Dinamika esports di Indonesia tak bisa lepas dari kontribusi seorang Andrew Tobias. Pengalamannya, mulai dari salah satu sesepuh di scene DOTA 2 Indonesia, co-founder World of Gaming, bekerja di beberapa brand peripheral besar seperti Logitech, NVIDIA dan ASUS, hingga terakhir dipercaya Tencent sebagai Esports Manager, Andrew adalah seorang esports experts.
Ko Andrew kini menapaki jalan baru, keluar dari zona nyaman katanya, dengan membentuk sebuah organisasi esports, Team ELVO.
Lantas, apa alasan Andrew membuat tim esports? Sejatinya, Andrew sempat skeptis ketika ditemui banyak orang untuk menjalani model bisnis seperti ini. "Jangan timlah, tim tuh dari sisi bisnis bakal bakar duit nih. Pengeluarnnya banyak dan belom profitable tanpa bisnis lain pendukungnya." ungkapnya.
Alternatifnya, ia ingin menekuni bidang event organizer, home production atau agency. Namun, ia masih meragu. Sampai pada akhirnya ia merasakan lelah bekerja pada perusahaan dan memutuskan untuk menekuni "jalan ninjanya" sendiri.
Resolusi akhir tahun 2019 jadi momen Andrew keluar dari zona nyaman dan membangun tim esports. Tim ELVO yang pertama kali diperkenalkan akhir Desember tahun lalu ini, sudah memiliki divisi Free Fire, yang sekarang sedang bertanding di Free Fire Master League Season 1 . Sementara divisi PUBG Mobile, CODM dan Mobile Legends sedang ia amati dalam seleksi ketat.
Seleksi tersebut mengandung beberapa kriteria utama yang Andrew butuhkan, diantaranya; "Skill, udah pasti harus ada. Attitude harus bagus, pribadi yang positif. Syarat spesialnya, kalau bisa lebih ganteng dari aku! Hahahaha".
Sambil bercanda, Andrew tetap punya maksud serius dengan prasyarat ketiga. Ia menjelaskan maksudnya dengan pemain yang ganteng itu punya selera berpakaian yang bagus, setidaknya mau diajari berpakaian. Bukan soal harga baju atau sepatu yang mahal, namun penampilannya rapih sehingga jadi role model untuk teman-teman esports.
Dari situ, Andrew melihat sisi bisnis endorsment yang marak menghinggapi atlet-atlet esports. Fans esports di Indonesia mayoritas merupakan anak muda dan jumlahnya sampai jutaan orang. Wajar jika Andrew melihat pemain-pemainnya harus bisa dilihat sebagai produk selain menjual keahlian mereka beraksi di layar sentuh.
Pemikiran yang Andrew terapkan untuk timnya lazim dilakukan oleh organisasi esports luar negeri. Pemain adalah representasi tim dan media promosi bila dipoles dengan benar. Tren yang ada di Indonesia kebanyakan masih menggunakan jasa brand ambassador wanita demi tujuan promosi guna menarik minat kaum adam selaku pangsa pasar terbesar.
Andrew berharap kehadiran ELVO bisa jadi tim juara, pemainnya mendapat hidup berkecukupan menjalani karir sebagai atlet esports. Andrew juga akan mengarahkan pemainnya dalam mengatur keuangan. Hal ini penting agar mereka tidak kehabisan tabungan ketika masa "pensiun" telah tiba. Itu salah satu kegelisahan Andrew yang ingin ia hindari berdampak pada pemainnya. "Mereka tak selamanya menjadi profesional player" tegasnya.
Harapan Andrew untuk industri esports Indonesia secara umum berharap komunitas esports bisa bersatu dan tidak terpecah antar gim. "Kedepan pinginnya esports jadi industri multi-milyar dolar, bisa dinikmati banyak orang dan stigma gim tidak negatif lagi." tutupnya.
Wah Ko Andrew punya pandangan yang unik banget untuk tim ELVO. Dijamin banyak banget ilmunya bisa gabung bareng Andrew Tobias. Apakah kalian memenuhi ketiga syarat yang Ko Andrew cari?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|