner (2016)

The Foreigner berlatar cerita seputar StarCraft II: MLG Columbus 2011, dan bagaimana ajang ini menjadi pertama kalinya pemain pro asal Korea Selatan, yang notabene sudah digadang-gadang sebagai gudangnya bakat eSports dunia, akan berhadapan dengan 'pemain asing' (foreigners).

Di era itu, satu-satunya pemain non-Korea yang dianggap memiliki kemampuan setara dengan para pemain top SC2 hanyalah sosok Greg 'IdrA' Fields, dan lantas menjadi harapan terakhir bagi mayoritas penonton di MLG Columbus.

Meski sempat mengawalinya secara baik dengan mampu lolos group stage dan melaju ke babak playoff (8 besar), namun drama itu pun terjadi ketika IdrA telah unggul dan hampir pasti menang atas Mun 'MMA' Seong Won, dirinya malah forfeit lalu meninggalkan booth-nya begitu saja, tanpa memberikan respon apa-apa.

Meski disanjung sebagai player SC2 yang miliki kemampuan macro mumpuni serta pemahaman mendalam terhadap mekanisme game, IdrA juga terkenal serampangan dan suka memberontak serta melakukan trash talking kepada pemain lain, yang seakan tak ingin dirinya terikat pada suatu peraturan apapun.

10. True Sight: The International Finals 2017

Untuk pamungkasnya, kami pilihkan salah satu episode terbaik dari True Sight, yakni 'The International Finals 2017'. TRUE SIGHT sendiri merupakan rangkaian video atau film yang mengungkap kisah di balik perjuangan para tim pro DOTA 2.

Episode ini menyajikan clash antara dua tim finalis The International 7, Team Liquid versus Newbee. Suasana tegang dan persaingan intens antara kedua tim sepanjang musim akhirnya tertuntaskan pada drama final bernilai $10juta dolar AS tersebut.

Di luar dari pesta kemenangan Team Liquid, film ini pun menampilkan suasana bilik tim Newbee yang nampak kelam dan terbalut kesedihan mendalam.