Penyelenggara Galaxy Battles Pasang Badan, Tim Besar Urungkan Niat

Diangkatnya status 'Major' dari turnamen Galaxy Battles II di Filipina kini berbuntut panjang. Tidak adanya jaminan keselamatan bagi para player (yang mungkin terciduk dari kebijakan drug-testing), serta hilangnya 'pendapatan' berupa Pro Circuit Qualifying Points, plus berkurangnya total prizepool yang diperebutkan, membuat sejumlah tim besar mengurungkan niat mereka untuk berpartisipasi. Meski demikian, Fallout Gaming, selaku pihak penyelenggara, via laman resmi Facebook-nya, hari Sabtu (6/1), menegaskan bentuk dukungannya terhadap kebijakan pemerintah di Filipina (oleh Games and Amusement Board of the Philippines), dan berkomitmen untuk tetap menggelar Galaxy Battles II, di Philippine Arena, 19 - 21 Januari 2018.

Beberapa hari lalu, pihak Valve telah mengeluarkan pernyataan yang merasa keberatan dengan adanya peraturan yang mengharuskan para atlet eSports peserta turnamen Galaxy Battles II untuk menjalani tes wajib anti obat-obatan terlarang. Terlebih dengan ancaman hukuman bagi mereka yang mungkin tertangkap saat pengujian tersebut, apalagi pemerintah Filipina di bawah pimpinan Presiden Rodrigo Duterte sedang gencar memerangi peredaran narkoba di negaranya.

Penggalan klarifikasi dari Games and Amusement Board di Filipina terkait kebijakan tes obat-obatan terlarang bagi atlet peserta Galaxy Battles II (selengkapnya klik DI SINI)

"Turnamennya (Galaxy Battles II - red) sendiri masih dapat berlangsung, tapi tanpa adanya keterlibatan dari Valve atau DOTA 2 Pro Circuit," bunyi pernyataan resmi Valve / Dota Team, sebagaimana tercantum di situs resmi DOTA 2, Kamis (4/1). "Pada akhirnya, kami berdiskusi dengan pihak penyelenggara agar mencari solusi untuk dapat mengadakan turnamen Major dengan tim-tim undangan maupun peserta lolos kualifikasi, termasuk cakupan poin Pro Circuit yang seharusnya tersedia dari Galaxy Battles 2018".

Fallout Gaming, bersama pihak sponsor dan pendukung lain dari turnamen Galaxy Battles II, pun akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi yang pada intinya menjamin bahwa event tetap akan berjalan sesuai jadwal, meski tidak lagi menjadi rangkaian Pro Circuit dan minus setengah dari total hadiah yang pertama digadang-gadang senilai US$1.000.000 (kini hanya menawarkan prizepool sebesar US$500.000).

"Perusahaan kami (Fallout Gaming - red) melihat kebijakan ini sebagai langkah maju menuju arah yang benar untuk legitimasi eSports," tandas perwakilan Fallout Gaming, yang tertuang pada postingan resminya via Facebook. "Sejalan dengan pemerintah Filipina, Galaxy Battles Management percaya bahwa peraturan ini akan membentuk masa depan eSports. Kami sangat yakin masih terbuka jalan untuk membangun komunitas eSports yang sehat di Asia Tenggara".

Walaupun telah diminimalisir 'kerusakannya' oleh pernyataan Fallout Gaming di atas, nyatanya turnamen Galaxy Battles II (dan kemungkinan besar event game berskala internasional lainnya di Filipina kemudian hari) telah tercoreng dan mengempiskan greget sejumlah tim besar untuk berkompetisi di sana. Mulai dari Team Secret, Virtus.pro, Team Liquid, dan OpTic Gaming, hingga Team Kinguin (yang masih harus berjuang di slot Wild Card Qualifier) ambil sikap tegas untuk mundur.

SkyVille (Champion) dan PG.Barracx (runner-up) finalis New Blood Championships, peserta Wild Card Qualifier

Tanpa kehadiran 5 tim yang disebutkan di atas, Galaxy Battles II (sejauh ini) masih layak diperjuangkan oleh deretan tim berkualitas lain seperti Newbee, OG, TNC, Infamous, LGD.FY, Evil Geniuses (Invited Teams), Team Spirit (CIS), Mineski (SEA), VGJ.Thunder (China), paiN Gaming (South America), dan dua slot tambahan yang masih diperebutkan antara SkyVille, PG.Barracx (Finalis NBC), Team Empire (Runner-up CIS), dan slot runner-up EU yang sebelumnya menjadi milik Team Kinguin.

Belum diketahui bagaimana pihak penyelenggara akan menyortir tim peserta Galaxy Battles II dengan perkembangan yang terjadi baru-baru ini, termasuk kepastian dari tim lainnya dalam beberapa hari ke depan ini. Salut buat Fallout Gaming untuk kukuh menegakkan peraturan, semoga bisa dicari jalan keluar terbaik agar bisa mewujudkan iklim komunitas eSports yang jauh lebih 'sehat' tanpa mengorbankan nilai-nilai kompetisi yang hakiki.