Esports

Menilik Data-Data Baru Perkembangan Gamers Perempuan Di Asia

Rendy Lim
01/08/2020 10:27 WIB
Menilik Data-Data Baru Perkembangan Gamers Perempuan Di Asia
Kira-kira udah seberapa besar yah perkembangan penikmat esports dari kaum hawa?

Bicara tentang game secara general hingga esports, hiburan elektronik ini tampaknya selalu lekat dengan genre laki-laki. Namun apakah kamu sadar bahwa dalam lima tahun belakangan, sebutan untuk tipikal gamer di region Asia telah berubah drastis. Hadirnya beragam jenis game hingga kemudahan untuk akses dan faktor lainnya membuat sekarang gamer perempuan bukanlah hal langka lagi.

Berdasarkan data dan analisa yang dikumpulkan oleh Niko Partners, kita dapat melihat perkembangan pesat untuk gamers perempuan khususnya di region Asia. Tanpa bertele-tele, yuk kita bahas satu per satu fakta tersebut serta cara bagaimana perusahaan hingga brand esports dapat mendekatkan diri dengan target market potensial ini. 
 

Asia sendiri merupakan pusat dari perkembangan gaming di dunia

Berdasarkan data yang terkumpul, Asia ternyata sudah lama menjadi pusat bahkan pemimpin dari fandom game di seluruh dunia. Pada tahun 2019 kemarin, region ini sendiri menghasilkan hampir sebagian besar (48%) dari seluruh revenue gameing sepanjang tahun. Total revenue gaming secara global pada tahun 2019 adalah 145 billion USD dan Asia menyumbang 48% nya yakni sekitar 69 billion USD

Beberapa fakor turut serta membantu peningkatan sangat signifikan ini antara lain akses internet yang mulai tersebar merata, hingga perkembangan teknologi, membuat semakin banyak game mudah diakses dan dinikmati oleh berbagai kalangan umur dan sosial masyarakat. 

Diantara jutaan penikmat game yang tersebar saat ini, gamer perempuan juga menujukkan peningkatan yang cukup besar. Saat ini, jumlah gamer perempuan di Asia tengah berkembang lebih cepat dibanding lelaki. Bahkan, mereka saat ini memiliki peran dan berkontribusi sebagai market utama dari game di Asia. 

Sebagai perbandingan, pada tahun 2017, dari total 1,13 billion gamers, 32% diantaranya merupakan perempuan. Sementara di tahun 2019, terdapat total 38% gamers perempuan dari 1,33 billion penikmat games. 

Jika dilihat dari negara-negara besar di Asia, persentase gamers perempuan dan laki-laki hampir sama angkanya. Tidak heran bukan, jika kamu sering bertemu dengan gamers perempuan ketika sedang bermain game apapun: 

  • India (54 juta gamers, 18% perempuan)
  • China (308 juta gamers, 45% perempuan)
  • Korea Selatan (13.6 juta gamers, 40% perempuan)
  • Jepang (18,4 juta gamers, 40% perempuan)
  • South East Asia (100 juta gamers, 40% perempuan

Gamer perempuan, di platform manakah mereka lebih sering bermain game?

Sebelumnya, terdapat masa dimana PC dan konsol gaming pernah mendominasi industri game. Namun, akses ke perangkat mobile atau smartphone yang semakin merata memberikan kemudahan para gamers untuk bermain game di manapun dan kapanpun. Bahkan saat ini, mobile telah menjadi platform paling populer untuk perempuan bermain game. 

Jika diselidiki lebih dalam, dari total sekitar 500 juta gamers perempuan yang tersebar di seluruh dunia, 95% diantaranya, atau sekitar 473 juta lebih sering menghabiskan waktu bermain game di perangkat mobile. Sementara 40% atau sekitar 201 juta cukup sering menghabiskan waktu di PC, namun hanya 2% atau 8,5 juta yang menggunakan konsol untuk bermain game. Perlu diingat, bahwa data tersebut menggabungkan gamers perempuan yang bermain di lebih dari satu platform. 

Platform mobile menawarkan pilihan yang lebih beragam dari segi judul dan genre, tidak heran jika mereka dapat menjangkau lebih banyak audience dengan cara ini. Tidak hanya menjadi pilihan pertama bagi para gamers perempuan, mobile gaming memang menjadi platform paling populer untuk gamers secara general.

Bicara soal kepopuleran tentu tak lepas dari seberapa besar gamer perempuan mau mengeluarkan uang untuk game yang dimainkannya. Tercatat, pada tahun 2019, gamers perempuan menyumbang sekitar 35% dari mobile gaming revenue. Angka ini bahkan diprediksi akan meningkat hingga 39% di tahun 2020 ini. 

Gamers perempuan ternyata juga tidak kalah dalam waktu bermain jika dibanding dengan laki-laki. Mayoritas gamer perempuan sekitar 60%, bisa menghabiskan waktu hingga 7 jam seminggu. Jika dilihat berdasarkan platform, rata-rata gamer perempuan menghabiskan kurang dari satu jam untuk sekali bermain di mobile maupun perangkat PC. 

Nah, menyinggung soal game favorit gamer perempuan di perangkat mobile, ternyata mereka memiliki ketertarikan khusus terhadap game yang memiliki judul hardcore, memiliki faktor romansa, hingga beragam karakter pilihan untuk dimainkan. Beberapa genre tersebut yakni mencakup, massively multiplayer online role playing games (MMORPGs), Anime Comics dan Games (ACGs), serta multiplayer online battle arenas (MOBAs) serta FPS hngga Battle Royale.

COVID-19 dan pengaruhnya ke peningkatan gamers perempuan

Berbicara soal kondisi dunia saat ini yang sedang dilanda pandemi Corona, aktifitas social distancing dan stay-home ternyata mempengaruhi waktu bermain game baik untuk perempuan dan laki-laki. Pada survey yang dilakukan pada bulan April 2020 kemarin di China, market gaming terbesar di Asia, ditemukan bahwa kebanyakan perempuan menghabiskan waktu di rumah dengan bermain game saat masa pandemi.

Menariknya, peningkatan ini tidak hanya sebatas waktu bermain gamer perempuan di berbagai perangkat mulai dari konsol, PC dan mobile. Tercatat juga peningkatan dalam pengeluaran uang di game akibat pandemi ini. Tidak heran jika Ma Huateng, bos Tencent ini kekayaannya meningkat berkat meroketnya saham Tencent Gaming sebesar 14 persen. 

Perkembangan gamer perempuan di Industri Esports!

Eksistensi paling jelas dari gamer perempuan yang bisa dilihat saat ini adalah kehadiran pemain atau tim esports perempuan, dimana mereka bahkan ikut berkompetisi dan bersaing dengan atlet esports laki-laki lainnya. Di sepanjang Asia dan China sendiri, kita bisa menemukan cukup banyak organisasi esports yang mulai membentuk tim yang beranggotakan pemain perempuan, bahkan mengadakan kompetisi dan liga esports khusus. 

Beberapa contoh kompetisi esports yang dikhususkan untuk perempuan adalah Female Esports League (FSL), Berpusat di Southeast Asia, FSL tengah mengadakan kompetisi esports khusus perempuan untuk berbagai game mulai dari DOTA 2, CS:GO, League of Legends, bahkan di genre mobile yakni Mobile Legends dan Arena of Valor. 

Tidak hanya itu, beberapa developer game juga secara khusus mengadakan kompetisi game mereka untuk perempuan diantaranya Point Blank Ladies Championship, Point Blank Ladies League, AOV Princess Cup, PUBG Mobile Ladies Tournament yang diadakan bersamaan dengan PINC setiap tahunnya, serta PMPL Ladies. 

Dobrakan besar juga terjadi pada BUBU Esports Tournament 2019, dimana ini pertama kalinya turnamen ladies esports memiliki prize pool yang sama dengan laki-laki yakni sebesar 290 juta Rupiah untuk kompetisi PUBG Mobile. Shinta Dhanuwardoyo yang juga chairman dari BUBU mengaku kesetaraan prize pool turnamen bertujuan juga untuk mendorong kompetisi yang menghadirkan kesetaraan gender antara pria dan wanita. 

Tim-tim esports perempuan juga mulai sering kita temukan, di Asia sendiri ada Asterisk yang menjadi tim DOTA perempuan pertama di dunia. Di Indonesia sendiri, tim-tim esports besar masing-masing juga sudah memiliki tim perempuan di beberapa divisinya, seperti Belletron Esports, EVOS Ladies, Nara Pixies, SES Ladies, hingga tim-tim lainnya. 

Empat tips untuk menarik gamer perempuan

Melihat fakta-fakta di atas, bisa kita simpulkan bahwa gamer perempuan memegang peran penting dalam perkembangan gaming yang pesat di pasar Asia. Dampaknya pada skala dunia juga tak kalah penting, mengingat saat ini sebagian besar masyarakat masih melakukan social distancing dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.  

Para pelaku bisnis atau developer games perlu mulai berpikir untuk menarik target audience yang lebih luas ini. Pertama, mereka bisa mulai melakukan implementasi fitur baru yang dapat menghadirkan elemen-elemen menarik bagi gamer perempuan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gamer perempuan lebih tertarik pada game yang memiliki jalur cerita unik, keberagaman karakter, hingga gameplay yang menarik. 

Kedua, perkembangan sektor esports tentu bisa dimanfaatkan dengan baik. Menghadirkan kompetisi esports khusus perempuan pastinya akan menarik lebih banyak gamer perempuan muncul bahkan meningkatkan kemampuan mereka untuk bersaing dengan gamer laki-laki. 

Selanjutnya, menarik Key Opinion Leader (KOL) yang beragam untuk masuk ke sektor gaming dapat memperluas jangkauan audience. Bisa saja mereka yang belum pernah mencicipi industri gaming sama sekali dapat tertarik untuk terjun bahkan memberi pengaruh pada orang-orang sekitarnya. 

Terakhir, kehadiran game-game baru yang dikhususkan untuk gamer perempuan dapat menjadi investasi jangka panjang. Belajar dari kesuksesan game-game seperti Onmyoji, Miracle Nikki, dan Jianxiaqingyuan, yang memiliki setidaknya 50% pengguna perempuan di gamenya bisa dijadikan inspirasi. Ingat, developer perlu menyentuh fitur-fitur yang menjadi daya tarik utama saat gamer perempuan memilih sebuah game. 

Setelah melihat dan mempelajari berbagai data tentang peran gamer perempuan di gaming dan esports, tidak heran jika banyak perusahaan baik itu organisasi esport, brand, hingga organizer turnamen yang sudah serius melibatkan perempuan dalam industri ini. Tentunya, keberagaman ini akan membuat industri esports punya masa depan baik dan akan berkembang lebih pesat. 

Bagaimana pendapatmu Sobat Esports, siapa aja nih gamer perempuan yang menjadi pembaca setia Esports.ID?