Tanpa DOTA 2 dan CS:GO, Ini 6 Game Ekshibisi di Asian Games 2018

Christian Ponto
12/05/2018 01:10 WIB
Tanpa DOTA 2 dan CS:GO, Ini 6 Game Ekshibisi di Asian Games 2018
Tanpa DOTA 2, Atlet eSports Indonesia Hadir di AG 2018!

Setelah memastikan Arena of Valor (AOV) sebagai salah satu cabang eksibisi dalam Asian Games 2018, pihak Federasi Esports Asia (AESF) merilis info terkait 5 game berikutnya yang bakal turut ramaikan ajang multi-event terbesar di Asia tersebut.

Game-game tersebut adalah League of Legends, Pro Evolution Soccer, Clash Royale, Hearthstone, dan StarCraft II, selain tentunya Arena of Valor yang telah lebih dulu diumumkan. Kenapa hanya ada enam game yang terpilih? Bagaimana dengan game-game lain yang jauh lebih populer?

Pemilihan game untuk cabang eksibisi dalam Asian Games 2018, di Indonesia, ini sendiri sepenuhnya keputusan yang diambil oleh Federasi Esports Asia (AESF) atas persetujuan Olympic Council of Asia (OCA), dan juga rekomendasi dari Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC).


eSports in Asian Games 2018

Berdasarkan 6 pilihan game di atas, masing-masing federasi eSports dari negara peserta berhak menentukan game apa saja yang bakal dikirim dengan melalui proses kualifikasi dalam periode jadwal 5 - 31 Mei 2018.

Pihak IeSPA, sebagai induk olahraga eSports di Indonesia, telah canangkan rencana penyisihan nasional di akhir bulan ini, merunut info dari LigagameTV (11/5). Game apa yang menjadi pilihannya untuk menyaring duta eSports ke Asian Games nanti? Masih belum diputuskan, dan nantikan update terbarunya ya!

Berstatus 'Demo Sport', Medali eSports Tidak Dihitung

Harry Warganegara Harun, Deputi I Bidang Games Operations INASGOC (juga menjabat Vice President of AESF), menjelaskan bahwa cabang eSports di Asian Games 2018 hanya merupakan salah satu dari dua 'demo sport' yang disetujui oleh OCA, di mana satu cabang lainnya adalah kano polo. Sebagaimana dilansir dari Detik.com (8/5).

"Sebenarnya, ada lima yang diusulkan sebagai demo sport, namun OCA hanya menerima dua cabang, yakni eSports dan kano polo," jabar Harry. "Masing-masing digelar di Jakarta, dan satunya di Palembang."


Harry Warganegara Harun (AESF)

Cabang olahraga eksibisi akan tetap memperebutkan medali, namun tidak dihitung sebagai perolehan total medali dari kontingen negaranya. Selain itu, pelaksanaan kompetisi game tidak menjadi tanggung jawab penyelenggara, INASGOC, melainkan ditanggung oleh induk organisasi eSports masing-masing negara.

"Tetapi, minta izin sama OCA dan juga diketahui oleh INASGOC," tambahnya. "Jadi, mereka cari tempat dan buat eksibisi sendiri, bayar lalu buat medalinya sekalian. Nothing to do with Asian Games."

Dua Kali 'Promosi' di Tingkat Asia, Dukung Esports Menuju Olimpiade!

Kenneth Fok, selaku Ketua Federasi Esports Asia, pada statement sebelumnya pernah menyebutkan bahwa mereka sempat mengusulkan delapan game untuk dipertandingkan dalam Asian Games 2018.

"Agar mendapatkan atlet-atlet terbaik untuk bersaing dalam kompetisi tertinggi di dunia, AESF ingin hadirkan delapan judul game untuk dipertandingkan dengan medali (meski berstatus eksibisi - red) di Asian Games 2018," ungkap Kenneth Fok, awal tahun ini, seperti dilansir dari situs AESF.

Meskipun para pemenang akan memperoleh medali, Fok menambahkan bahwa tidak akan dihitung dalam perolehan total medali dari tiap negara yang mereka wakili, karena masih sebagai cabang eksibisi. Namun, eSports bakal debut pertandingan resmi di perhelatan Asian Games 2022, Huangzhou, Cina.

"Sejatinya, eSports harus memiliki peraturan yang jelas, agar dihargai dan diakui sehingga bisa mencapai standar cabang olahraga di Olimpiade," ujar Kenneth Fok, saat hadiri Asian Esports Collaboration Summit, April lalu. "Banyak rintangan harus dilampaui, tapi kami yakin memiliki hasrat sama dengan seluruh pihak yang mendukung perkembangan eSports di Asia."