Esports

Riot Games Ban Pro Player VALORANT JayH karena Match-Fixing

Aldodanoza
03/05/2024 13:27 WIB
Riot Games Ban Pro Player VALORANT JayH karena Match-Fixing

Riot Games mengumumkan penangguhan sementara untuk pro player VALORANT asal Singapura yakni Wong 'JayH' Jia Heng atas kasus match-fixing, yang mana kasus tersebut membawa pro player ini untuk masuk ke leaderboard dengan cara memenangkan pertandingan secara settingan.

Uniknya, JayH sempat menghadiri VALORANT Challengers League (VCL) 2024 Malaysia/Singapore: Split 1 dengan cara menyamar sebagai pro player, sebelum dirinya ditangguhkan sementara oleh Riot Games karena rekam jejaknya yang tidak baik di VALORANT. JayH adalah 'pro player' yang menjadi bagian dari tim Disguised.

Sebelum Disguised, JayH pun sempat hadir sebagai pro player di Bleed Esports, dan Ninjas in Pyjamas, yang mana di tim esportsnya sekarang pun, Disguised merupakan tim esports yang dibangun oleh konten kreator Riot Games di YouTube bernama Disguised Toast.

Penangguhan ini terjadi pada 30 April 2024 lalu sebelum Riot Games memutuskan untuk mengumumkan penangguhan JayH di media sosial. Riot Games sudah klaim dan benar adanya bahwa JayH melakukan match-fixing, dimana Riot Games belum memberikan pengumuman lebih lanjut terkait berakhirnya masa penangguhan bagi JayH untuk berkontribusi di event Riot Games maupun turnamen pihak ketiga yang didukung resmi oleh Riot Games.

Selain JayH, ada dua pro player VALORANT yang disinyalir sebagai pemain match-fixing oleh Riot Games, yang mana rekam jejaknya sudah diendus sebelum mereka bergabung ke VALORANT Challengers 2024. Bisa jadi kedua pro player ini sudah hadir di VCT China Ascension, maupun VCL Split 1.

Di lain hal, JayH menyangkal penangguhan tersebut dan bahkan JayH bersama pihak manajemen Disguised sudah memberikan laporannya kepada Riot Games. Meski demikian hingga saat ini, masih belum ada informasi lebih lanjut terkait berakhirnya masa penangguhan mau dari pihak Riot Games maupun JayH.

Kasus match-fixing ini sudah menjadi hal lumrah di dunia kompetitif, dimana ada beberapa pemain yang memiliki poin MMR tertinggi dan bahkan mengalahkan pemain yang memiliki dedikasi tinggi untuk berkompetisi. Bahkan untuk match-fixing pun, Riot Vanguard tidak bisa menangkis kasus tersebut, dimana pihak match-fixing hanya mengakses lebih mudah dengan memiliki banyak perangkat untuk dapat bermain dalam satu match tanpa ada intervensi dari pemain lain.