Populer dengan genre tembak-tembakan, Michael "Shroud" Grzesiek ternyata tak menutup pintu bagi dirinya mencoba genre berbeda. Di saat wabah Artifact melanda dan mengiringi rilisnya yang belum lama ini, meski banyak orang memberi ulasan positif untuk permainan kartu keluaran Valve, terutama bagian gameplay dan grafik, namun Shroud malah termasuk segelintir orang yang lontarkan kritik kepada Artifact.
Apa sih kekurangannya? Shroud merasa permainan Artifact terlalu menitik-beratkan pada aspek monetisasi. Perlahan sistem seperti ini akan membuat jengah para pemain. Terutama kebutuhan pemain akan ticket bila memainkan mode Expert Constructed atau Phantom Draft. Pemain bisa memperoleh tiket bila mendapatkan tiga kemenangan di salah satu mode tersebut. Apa yang terjadi bila kehabisan tiket? Pemain harus beli!
Sistem seperti ini diibaratkan sebagai game penyedot uang, dan bukan cuma tiket saja yang diperkirakan bakal mengikis uang atau kartu kredit para pemain, karena seperti halnya game kartu sejenis maka pack dan beberapa item akan diperjualbelikan.
Shroud kemudian memberi saran kalau sebaiknya pemain diberi kesempatan atau alternatif lain mendapat tiket tanpa harus membeli. Dengan euforia pemain dengan kehadiran game kartu yang hampir "sempurna" ini, sungguh menarik melihat tanggapan orang ketika menyadari sistem monetisasi akan berdampak pada mereka nantinya. Apalagi sejak awal Artifact tidak diperuntukkan untuk free to play.
Apakah menurut Sobat Esports, Valve dan Artifact terlalu 'mata duitan'? Atau masih masuk hitungan wajar saja?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|