‘Tipu’ Pemainnya, Developer Game Terkena Denda 13 Milyar

Rendy Lim
10/04/2018 11:34 WIB
‘Tipu’ Pemainnya, Developer Game Terkena Denda 13 Milyar
Ghosty Comic; Gacha

Tiga developer game terkenal dari Korea Selatan Nexon, Netmarble, dan NextFloor terkena denda dari Fair Trade Commission (FTC) karena diduga telah menipu pemainnya dengan penjualan in-game items berbasis loot boxes. Akibatnya, ketiga perusahaan tersebut didenda dengan total sebesar USD945.200 atau sekitar 13 miliar Rupiah.

Nexon merupakan developer dari salah satu game paling populer di Korea, Sudden Attack dan dalam event ‘Celebrity Count’ di game tersebut, player diajak untuk membuka loot boxes dan mengumpulkan 16 pieces puzzle yang akan memberikan special in-game items jika dapat melengkapkannya. Namun FTC menyatakan bahwa Nexon menyembunyikan persentase loot boxes yang diperkirakan hanya sekitar 0.5 persen.

Ketidakjelasan informasi dari Nexon dianggap merugikan pemain awam yang berpikir persentase untuk mendapatkan setiap kepingan puzzle adalah sama tanpa mengetahui adanya kepingan langka. Bahkan ada pemain yang telah menghabiskan 460.000 won  dalam event tersebut. Akibat perbuatannya tersebut Nexon Korea terkena pinalti sebesar 939 juta Won dan denda 5.5 juta Won serta menjadi perusahaan yang terkena denda terbesar di antara ketiga perusahaan tersebut.

Sudden Attack - Nexon

Nexon bantah tuduhan FTC:

Merespon pernyataan FTC, Nexon Korea tidak setuju dengan interpretasi kata ‘random provision’ yang dinyatakan oleh FTC.

“dalam puzzle event, kami menggunakan kata ‘random provision’ untuk menyatakan bahwa item yang tersedia adalah secara acak dan kemungkinan mendapatkan setiap item berbeda” Ungkap Nexon Korea “Namun, Nexon menginterpretasi setiap kemungkinannya sama. Kami akan melakukan investigasi tentang isu ini kedepannya”.

 Monster Taming - Netmarble 

Kedua perusahaan lainnya yakni Netmarble Games dan Nextfloor juga diindikasi melakukan kecurangan dengan menyembunyikan persentase dalam mendapatkan in-game items melalui loot boxes yang mereka jual. Netmarble tekena pinalti 45 juta Won dan denda 15 jura Won. Sedangkan NextFloor mendapatkan denda sebesar 5 juta Won.

Netmarble dipinalti karena kecurangan informasi dalam baseball game “Ma9” yang dimana dalam event ini, Netmarble menyatakan bahwa beberapa in-game items akan mendapatkan rate up hingga 10 persen, namun kenyataannya hanya terjadi 5 persen rate up. Hal ini juga terjadi di game Netmarble lainnya “Monster Taming” yang menyatakan bahwa kesempatan mendapatkan ‘invicible monster’ adalah di bawah 1 persen, namun ternyata sangatlah rendah hingga 0.0005%.

Sedangkan untuk NextFloor juga didenda akibat informasi tentang kemungkinan dalam mendapatkan in-game items  serta menyatakan event yang sebelumnya sudah dilakukan sebagai limited time offer dalam game “Destiny Child”.

 

Tentu, efek dari loot boxes kadang membuat para pemain tidak sadar jumlah uang yang sudah mereka keluarkan untuk mendapat kepuasan dalam game. Hal ini membuat pemerintah turun tangan membantu melindungi para pemain dari praktik agresif developer game.

Sobat eSports adakah diantara kalian yang juga kecanduan untuk membeli loot boxes?