Berkembangnya industri gim yang sangat pesat saat ini membuat aktivitas bermain gim tampak tidak lepas dari keseharian mayoritas individu. Bermain gim di sela-sela kerja, istirahat, di stasiun kereta, bahkan sembari mengerjakan rutinitas harian lainnya sudah menjadi lazim terlihat dari orang-orang di sekitar kita.
Namun, tidak sedikit dari individu tersebut mengalami kecanduan terhadap gim yang mereka mainkan. Tak jarang, mereka bisa menghabiskan waktu hingga seharian menatap smartphone maupun layar televisi atau PC untuk bermain gim sehingga menghiraukan kewajiban lainnya yang seharusnya mereka lakukan hari itu.
Perilaku kecanduan terhadap gim ini sayangnya telah menjadi hal negatif yang menjadi sorotan banyak pihak. Salah satunya adalah organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO). Tahun lalu, WHO telah mengklasifikasikan gaming disorder sebagai salah satu penyimpangan dalam kesehatan yang harus dipantau dalam International Classification of Diseases (ICD-11).
Tahun ini, bukti-bukti yang dikumpulkan WHO menyatakan bahwa mereka yang bermain gim dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan tekanan psikologis terhadap individu tersebut. Hal ini membuat WHO memutuskan untuk segera menyelenggarakan voting tentang pengangkatan status gaming disorder sebagai kategori penyakit.
Berdasarkan laporan dari Telegraph, bukti scan MRI yang dilakukan oleh psikiater menunjukkan adanya korelasi antara depresi dan kecanduan terhadap video gim serta memiliki dampak kerusakan otak. Sama seperti mereka yang menggunakan obat-obatan ataupun mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Pada hasil scan tersebut, ditunjukkan bagian otak yang bertanggung jawab terhadap emosi akan mengganggu kinerja bagian otak yang mengatur pengambilan keputusan dan analisis.
Kerusakan ini bisa berdampak jangka panjang, terutama jika mereka mengalami depresi pada waktu muda, kemungkinan untuk mengalami kecanduan saat dewasa akan lebih besar. Kecanduan dan depresi ini tentunya akan berdampak mulai dari kesehatan, penurunan penghargaan nilai diri, hingga membuat hubungan keluarga, dan pertemanan individu tersebut semakin longgar.
BBC bahkan memberikan klaim dan menyatakan bahwa mereka yang bermain gim lebih dari 20 jam dalam 1 minggu dapat dikategorikan sebagai kecanduan. Mulai dari kekhawatiran WHO terhadap perilaku bermain gim yang berlebihan dan memasukkannya dalam perilaku kesehatan menyimpang di ICD-11. Saat ini sepertinya, WHO mulai serius melihat masalah ini dikarenakan semakin banyak bukti yang terkumpul dan kemungkinan berdampak serius bagi para pecandu gim ini.
Perlu ditekankan bahwa kategori kecanduan ini tidak bisa ditujukan kepada mereka para atlet esports. Mereka memiliki tenaga medis sendiri yang dapat membantu kapan saja baik untuk masalah kesehatan fisik ataupun psikologis. Pola latihan yang sudah dijadwalkan, diimbangi dengan olahraga, hingga nutrisi yang terjaga, tentu kata kecanduan akan sangat tidak relevan untuk diberikan kepada atlet esports.
Keputusan ini didukung oleh para developer gim besar, salah satunya Microsoft, yang menyatakan akan memberikan lebih banyak kontrol kepada orang tua untuk mengatur jam bermain anaknya. Sayangnya, tidak semua pihak setuju dengan pernyataan WHO. Organisasi non-profit International Game Developer Association menyatakan bahwa mereka akan memberikan 'teguran' jika ada keputusan bahwa bermain gim masuk kategori perilaku menyimpang.
Bagaimana pendapat Sobat Esports, apakah kamu memiliki teman atau kerabat yang kecanduan main gim?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|